"A Dewa serius nggak sih bantuin aku sama Windi?!" Rajuk Prilly pada Dewa.
"Serius. Kenapa gitu?"
"Udah sampai mana? Kok Kang Reza malah jalan sama cewek itu."
"Heh?!"
"Iya. Mereka lagi jalan berdua. Nih Windi jadi sedih."
"Maaf..." Ucap Dewa. "Iya kemarin aku seharian nggak enak badan, masuk angin jadi nggak sempet mikirin atau pun ngapa-ngapain." Terang Dewa.
"Ihh A Dewa, ayo atuh keburu mereka makin deket kan?!" Desak Prilly.
"Nggak A Dewa deketin juga nggak apa-apa, tapi bantu kita misahin mereka aja." Ujar Prilly mulai putus asa.
"Iya, siap."
"Bener ya?!"
"Iya." Tutup Dewa.
Dewa menarik nafas panjang. Lalu ia sedikit memejamkan mata. Asel ketemu Reza? Batinnya yang langsung kembali meraih ponsel yang baru ia letakkan di atas meja kerjanya itu.
"Asel, kamu lagi di rumah?" Tanya Dewa to the point.
"Iya. Ada apa, A?"
"Buku catatan saya ketinggalan. Bisa minta tolong kirim pake go kirim nggak?"
"Ohh iya. Tapi buku catatannya di mana?"
"Di kamar saya. Ehh emang kamu tahu bukunya yang mana?"
"Nggak."
"Kalau gitu saya alihkan ke panggilan video ya?"
"Iya, boleh."
Dewa pun mengalihkan mode dari panggilan suara ke panggilan video. Layar Dewa pun langsung menampakkan ruang tengah di rumah yang ia beli belum lama ini.
Asel ada di rumah kok. Maksud Prilly jadi apa? Batin Dewa.
"Yang mana, A?" Tanya Asel saat ia tiba di kamar Dewa.
"Yang itu." Tunjuk Dewa asal karena memang sebenarnya ia hanya ingin memastikan saja.
"Oke, aku order drivernya sekarang ya?!"
"Iya. Makasih, Sel."
"Sama-sama." Tutup Asel.
A Dewa belakangan sering ketinggalan barang. Untung aku udah balik, kalau belum kan repot. Gumam Asel sembari membuka aplikasi pengiriman instan itu.
***
"Nyebelin ihh..." Gerutu Prilly.
"Sabar, belum nemu celah mungkin."
"Biasanya dia gercep lho."
"Ya kan biasanya status pacar, kalau sekarang beda." Cetus Windi yang membuat Prilly semakin menekuk wajahnya. "Kasih amunisi makanya biar gercep."
"Amunisi apa?"
"Ya apa kek. Ajak jalan kek, nonton kek, dinner kek. Ya kasih pancingan biar dia semangat gitu." Prilly tampak menimbang-nimbang sampai akhirnya ia menjentikkan jari.
"Bagus juga idenya. Nanti aku coba."
***
Dewa baru saja hendak beranjak saat ponselnya bergetar. Pesan dari Prilly, ia mengerutkan kening sejenak sebelum membuka pesan tersebut.
Prilly
A Dewa malam ini free nggak? Nemenin aku nonton, bisa? Windi aku ajak, nolak. Dia nggak suka film nya.Dewa
Waah sayang banget. Malam ini aku ada janji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Cinta
RomanceJadi bukan karena cinta? - Rachel - Semua terjadi karena cinta. - Dewa -