11. Rencana Tak Sesuai Harapan

601 60 0
                                    

Mentari yang bersinar dan terdengar suara kicauan burung. cahaya yang masuk kedalam cela jendela tak membuat sepasang anak adam tidak terganggu dalam tidurnya. Renjun menggeliat dalam tidurnya, perlahan-lahan kedua mata serupa rubah itu akhirnya terbuka. Renjun membuka kedua matanya sembari mengerjapkan kedua matanya.

"eugh."

Renjun menggeliat dalam tidurnya dan entah kenapa ia merasakan tubuhnya sakit semua terutama pada bagian bawahnya. ia pun melirik di sampingnya, ia melihat Jaemin masih tertidur dengan kedua tangan kekar dominan memeluk pinggang rampingnya. Renjun melihat bagaimana keadaan tubuh Jaemin yang polos yang hanya ditutupi oleh selimut.

"kenapa pangeran tertidur seperti ini, bukankah pangeran tidur memakai baju piyamanya."

Renjun semakin curiga dibuatnya, ia melihat kedalam selimut untuk memastikan apa yang terjadi semalam, dengan pelan dia membuka selimut yang mereka pakai dan berakhir Renjun terkejut melihat keadaan keduanya.

"tidak hikss kenapa jadi seperti ini hiks kenapa aku bodoh sekali tidak bisa menjaga diriku, padahal aku sudah berjanji kepada diriku, untuk tidak melakukannya karena aku tahu bagaimana liciknya mereka hikss."

Renjun semakin menangis dan itu membuat Jaemin terusik dalam tidurnya karena mendengar suara tangisan dari submisif cantik itu.

"eughm~" Jaemin melenguh dalam tidurnya, ia mengerjapkan kedua matanya. dengan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul ia melihat pada Renjun yang menangis.

"Renjun." panggilnya pelan. Renjun bisa mendengar namanya dipanggil tapi Renjun masih menangis meratapi keadaannya. Jaemin langsung tersadar setelah mendengar suara tangisan pilu dari submisif cantik itu.

"Renjun."

Jaemin membulatkan kedua matanya setelah melihat sang submisif menangis. ia pun pelan-pelan duduk sembari menyandarkan punggungnya di kepala kasur.

"hikss kau jahat kenapa kau tiba-tiba melakukannya kepadaku sialan!!!. kau jahat aku menyesal bisa jatuh cinta sama orang seperti kamu!!!."

Renjun berteriak dan menangis dengan histeris. kedua tangan mungilnya memukul dada bidang telanjang milik dominan.

"kau bereng kau jahat sialan!!!."

"Renjun tenanglah." Jaemin berus lembut agar submisif itu tenang tapi Renjun tak peduli, ia menangis dan memukul Jaemin.

"Dasar berengsek!!!."

"RENJUN!!."


Jaemin yang sudah habis kesabarannya langsung membentak Renjun. Renjun langsung setelah mendengar suara bentakan dari Jaemin. Renjun menatap menundukkan kepalanya, ia takut melihat tatapan datar dari Jaemin karena tatapan itu begitu menusuk. Jaemin yang melihat Renjun seperti ketakutan melihat dirinya, ia pun hanya bisa menghela napas setelahnya ia mengangkat lembut tengkuk Renjun. Jaemin melihat submisif cantik itu masih menangis sesugukan. ia pun menghapus kedua mata sembab Renjun dengan jarinya.

"maaf aku tak bermaksud membentak mu tadi." ucapnya merasa bersalah kepada Renjun. tapi Renjun hanya diam dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

keduanya hanya saling diam, Jaemin diam memperhatikan Renjun yang hanya menundukkan kepalanya. ia sama sekali tidak tahu apa yang ada dalam pikiran submisif cantik itu. apakah Renjun menyesal telah menyerahkan dirinya kepadanya? itulah salah satu yang ada di benak Jaemin.

"Renjun."

Renjun melihat kearah Jaemin. Jaemin mulai membuka suaranya sembari menghela napas.

"apakah kau menyesal menyerahkan dirimu kepadaku?"

Married With Busniess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang