Matahari menyinari hutan lebat dengan sinarnya yang hangat, menembus celah-celah daun yang rimbun. Di jantung hutan yang tersembunyi, terletak sebuah panti asuhan. Panti asuhan ini merupakan tempat perlindungan bagi puluhan anak yatim yang ditinggalkan oleh nasib. Panti asuhan tersebut bernama "Panti Asuhan Harapan", karena keberadaannya yang di tengah hutan beberapa orang menyebutnya "Pohon Panti".
Di antara pepohonan tinggi dan lingkungan yang alami itu, terdengar suara riang gembira anak-anak yang sedang bermain. Mereka melompat-lompat di antara akar-akar pohon dan berlarian dengan sukacita yang menggelitik hati. Setiap anak memiliki cerita yang unik, tetapi di sini, di bawah naungan pepohonan yang lebat, mereka menemukan keluarga baru.
Tidak seperti anak lainnya yang berlarian kesana kemari, seorang anak perempuan bernama Reyna hanya duduk di bawah pohon dengan sebuah buku di tangannya. Matanya menunjukkan betapa seriusnya ia membaca, bibirnya bergerak dan mengeluarkan bisikan sesuai dengan apa yang tertulis disana.
Berkali-kali rambut sebahunya berkibar seolah-olah disapa oleh angin hutan yang merupakan teman baiknya.
"Reyna." Panggil seorang wanita muda dengan senyuman hangat.
Wanita itu merupakan pengasuh di Pohon Panti, bernama Sarah. Sarah telah memberikan cinta, perhatian, dan harapan kepada anak-anak ini yang sering kali diabaikan oleh dunia luar selama kurang lebih 5 tahun. Tidak heran jika anak-anak sangat dekat dengannya bahkan menganggapnya seorang Ibu.Reyna mendongakan kepalanya lalu tersenyum kecil. Sarah duduk di sebelah Reyna, mengelus kepala Reyna seolah-olah ia adalah anaknya sendiri. Reyna pun terlihat sangat nyaman di dekatnya.
"Lagi baca apa kali ini?" Tanya Sarah lembut.
Reyna menunjukkan sampul bukunya kepada Sarah lalu menjawab.
"Kumpulan Cerita Si Kancil." Reyna kembali membuka bukunya dan memperlihatkan salah satu judul cerita kepada Sarah. Si Kancil dan Harimau. "Mbak Sarah, apa harimau itu bodoh?" Tanya Reyna. "Kenapa dia gak bisa lihat kalau kancil itu bohong? Orang lain pasti tahu kalau lihat kotoran kerbau dan sarang tawon. Tapi kenapa dia ketipu?"
Sarah terkekeh mendengar pertanyaan tersebut membuat Reyna bingung. "Mungkin harimau itu nggak bodoh. Tapi kancilnya yang terlalu pintar berbohong. Seandainya kancil nggak berusaha menipu harimau, kancil pasti udah jadi santapan harimau. Harimau juga gak pernah ngira kalau raja punya kue dan gong. Jadi harimau tertipu karena rasa penasaran dan kerakusannya sendiri."
Reyna mengangguk-ngangguk lalu kembali menatap mata Sarah. Sarah bisa melihat dari matanya bahwa masih ada yang ingin ia tanyakan. "Jadi kalau nyawa Rey dalam bahaya, itu berarti Rey boleh bohong?"
Sarah terdiam, berpikir sejenak sebelum menjawab, "hm... Suatu saat nanti mungkin akan ada keadaan dimana kamu harus berbohong untuk kebaikan kamu sendiri. Meskipun bohong itu perbuatan yang salah, mbak rasa gak apa-apa kalau bohong untuk melindungi diri kamu sendiri. Tapi lebih baik kalau kebohongan itu nggak bahaya dan nyakitin siapapun seperti yang kancil lakuin ke harimau."
Reyna mengangguk lagi lalu kembali membaca. Ia bisa merasakan Sarah merapikan rambutnya dengan sangat lembut.
"Kok kamu nanya gitu?"
Reyna membeku, ia hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Sarah. Perlahan tatapannya berubah menjadi kosong, seperti orang melamun.Sebuah mobil memasuki kawasan panti asuhan, menarik perhatian semua orang yang ada disana. "Oh, itu pasti keluarga baru kita." Ujar Sarah setelah fokusnya teralihkan. Sarah pun berdiri dan menghampiri mobil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERCONNECTION
Mystery / ThrillerReyna Putri Pranata tidak bisa melupakan apapun---sebuah kemampuan unik yang menyebabkan luka. Sejak peristiwa mengenaskan terjadi pada Pohon Panti yang merupakan rumahnya, Reyna diadopsi oleh keluarga Anggara--- keluarga yang berkontribusi besar un...