Chapter 10 - Pagi

3 3 0
                                    

    Sinar matahari mengintip di jendela kamarku, menembus kaca jendela dan gorden berwarna putih milikku. Ini hari Jum’at, hari dimana pelajaran akan lebih sedikit dan pulang menjadi lebih cepat. Aku bangun dan melihat jam ku, sudah pukul 6.

    Hari ini aku tidak buru-buru, karena akan ada festival di sekolahku, sehingga sekolah mengizinkan murid untuk datang pukul 8 paling telat.

   Perlahan aku ingat kalau aku tidak sendirian kemarin, segera aku keluar dari kamar dan melihat apa yang sedang terjadi di luar kamarku.

   “Thelo, dia masih tidur, dasar Kerbau.” Kakiku melangkah pelan mengikutinya, aku harus membangunkannya.

   “Thelo,” Aku terduduk di sofa, mencoba mengamati wajah tampan dan rahang tegasnya.

    Tanganku bergerak mencoba meraih wajah lembutnya itu, berganti ke rahang tegasnya dan pipinya yang kenyal.

   “Thelo, bangun, sudah pagi.” Bisikan lembut aku berikan tepat di telinganya. Heran, itu yang sedang aku rasakan, suaraku mendadak melembut saat berbisik padanya.

   “Apa ini? Suara lembut dan manis? Sejak kapan aku memilikinya?” ujarku penuh tawa sambil menutup mulutku.

   “Hmm.” Erangan terdengar jelas dari laki-laki yang sedang tertidur disampingku. Suaranya begitu berat, aku menelan ludah saat mendengarnya, jakunnya juga naik turun menambah kesan gagah.

   “B-bangun, sudah pagi. Kau pulanglah. Mandilah disana dan pakai seragam mu.” Karena gugup. Aku dengan segera mengatakan maksud dan tujuanku disini, namun sang pendengar hanya diam dan masih menatapku dengan posisi yang tidak berubah.

   Dia masih berada di kasur dan belum terduduk.

   “Bangun, duduklah dulu dan baru pergilah. Aku akan memberi makan anjing yang kita temukan kemarin, kasihan, dia pasti lapar.” Aku hendak bangun, tapi tanganku dipegang oleh Thelonius.

   “Kenapa kau memberi makan dia, sedangkan aku tidak? Aku juga lapar.” Dia menggosok perutnya sambil mengerucutkan bibirnya.

   Aku yakin dia pasti sangat lapar, yah dia sudah lama tidak makan sepertinya.

    “Tunggu, akan ku buatkan masakan, tapi beri makan dulu anjingnya itu, makanan untuknya ada di dekat kulkas. Cukup satu takar saja, sekarang!” ujarku cepat penuh perintah, dia pasti bingung dan mungkin minta agar aku mengulanginya lagi.

    “Bagaimana?” tanyanya pelan. Aku tertawa karena dugaanku sangat benar adanya.

   “Tidak ada pengulangan,” ujarku jahil.

   “Apa? Ayo ulang sekali saja, aku janji tidak akan memintamu lagi. Ya?” mohonnya dengan kedua telapak tangan yang disatukan.

“Kau terlihat menggemaskan ketika begitu, hahaha, baik akan ku lakukan lagi. Kau akan ku buatkan masakan, tapi beri makan dulu anjingnya di depan itu, makanan untuknya ada di dekat kulkas. Berikan padanya cukup satu takar saja, lakukan dengan cepat sekarang. Bagaimana?” tanyaku pelan dengan tawa.

“Mengerti.” Aku tersenyum sambil memotong bawang putih dan sosis. Aku akan memasak nasi goreng, mie goreng, dan mie kuah. Semoga dia tidak apa-apa makan makanan instan.

🕐

When The Time Takes You - Thessalonians Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang