Karena penasaran, Prilly pun memutuskan menyusul Dewa yang kini sudah kembali ke ruang kerjanya.
"Hai... Ganggu nggak?" Tanya Prilly di ambang pintu. Dewa terkesiap tapi cepat-cepat ia tersenyum sembari menggeleng.
"Nggak. Kenapa?" Tanya Dewa manis dengan taburan bunga di hati. Maklum ini pertama kalinya Prilly mau bicara dengannya pasca hubungan mereka berakhir.
"Yang tadi siapa? Saudara A Dewa?" Tanya Prilly.
Bunga-bunga di hati Dewa kini mendadak bermekaran juga. Bahkan ia kini tidak mampu menyembunyikan senyumnya.
"Bukan." Jawab Dewa tenang, berharap ketenangan itu juga bisa menular pada Prilly. Maklum ia mengira Prilly cemburu.
"Terus siapa?" Tanya Prilly penasaran dan sedikit memaksa.
"Dia...."
"Pak Dewa, dipanggil Pak Anton. Itu Pak Menterinya lima menit lagi sampai." Potong Rizky, rekan kerja Dewa.
"Ohh iya." Sahut Dewa. "Pril, nanti disambung lagi ya. Aku kerja dulu." Ujar Dewa sembari berlalu keluar ruang kerjanya.
Prilly tidak merespon, ia kini malah mengatupkan rahang. Siapa cewek itu kenapa Reza kayaknya friendly banget sama itu cewek. Batin Prilly.
Terus siapanya Dewa? Apa Dewa sengaja hadirkan cewek itu untuk godain Reza? Bisa aja kan, Dewa mungkin dendam sama aku. Ehh tapi emang Dewa tau soal Reza? Batin Prilly yang mampu membuat dahinya sedikit berkerut.
Sedang di tempat lain, Asel yang baru saja turun dari ojek online tiba-tiba mendapat pesan. Sembari berjalan menuju teras rumah, Asel pun mencoba membaca pesan tersebut.
Asel menatap layar ponselnya seksama. Sebuah nomor baru masuk mengirimi dirinya pesan.
089912345688
Hai Asel. Save nomor aku ya, Reza.Kak Reza, gumam Asel.
***
Sepanjang acara, Prilly yang tidak tenang itu terus mencuri pandang ke arah Reza juga Dewa. Berbeda dengan Reza yang tidak sadar dirinya diperhatikan Prilly, Dewa sadar betul tengah dicuri pandang oleh mantan kekasihnya itu sehingga semenjak tadi dirinya mendadak tinggi rasa.
Hari ini Dewa benar-benar merasa bahagia. Ia merasa tidak sia-sia meminta Asel datang ke kantor dan bertemu Prilly. Setidaknya ia jadi tahu Prilly diam-diam risih ada perempuan lain di dekatnya.
Terlebih kini, Prilly mengirimi dirinya pesan tepat saat Dewa baru saja sampai di rumah. Dewa hampir berjingkrak kegirangan mendapat pesan dari Prilly. Pasalnya sudah lama ia tidak mendapat pesan Prilly. Bahkan pesan yang ia kirim pun tidak pernah dibalas Prilly selama ini.
Prilly
Sabtu besok ada acara nggak? Bisa ketemu?Dewa
Tentu bisa. Mau ketemu di mana?Prilly
Sukabumi coffee shopDewa
Atlet kok ngopi?!Lama tidak ada balasan Dewa pun merasa harus mengirimi gadis itu pesan lagi. Sembari berharap gadis itu tidak marah dikirimi pesan seperti itu.
Dewa
Bercanda... jangan marah, please. Oke, jam berapa?Prilly
Nggak marah. Barusan nelepon dulu Windi.Dewa menghela nafas lega membaca balasan Prilly tersebut. Senyumnya kembali mengembang.
Dewa
Mau jam berapa, nona cantik?
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Cinta
RomanceJadi bukan karena cinta? - Rachel - Semua terjadi karena cinta. - Dewa -