Enjoy ~
.
.
.
Sekarang Oliv berangkat sekolah bersama dengan Max. Entah apa yang di impikan oleh kakak satunya ini sehingga mau mengantar dirinya sekolah.
Awalnya seperti biasa, dirinya akan berangkat bersama Adrian seperti kemarin, tapi Max begitu memaksa, jadi mau tak mau Oliv membiarkan saja.
"Oliv bodoh ya?" Tanya Oliv tiba-tiba. Dirinya masih kepikiran dengan ucapan sang mommy.
Max menunduk sekilas, lalu kembali menatap kearah depan "tidak, kau pintar, tapi ya.. cukup bodoh" jawabnya asal. Dia tak tau harus menjawab apa, dirinya saja bingung, ingin menjawab bodoh, dia merasa Oliv tidak sebodoh itu, ingin menjawab pintar, dirinya tidak mau Oliv ber besar kepala.
Oliv mengangguk setuju "benel kan? Oliv tidak bodoh tau~" ucap Oliv dengan tersenyum cerah.
"Kau senang?" Tanya Max dengan raut wajah herannya. Apakah jawaban yang dirinya berikan membuat Oliv senang?
"Apakah kau kesal? Atau.. marah?"
"Kesal sama malah kenapa?"
"Karena kami bersikap aneh."
"Um.. kalian aneh. Oliv tidak suka sama tidak nyaman... Lebih suka belsama mama" dirinya tidak marah, namun hanya merasa tidak nyaman jika berada di dekat mereka.
Max diam, dirinya merasa tidak suka saat Oliv berkata tidak nyaman bersama mereka. Apa yang salah dengan perlakuan mereka? Bukankah mereka melakukan ini semua untuk Oliv? Mereka hanya ingin Oliv menjadi perempuan hebat nantinya, bukan manja, bodoh dan kekanak-kanakan seperti ini.
"Sudah sampai, turun sana" ucap judes Max.
"Tidak sampai Oliv tulun sendili kakak"
Max mengulum bibirnya menahan senyum, Oliv sungguh menggemaskan. Menaruh tangannya pada ketiak Oliv dan mengangkatnya.
"Sudah, sana masuk"
Oliv mengangguk dan melambaikan tangannya "selamat jalan.. hati-hati dijalan kakak~"
"Oliv..."
Mendengar suara yang begitu familiar ditelinga nya membuat Oliv langsung berbalik.
"Teman-temannya Oliv.." matanya berbinar cerah dan segara berlari kearah mereka.
"Apa kabal? Baik tidak? Oliv baik loh~"
Mereka terkekeh mendengar pertanyaan formal dan polos itu. "Baik kok. Ayo masuk kelas, kita nungguin kamu loh dari tadi~" ajak Riana dengan menggandeng tangan mungil Oliv.
"Maaf Oliv telat ya? Oliv telat bangun tadi loh~"
"Gak kok, kita baru aja sampai" Oliv mengangguk menanggapi ucapan Dian.
Sampai kelas, Oliv langsung saja mendudukkan dirinya pada bangku. Menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan, dia masih saja mengantuk. Apa yang harus dia lakukan sekarang!?
"Oliv kenapa?" Tanya Nia penasaran, tumben sekali Oliv seperti ini. Ya, walaupun mereka kenal dari kemarin, itu sudah terlihat jelas kalau Oliv anaknya aktif.
"Oliv ngantuk huhuhu~ kemalin tidak bisa tidul Oliv kalena tidak ada mama"
"Anak mama banget ya~" kekeh Dian merasa lucu dengan mata Oliv yang terlihat sayu menatap mereka.
Oliv mengangguk "um, namanya juga anak mama, jadi anak mama lah. Masa anak kuda, gimana sih Dian"
Mereka speechless mendengar jawaban Oliv. Bukan itu yang Dian maksud, tapi ya sudahlah, namanya juga Oliv, polos namun juga odoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Olivia Xavier Helton ||END✓
Short Story"Ugh ini dimana?" Dirinya langsung saja terduduk dan meneliti sekitar. "Ini bukan lumah Oliv" "Ini kamal bukan milik Oliv bukan lumah Oliv sama mama sama papa" "Hiks mama papa~" tangis nya, apakah kedua orang tuanya membuangnya? "Hiks jangan buang...