18. Tertekan

578 66 16
                                    

Karina tersenyum menyeringai melihat Renjun masih tidur dengan tenangnya. ini adalah kesempatan untuknya untuk menghabisi Renjun sekarang juga. Karina mengambil satu botol kecil yang isinya adalah racun, ia menyuntikkan cairan racun dengan menggunakan jarum suntik. Cairan racun itu telah terisi sempurna, setelahnya Karina mulai menyuntikkan racun ke dalam infus Renjun.

"Karina."

Karina terperanjat kaget melihat Renjun sudah membuka kedua matanya. jarum suntik yang berisi cairan itu jatuh begitu saja saat melihat Renjun sudah bangun. Renjun menatap Karina dengan tatapan yang sulit diartikan. pintu kamar mandi terbuka, Jaemin langsung melihat ke arah Renjun yang sudah bangun.

"kamu sudah bangun ya." Jaemin menghampiri Renjun lalu duduk di dekat ranjang sambil mengelus lembut rambut halus Renjun dan dibalas anggukan kepala Renjun.

Karina merasa gugup karena tatapan Renjun semakin curiga kepadanya.

"Karina, kamu kenapa kelihatan gugup?" tanya Renjun bingung.

"ti... tidak aku tak gugup Renjun hehe. itu hanya perasaan kamu saja."

Renjun masih menatap Karina. tatapan itu semakin membuat Karina takut apalagi sekarang jarum suntik masih ada di bawah tempat tidur Renjun.

Sial kenapa tatapannya penuh dengan kecurigaan, sial hari ini rencanaku gagal lagi.

"oh ya Ren, ini aku bawakan buah untukmu dimakan ya." Karina memberikan sebuket yang isinya berbagai macam buah.

"apa buah itu ada racunnya?"

sialan kau Renjun kau ingin menantang ku ya.

"ti...tidak ini buah aku beli tadi di dekat rumah sakit ini."

Renjun hanya menganggukkan kepalanya dan Jaemin masih tetap setia menemani sang istri yang masih melihatnya.

"mau makan buahnya, biar aku kupas buahnya untukmu."

"tidak perlu buang saja buah itu, aku tak sudi menerima hadiah dari orang jahat dan gara-gara dia aku kehilangan anakku."

"Renjun kau."

Jaemin hampir saja meninggikan suaranya pada Renjun. Renjun melihat ke arah Jaemin dengan mengerjapkan kedua matanya tatapan polos itu membuat Jaemin tak tega menyakiti Renjun tapi itu tak semua mungkin memang kenyataannya Jaemin sering menyakiti Renjun sampai mentalnya sekarang terganggu karena Jaemin terus menyalahkan Renjun karena kecerobohan dirinya tidak becus menjaga kandungannya.

"kamu ingin marah lagi sama aku atau kau ingin menyalahkan atas kesalahan fatal yang aku buat."

Jaemin jadi tak tega melihat Renjun mulai menangis kembali, ia langsung memeluk tubuh mungil submisif cantik itu. Renjun memberontak untuk melepaskan pelukan Jaemin darinya dan itu tak luput dari perhatian Karina. Karina harus mencari cara untuk mengalihkan perhatian nya pada Jaemin.

"auh perutku sakit."

"Karina, kenapa dengan perutmu."

"perutku sakit Jaem." ucapnya sambil berpura-pura nangis.

Renjun hanya memutar bola matanya malas. ia cukup sadar kalau sekarang Karina ingin mencari perhatian kepada Jaemin.

"kamu tunggu disini ya biar aku panggilkan dokter."

"tidak usah disini, kau bawa saja Karina pergi dari kamar ini. aku ingin sendiri jangan buat keributan disini."

"Renjun kenapa kamu berkata seperti itu?" tanya Jaemin tidak percaya tiba-tiba Renjun mengusir Karina.

Tapi Renjun tak peduli, ia langsung membelakangi Karina dan Renjun yang posisinya sekarang sedang berbaring ditempat tidur.

"pergi kalian jangan ganggu aku."

Married With Busniess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang