Author Pov
🍁🍁🍁
Malam itu, Leana mencari dimana tunangannya berada. Namun ia tak menemukan David dimanapun, akhirnya dia membuka ponselnya dan mulai melihat aplikasi pelacak yang dipasangnya diam-diam di ponsel David.
Setelah berhasil menemukan keberadaannya, Leana langsung pergi ke lokasi tersebut dan melihat David tengah menaiki kudanya. Seorang diri pada malam hari.
Leana mengikuti tatapan David yang tertuju pada sebuah mobil hitam. Bukannya menemui David, Leana malah mengikuti mobil hitam tersebug yang akhirnya berhenti di sebuah rumah sakit.
Beberapa orang keluar dari sana termasuk Keira.
Hatinya mulai panas, akhirnya dia tau siapa yang David lihat dengan tatapan itu tadi.
Tak ingin membuat keributan, akhirnya Leana kembali ke hotelnya dan menemui David.
"Kamu abis nemuin Keira kan?" ucap Leana to the poin.
David mulai bergidik ngeri dengan ucapan Leana. Ada apa dengannya? Kenapa dia bisa se'overprotektif ini?
"Kamu ngikutin aku?"
"Iya. Kenapa?" David tak habis pikir dengan ucapan Leana. Tak ingin menghiraukan ucapan Leana, David pergi begitu saja.
Namun Leana pergi ke dapur dan mengambil sebuah pisau disana.
"Leana, kamu mau ngapain?"
Leana mengarahkan pisau yang ia pegang ke nadi ditangan kirinya.
"Kenapa sih kamu gak bisa maafin aku dan kembali sama aku?"
"Leana tenang... Jangan lakuin hal bodoh! Sekarang aku sama kamu, kita bakal tunangan." David mencoba menenangkan.
"Terus kenapa kamu masih ketemu sama Keira? Daripada harus liat kamu sama dia, lebih baik aku mati."
"Leana, Stop!!"
David langsung berlari pada Leana dan memegang pisau tersebut dengan tangan kosongnya. Membuat darah bercucuran ditangannya, akibat menahan sikap konyol Leana.
Leana yang melihat hal itu, langsung melepaskan pisau tersebut dan terjatuh ke lantai.
"David," kini, Leana yang berbalik mengkhawatirkan David. "David tangan kamu. Maaf David, maafin aku. Ayok kita ke dokter. Cepet!!"
David menahan tangan Leana dan memeluknya, namun sebenarnya David tengah menenangkan Leana agar tak bersikap konyol lagi.
Leana tengah menangis sekarang. Ia menyesali perbuatannya yang malah menyakiti laki-laki yang ia sayangi.
.....
Hari pertandingan pun tiba, kini Keira dan Neti tengah duduk di tribun. Menyaksikan pertandingan Indonesia dan Arab saudi yang sudah berjalan setengah pertandingan, namun masih di skor 0-0.
Disela pertandingan terlihat Keira yang seperti gelisah, keringatnya bercucuran, wajahnya pucat, dan seperti menahan sakit.
"Keira, lo kenap,"
Belum selesai Neti menyelesaikan ucapannya, Keira sudah lebih dulu pingsan. Membuat penonton yang berada di sekitarnya berkerimun seketika.
Nathan yang melihat hal itu, langsung hendak berlari ke arah tersebut. Ia memang sudah melihat jika Keira sedang tidak baik-baik saja. Namun Ridho menghentikannya.
Ridho menggeleng pada Nathan, karna pertandingan akan segera dimulai.
"Focus Nath, semua akan baik-baik saja." Ucap sang Kapten.
Rupanya, Ridho pun berpikir demikian seperti Nathan. Sebelum Keira pingsan, dia sudah berpesan pada salah satu temennya yang ternyata Dokter, dan duduk tak jauh dari Keira.
Natham sedikit tenang. Dan semoga hal ini tak mengganggu pertandingannya sekarang.
....
"Perkenalkan, saya Rio. Temen Rizky Ridho yang kebetulan seorang Dokter. Ridho berpesan pada saya, saat jeda tadi. Karna dia sedikit khawatir dengan temannya yang sepertinya sangat mengkhawatirkannya Keira?"
"I-iya. Dia Keira. Saya Neti, teman Keira."
Sekarang Neti dan Keira tengah berada di klinik stadion. Untunglah pihak stadion mengijinkan Rio menangani dan meminjam klinik untuk memberi infusan pada Keira.
Dan akhirnya, mereka hanya melihat pertandingan lewat televisi. Neti tak tega meninggalkan Keira sendirian. Rio pun tak mau pergi, sedangkan Keira belum sadar. Karna itu janjinya pada Ridho.
Tak lama, Keira tersadar. Dia kekeh ingin melanjutkan menonton di tribun, namun Rio menolak keras. Karna hal itu mungkin akan membuat Nathan tambah khawatir.
Akhirnya Keira mengiyakan ucapan Neti dan Rio. Rio berpamitan sebentar untuk menonton di tribun, dan di persilahkan.
Rio janji akan kembali setelah pertandingan selesai, dan berpesan pada Keira untuk tidak memaksakan diri ke stadion.
"Tonton saja lewat televisi, oke?" Ucap Rio yang di angguki oleh Keira, sebelum akhirnya pergi.
...
To be continue...

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Perfect Story
FanfictionAku tidak tau apa kisahku sebenarnya. Entah itu gelap, hitam, abu-abu sekalipun, aku akan tetap mencari kisahku sebenarnya. Karna aku tau, dalam gelapnya kisahku, akan ada cahaya yang menerangi hidupku.