Nathan Pov
🍁🍁🍁
Aku tidak tau takdir macam apa yang membawaku pada wanita sekuat Keira.
Ditengah berita yang menerpanya. Dia sama sekali tak menampakan hal itu. Memberi klarifikasi, mengadu pada sosial media bagaimana rasa sakit di hatinya, atau datang ke acara televisi yang kudengar banyak sekali tawaran tersebut.
Namun Keira tak menghiraukan hal itu. Yang ku tau, dia hanya menjaga privasi hidupnya dengan baik dan hanya ingin menikmati hidupnya dengan nyaman.
Jujur, aku merasa kasihan sekaligus kagum dengan kisahnya yang bahkan aku tidak tau itu benar atau tidak. Tapi, kurasa itu bukan hak ku untuk mencari tau itu.
Seperti kataku, Keira benar-benar menikmati hidupnya dengan nyaman.
Sekarang aku dan Keira tengah berada di sebuah kawasan permainan out door.
Beberapa kali dia mencoba permainan anak kecil. Aku tidak tau Keira melakukan itu untuk melupakan masalahnya yang memang sekarang tengah menimpanya, atau memang hanya menikmati liburannya.
Karna katanya, bulan ini dia akan menghabiskan waktunya untuk berlibur.
"Ayok pulang." ucap Keira setelah menaiki beberapa permainan.
"Sudah selesai?" Keira mengangguk.
"Gak ada yang menantang." memang benar. Ini adalah zona permainan anak sekolah dasar. "Kapan kamu tanding ke Arab saudi?" tanyanya tiba-tiba.
"Minggu depan. Tiga hari lagi aku akan berangkat kesana. Kamu akan menonton bukan?"
"Pasti donk. Aku juga mau berkuda di padang pasir sana."
"Berkuda?" Keira kembali mengangguk. "Kamu bisa berkuda?"
"Terakhir berkuda mungkin enam bulan lalu."
"Apa tidak berbahaya?"
"Sedikit. Tapi aku suka itu."
Aku hanya mengangguk mengerti. Walaupun sebenarnya sedikit khawatir dengan hobi Keira yang bisa di bilang ekstrem ini.
"Kalau begitu, ayok kita berangkat bersama." Keira mengangguk antusias. Membuatku semakit tak sabar menantikan hari itu.
****
Hari itupun tiba, namun sayangnya aku dan Keira tidak bisa berangkat bersama dalam satu pesawat. Karna ternyata, kami di sediakan pesawat khusus oleh penyelenggara.
Sedangkan Keira akan menyusul beberapa jam kemudian.
Setelah sampai di bandara dan menuju ke hotel tempat kami menginap, aku langsung merebahkan diri di kasur. Dan tertidur sebentar.
Kurasa aku baru tertidur sebentar, namun setelah ku bangun, ternyata hari sudah mulai gelap.
"Justin, jam berapa sekarang?"
"Pukul sembilan malam. Ada apa?"
Aku yang kebetulan sekamar dengan Justin, tak menjawab pertanyaannya. Dan langsung pergi ke luar hotel. Namun siapa sangka, aku bertemu dengan orang yang kucari.
Keira, baru saja turun dari taksi dan membawa kopernya yang diturunkan dibagasi.
Aku langsung mendatanginya dan membantu membawa kopernya.
"Sorry Keira, aku ketiduran." aku memang berjanji akan menjemputnya di bandara.
Keira hanya tersenyum, tak menjawab dan melirik seseorang yang baru keluar dari taksi yang ia tumpangi.
"Hallo, Saya Neti. Teman Keira." aku menjawab uluran tangannya.
"Nathan."
"Iya. Saya tau." katanya sambil berpamitan untuk ke kamar lebih dulu. Sedangkan aku dan Keira memilih untuk berjalan-jalan sebentar.
"Sebaiknya kamu ke kamar, kamu pasti lelah."
"Iya sih. Tapi sebentar,"
Keira berlari ke sebuah tempat eskrim yang berada di sebrang hotel.
Ia membeli beberapa eskrim, untuk stok di kamarnya. Katanya.
Setelah itu, kami berpisah di lift. Karna kamarku dan Keira memang berbeda lantai.
Namun ada yang tak asing disini, aku melihat wanita yang ditemui Keira di di kursi penonton bersama dengan seorang laki-laki. Kurasa dia adalah David. Mantan Keira.
Aku melihatnya di berita di sosial media.
Pikiranku terbuyarkan. Bagaimana jika Keira melihat mereka berdua disini.
Takdir apalagi yang sedang Keira hadapi. Aku tidak mau melihatnya sedih lagi, akibat laki-laki breng*ek sepertinya.
....
Keesokan harinya, Coach belum memberikan kami latihan, dan malah menyuruh kami berlibur disini hari ini.
Kesempatan itu kugunakan untuk mengajak Keira keliling Arab Saudi, namun ternyata dia sudah punya rencara untuk berkuda.
Kupikir ucapannya hanya bercanda, ternyata Keira benar melakukannya sekarang.
"Ayok." akhirnya aku, Keira, Neti dan Justin berangkat bersama ke padang pasir.
Aku terpaksa mengajak Justin, atas permintaan Neti. Untunglah dia tertarik untuk ikut.
Neti menyuruhku untuk ikut karna katanya takut ada apa-apa dengan Keira. Mengingat, semalam dia bertemu dengan David dan Leana. Pikirannya pasti sedang kacau sekarang. Aku bisa melihat itu di wajahnya.
Aku tidak tau darimana Justin belajar berkuda, namun sekarang dia tengah berlari dengan kudanya bersama Keira.
Sedangkan aku dan Neti hanya bisa menunggu mereka disini. Aku memang tidak punya pengalaman berkuda, tapi kurasa aku bisa melakukannya jika belajar sekali saja.
Akhirnya aku memberanikan diri dan mulai belajar berkuda.
Ternyata tak sesulit itu. Aku langsung bisa mengendarainya walaupun belum sepenuhnya bisa.
Keira sudah berlari jauh kesana bersama Justin. Aku mencoba mengejar mereka, dibuntuti oleh pelatih khusus dibelakangku.
.....
To be continue...

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Perfect Story
FanfictionAku tidak tau apa kisahku sebenarnya. Entah itu gelap, hitam, abu-abu sekalipun, aku akan tetap mencari kisahku sebenarnya. Karna aku tau, dalam gelapnya kisahku, akan ada cahaya yang menerangi hidupku.