CHAPTER 15

228 24 0
                                    



Kalian pikir aku akan mengikuti festival?

Tentu saja Tidak!, aku kan mc ya kan?, pasti ikut festival ya kan?. Tapi aku mager, mending turu. Iya gk sich?.

Maka dari itu, aku bertujuan... Untuk mencuri salah satu rokok mamakku untuk dijual di pasar gelap. Karna harga rokok dia gak ngotak. Apalagi salah satu rokok termahal tahun ini.

Jadi saat dia sudah pergi dari beberapa menit yang lalu, aku berjalan menuju bagian utara, alias lokasi dari kantor kerjanya. Biasalah, aku kan sukak mencuri barang berharga. Kalau dianggurin sayang banget tau rokok semahal itu!.

"Mau kemana neng?"

"ANJENG!"

Kepalaku otomatis menatap kearah belakangku, ternyata anak pembantu. Meresahkan sekali.

"Ini... M- Mau itu.."

"Mau apa?"

Dia malah nanya!, mana mungkin aku bilang mau nyuri rokok mamak sendiri, yang ada mulutnya langsung gecor ngelaporin ke mommy aku itu.

" Mau ambil rokok di meja Mommy, mulutku lagi nganggur, mau merokok."

Aku menjawab dengan alakadarnya. Dia mengangguk percaya, karena memang kebanyakan anak mamakku— maksudku keluarga ini kebanyakan gak normal, apalagi permintaanku yang gak wajar untuk anak segini, mereka menganggap hal itu wajar karena sudah mengalami hal gak wajar menjadi wajar. Contohnya Aku.

"Begitu... Mulut anda menganggur yah?"

Dia bertanya lagi, jujur aja nih yah. Pengen aku gampar sebenarnya gara² dia banyak nanya. Tapi satu masalah yang menghalangi tanganku untuk menggamparnya. Dia ganteng. Sangat ganteng.

Lihat rambut blonde curly yang sedikit panjang menghiasi kepalanya, bulu matanya panjang dan elegan, matanya biru sebiru laut di pantai Lucky bay.

Jujur, dari sekian banyak pria dengan rambut blonde curly dan mata biru sepertinya, baru kali ini aku menemukan pria yang memiliki ciri² yang sama, tapi entah kenapa jauh lebih elegan dan tampan, dengan sikap yang tenang dan elegan. Walau begitu, tuhan menghadiahi nya dengan bola mata berwarna biru yang jauh lebih indah dibanding pria mata biru lainnya.

EKHEM. Ayo jauhkan pemikiran itu dulu.

"Em... Halo?"

Dia mulai melambaikan tangannya dengan lembut didepan wajahku, aku yang melamun hanya karena menatap matanya yang indah itu mulai mengedipkan mata beberapa kali.

"Em.. Gak papa, aku cuman melamun gara² matamu terlalu indah."

"Begitukah?, mata anda juga indah, Nona (Name). Bahkan lebih indah dan langkah dariku yang hina ini."

Astoge tertoge-toge. Dia merendahkan dirinya sendiri, Jujur aja nih yah. Kalok dia gak ganteng² amat, mungkin bakal aku gampar-gamparin dia di detik ini juga karena manusia dengan mata biru seindah miliknya malah merendahkan diri.

"Hehe, mata kita sama² indah, gak perlu merendah diri seperti itu. and By the way.. Bagaimana kalau kau menemaniku mengambil rokok?"

"Mengambil rokok?, saya bisa saja menerima ajakan anda. Tapi sebagai ganti, jawablah pertanyaan saya dulu.."

"O-..oh!, yang tadi?. Apa yah?"

Aku yang tadi lupa malah bertanya lagi padanya, tadi dia nanya apa yah?

Mantan!? [Boboiboy x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang