[EPILOG]

163 4 0
                                        

Keira Pov

🍁🍁🍁

Semua serba putih saat aku membuka mataku.

'Apa aku sudah mati?' pikirku.

Tapi tak lama aku mendengar sebuah suara yang memanggil namaku. Membuatku kembali pada pandangan nyata, dan melihat sosok seorang laki-laki yang tak sengaja ku temui beberapa pekan lalu.

"Nathan," lirihku.

Aku tidak tau dia bisa mendengar suaraku atau tidak karna aku sedang memakai alat.. entahlah. Banyak sekali alat di tubuhku.

Aku melihat Nathan berlari ke luar ruangan dan tak lama ia kembali dengan seorang Dokter.

Dokter memeriksa mataku, tekanan jantungku dan lain-lain.

"Syukurlah, sepertinya nona Keira sudah melewati masa kritisnya." Ucap sang Dokter yang di sambut bahagia Nathan.

Tak lama, dua sahabatku yaitu Neti dan Ria datang. Aku masih belum bisa berkata panjang lebar. Jujur, aku merasa tak bertenaga sama sekali.

Setelah beberapa jam, tenagaku mulai terisi. Aku mulai bertanya apa yang terjadi. Dan kenapa aku bisa di sini.

Betapa syoknya aku mendengar dari Neti, jika aku koma selama dua hari.

Aku tidak terlalu ingat apa yang terjadi sebelum aku koma. Aku mencoba bertanya, namun Ria dan Neti seperti menyembunyikan sesuatu.

"Kayaknya, gue sama Ria mesti beli makanan dulu deh. Lo lapar kan?"

"Eh, eh, tunggu..."

Belum selesai aku bertanya, Neti dan Ria pergi begitu saja meninggalkan aku dan Nathan.

Tapi kenapa banyak sekali yang sepertinya aku lupakan. Belum lagi bahu tanganku yang sepertinya terluka, tapi aku tidak tau bekas lupa apa.

"Nathan, ada apa?" Aku bertanya, karna pasalnya, sedari tadi Nathan melihatku seolah banyak sekali yang ingin dia katakan.

"Kamu gak inget kejadian beberapa hari lalu?"

Aku mencoba mengingat, namun yang ada, kepalaku malah sedikit sakit, bersamaan dengan sakitnya bahuku.

Seketika beberapa ingatan terbesit dikepalaku.

"Keira, its okey?"

"David.. Nathan, David? Dimana David?"

Aku sedikit histeris mengingat samar-samar David tertembak oleh Leana. Dan penyebab aku disini adalah karna kejadian itu juga.

Nathan tak mau menjawab pertanyaanku. Dia malah diam, yang membuat pikiranku tak karuan.

Aku ingin turun dan keluar dari ruangan ini, namun Nathan mencegahku dengan memelukku agar tak turun dari tempat tidurku.

"Maaf Keira.. Maaf.."

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Nathan, membuatku langsung menangis histeris. Dan tak tau apa yang terjadi selanjutnya.

.....

Kini, aku bersama Nathan tengah berada di depan orang yang sangat ingin ku temui. David.

Lebih tepatnya di depan sebuah makam yang masih dipenuhi bunga warna warni.

Aku sudah meletakan sebuah bunga yang biasa David berikan padaku. Yaitu mawar biru.

David bilang, mawar biru itu melambangkan sebuah kebahagiaan. Dia selalu berdoa agar aku bahagia, dimana pun aku berada.

Sekarang, aku ingin David juga bahagia, dimana pun ia berada.

Terimakasih, sudah pernah singgah walau sebentar.

Terimakasih, untuk memori dan setiap kisah yang kamu ukir, walau tak pernah sedikitpun aku berpikir kita akan berpisah dengan cara seperti ini.

Kisahku denganmu memang bukanlah kisah sempurna, tapi kali ini ijinkan aku membuat kisah sempurna dengan laki-laki yang pernah kau suruh menjagaku baik-baik.

'Selamat jalan David.'

.....

The End!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not Perfect StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang