Chapter 6 - Ruang Guru

6 3 0
                                    

Hariku sangat buruk, rasanya. Hari ini seperti banyak kesakitan jatuh pada diriku. Thelonius menghilang begitu saja dariku. Entah sengaja atau tidak, dia seolah menghindar.

Lagi pula kenapa dia tidak bilang padaku sih?

Aku selalu kesal dengan perilaku yang tidak jujur padaku. Memang aku tau, tidak semua hal dapat diberitahukan padaku sekalipun aku dekat dengan mereka. Namun setidaknya mereka mengabariku akan keadaannya.

"Apa sulit sekali bagimu untuk bicara hal penting padaku? Aku tidak butuh bungamu. Aku tidak butuh air mineral segar yang setiap hari kau berikan. Aku butuh cintamu, jiwamu dan ragamu. Sesederhana itu, namun sulit bagiku untuk mendapatkannya," ucapku dengan pandangan lesu. Kembali lagi berkaca-kaca, mataku berair untuk kesekian kalinya.

"Semuanya sama saja. Aku kecewa hanya karena hal seperti ini. Sejak dahulu kekecewaanku tidak jauh dari hal seperti ini." Sejenak aku merenung kenapa sejak dulu kisah cintaku tidak pernah lancar jaya seperti temanku.

"Sial, aku ingin marah." Mendadak teleponku berdering. Tertulis nama kontak yang menelponku.

"Mama Thelo? A-ada apa ya?" Thalassa langsung mengangkat telepon miliknya dan mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Mama dari Thelonius.

"Halo Ma, ada apa ya?" jawab Thalassa cepat.

"Halo Thalassa, Mama mau bertanya, kira-kira ruang guru sekolah ada dimana ya?" Pikiran Thalassa mendadak tidak enak.

Untuk apa pergi ke ruang guru? Apa terjadi sesuatu pada Thelonius.

"A-ada di dekat ruang kantin sekolah Ma, kalau dari pohon Trembesi nanti lurus saja ke ruang yang kacanya bening. T-tapi kalau boleh tau ada apa ya Ma?" tanya Thalassa gugup.

"Ada sedikit urusan Thalassa cantik." Thalassa ber-oh ria dan dia berterima kasih lalu mematikan telepon yang sudah menyala sejak tadi.

"Entah kenapa aku tidak percaya. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Oh Tuhan kenapa aku terlalu penasaran?" gerutunya sendiri kepada dirinya

"Semuanya pasti baik-baik saja kok, apa lebih baik aku kesana juga ya?" Thalassa menyimpan headphone miliknya dan segera beranjak dari tempatnya sekarang, yaitu yang masih berada di rooftop. Dengan kecepatan super, Thalassa turun dari tangga dan segera menuju ke ruang guru sekolahnya.

"Mama!" Teriakan yang terdengar nyaring membuat Mama segera menoleh ke arah Thalassa.

"Thalassa, kamu sudah lama tidak main di rumah Thelonius loh. Kemana saja?" Thalassa mengerucutkan bibirnya.

"Sebenarnya Thalassa itu tidak kemana-mana, Thelonius saja yang tidak mengajak Thalassa kerumah." Mama tersenyum dan dengan segera mengusap kepala Thalassa yang lembut itu.

"Hahaha, tolong dimaklumi ya. Semenjak mulai remaja, Thelonius memiliki banyak kesibukan di gereja," ungkap Mama.

"Iya Ma, Thala mengerti kok," ujar Thalassa dengan santai sambil tersenyum.

"Manis sekali, ya sudah Mama duluan ya mau segera mengurus soalnya." Mama berpamitan dan masuk ke ruang guru sekolah. Thalassa segera kembali ke kelasnya. Sekarang sudah saatnya istirahat kedua, jadi Thalassa tidak dimarahi saat kembali ke kelas.


🕐

When The Time Takes You - Thessalonians Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang