Chapter 7. Creeping Seed

32 27 10
                                    

Helloo!

Jangan lupa follow dan votenya yaa 😙

Happy reading!

***

“Kedai Gemar. Reyna dari Kedai Gemar.”

Mata Fahri membesar karena rasa terkejut sekaligus memikirkan seluruh kemungkinan. “Wait… What?”

Ghifari memasukkan sesuap mie miliknya dengan tenang. Walaupun itu hanya mie cup, cara makan Ghifari tetap bisa membuatnya terlihat seperti memakan makanan mahal. Very demure, very mindful

“Gavin kerja disana.” 

Gerakan Ghifari terhenti, ia menyimpan sumpitnya lalu menatap mata adiknya lekat meminta penjelasan atas apa yang baru saja ia dengar.

“Tadi Gavin bilang mereka ketemu di pertigaan, apa mungkin dia bohong?” Curiga Fahri.

Ghifari masih diam, menatap Fahri dengan ekspresi yang sulit ditebak. Dia jelas tidak terburu-buru menyimpulkan kejadian ini. 

“Apa urusan Rey ke Kedai Gemar?” Tanya Fahri lagi, kali ini lebih ke dirinya sendiri, “terus ini juga… apa maksudnya ini?” Sambung Fahri menunjuk kertas yang berada di hadapan Ghifari. Ia pun kembali menyeruput mienya dengan semangat. 

Ghifari menghela napas panjang, lalu menegakkan punggungnya, bersiap untuk berbicara. “Menurut lu, apa ada alasan Gavin manggil Reyna ke Kedai Gemar? Ada yang mau mereka obrolin mungkin?”

“Maksudnya lu curiga yang ngasih surat itu Gavin?”

“Ri, Reyna bukan tipe orang yang bakal pergi sembarangan tanpa alasan. Apalagi kondisinya lagi kayak sekarang.”

“Justru itu. Gavin gak bakal manggil Reyna disaat kondisi dia kayak gini.” Balas Fahri, suaranya mulai sedikit meninggi. 

Ghifari kembali mengambil sumpitnya, namun tidak langsung ia makan. “Lu ngomong gitu seolah-olah yakin kalau Gavin tau Reyna lagi sakit.” 

“Dia tau.” Jawab Fahri cepat, “lagipula, gue percaya sama Gavin. Tapi gue juga percaya kalau kita gak tau apa-apa tentang Reyna.”

“Lu—”

“Kalau Reyna memang gak suka cerita, kenapa gak kita yang cari tahu sendiri masalah dia apa?” Saran Fahri memotong kata yang keluar dari bibir Ghifari. 

Ghifari mengangguk pelan, bibirnya tersenyum kecil. Pandangannya kembali ke mie yang mulai dingin. Dia tahu ini lebih dari sekedar rasa penasaran Fahri. Ini tentang melindungi Reyna, meskipun mereka tidak akur, Ghifari yakin bahwa Fahri akan jadi orang pertama yang meluncurkan tinju jika ada yang macam-macam dengan Reyna. 

***


“Rey!” Suara familiar memenuhi ruang inap, dengan piyama rumah sakit berwarna krem Reyna menoleh dan mendapati sosok Ghifari. Seketika ia merasa tenang. Rasa pusing dan lelah yang hinggap di tubuhnya terasa lebih baik. 

“Gimana keadaanmu? Udah baikan?” Tanyanya risau. 

“Pastiin lu bener-bener punya alasan buat kabur dari rumah.” Celetuk Fahri sebelum merebahkan tubuhnya di sofa panjang samping ranjang Reyna. 

Reyna berusaha untuk bangkit dari tidurnya, sementara Ghifari dengan sigap mengambil remot di samping ranjang, lalu mengatur posisinya agar nyaman untuk disandari. 

“Lu ngapain ke Kedai Gemar?” Tanya Fahri to the point, menciptakan kesunyian di dalam ruangan. 

“Apa Gavin—”

INTERCONNECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang