Requested by estehmercon
.
.
.
.
Wooyoung selalu datang tepat waktu setiap pagi, meskipun Seonghwa tahu ada banyak hal yang bisa menahan langkahnya di sepanjang jalan.
Jalanan kota yang macet, gang-gang sempit yang tak terduga, dan kendaraan-kendaraan yang tidak sabar seringkali membuat perjalanan menjadi lebih sulit. Namun, Wooyoung selalu tiba di depan pintu rumah Seonghwa tepat pukul tujuh, dengan senyum di wajahnya dan setelan hitam yang rapi.
"Ke mana tuan ingin pergi hari ini?" tanya Wooyoung dengan nada hormat saat Seonghwa masuk ke dalam mobil.
Seonghwa menatapnya sejenak. Ada sesuatu yang menenangkan dari suara Wooyoung—lembut, tenang, seperti arus sungai yang mengalir dengan mantap. "Kantor dulu, seperti biasa," jawab Seonghwa sambil menghela napas panjang. Pekerjaan di kantor tidak pernah menjadi sesuatu yang menyenangkan. Selalu ada berkas yang harus ditinjau, rapat yang harus dihadiri, dan keputusan-keputusan yang harus diambil.
Wooyoung mengangguk, menghidupkan mesin mobil, dan mulai menyusuri jalan-jalan kota. Saat Seonghwa duduk di belakang, ia menyadari bahwa Wooyoung berbeda dari pengemudi lain yang pernah ia miliki. Wooyoung tidak hanya sekadar menjalankan tugasnya dengan profesional, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam sikapnya—ketulusan dan dedikasi yang nyata.
Suatu hari, saat mereka terjebak di kemacetan, Seonghwa mengamati Wooyoung melalui kaca spion. Pria itu sedang fokus menyetir, tangannya memegang setir dengan tenang. Ada ketenangan dalam setiap gerakannya, seolah-olah dia tahu persis bagaimana cara mengatasi setiap masalah yang muncul di jalan. Dan entah bagaimana, ketenangan itu menular ke Seonghwa.
"Wooyoung, kamu sudah lama menjadi sopir?" tanya Seonghwa, mencoba mengisi keheningan.
Wooyoung menoleh sedikit, tersenyum. "Sudah cukup lama, tuan. Saya suka pekerjaan ini. Bertemu banyak orang, pergi ke berbagai tempat... Setiap hari selalu ada petualangan baru."
Seonghwa tertawa kecil. "Petualangan di tengah kemacetan kota ini?"
Wooyoung ikut tertawa, mengangguk. "Kadang-kadang, kemacetan pun bisa menjadi petualangan, tuan. Ini semua tentang bagaimana kita melihatnya."
Jawaban itu membuat Seonghwa terdiam sejenak. Ada sesuatu yang berbeda dari cara pandang Wooyoung terhadap hidup. Sederhana, namun penuh makna. Dan setiap hari, selama perjalanan mereka bersama, Seonghwa menemukan dirinya semakin terpesona oleh sosok Wooyoung. Pria itu begitu ceria, dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, membuat hari-hari Seonghwa yang biasanya kelabu menjadi lebih berwarna.
Kemudian datanglah hari itu. Hari ketika hujan turun begitu deras, membasahi seluruh kota. Wooyoung datang menjemput Seonghwa seperti biasa, namun hari itu terasa berbeda. Ada sesuatu yang menggantung di udara, sesuatu yang membuat hati Seonghwa berdetak sedikit lebih cepat.
Di tengah perjalanan, tanpa sadar, Seonghwa mulai berbicara lebih banyak kepada Wooyoung. Tentang pekerjaannya, tentang keluarganya, tentang mimpi-mimpinya yang belum tercapai. Wooyoung mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak memotong, hanya memberikan senyum hangat sesekali yang membuat Seonghwa merasa dihargai.
"Kamu tahu," kata Seonghwa akhirnya, "Saya biasanya tidak banyak bercerita kepada orang lain. Tapi dengan kamu, entah kenapa, saya merasa nyaman."
Wooyoung menatapnya melalui kaca spion, matanya berkilat lembut. "Mungkin karena tuan tahu bahwa saya akan selalu mendengarkan."
Kata-kata itu menggantung di udara, menyentuh sesuatu yang dalam di hati Seonghwa. Tanpa sadar, ia mulai melihat Wooyoung bukan hanya sebagai sopirnya, tapi sebagai seseorang yang benar-benar peduli padanya.
Semakin hari, perasaan itu tumbuh tanpa ia sadari. Setiap kali Wooyoung membuka pintu mobil untuknya, setiap kali pria itu memberinya senyum hangat, Seonghwa merasakan ada sesuatu yang berubah dalam hatinya. Ia mulai menantikan momen-momen kecil itu, percakapan sederhana di tengah kemacetan, atau bahkan hanya senyuman singkat Wooyoung yang bisa menghilangkan keletihannya setelah hari yang panjang.
Suatu sore, saat matahari mulai terbenam dan mereka berdua terjebak di kemacetan lagi, Seonghwa memberanikan diri untuk bertanya. "Wooyoung, apa kamu pernah jatuh cinta?"
Wooyoung tersenyum kecil, menatap ke depan seolah memikirkan jawabannya. "Tentu saja, tuan. Saya pikir semua orang pernah merasakannya, setidaknya sekali."
"Dan bagaimana rasanya?" tanya Seonghwa lagi, penasaran.
Wooyoung berpikir sejenak sebelum menjawab, "Rasanya seperti menemukan seseorang yang membuat dunia ini terasa lebih ringan. Seseorang yang membuat kita ingin menjadi versi terbaik dari diri kita. Seseorang yang kehadirannya bisa mengubah hari buruk menjadi lebih baik hanya dengan senyuman."
Kata-kata itu masuk ke dalam hati Seonghwa, menembus jauh ke dalam lubuk jiwanya. Tanpa sadar, ia menyadari bahwa selama ini, Wooyoung adalah orang itu baginya. Pria yang membuatnya merasa lebih hidup, yang membuatnya menantikan setiap perjalanan pulang pergi kantor, hanya untuk bisa menghabiskan waktu bersama.
Sore itu, saat mereka akhirnya tiba di rumah Seonghwa, ia tidak langsung keluar dari mobil. "Wooyoung," panggilnya pelan.
"Ya, tuan?" jawab Wooyoung, menoleh padanya dengan tatapan lembut.
Seonghwa menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang. "Aku... Aku pikir aku sudah menemukan seseorang yang membuatku merasakan semua itu."
Wooyoung menatapnya dengan mata yang sedikit melebar, tapi ia tetap tenang. "Dan siapa orang itu, tuan?"
Seonghwa menatap mata Wooyoung dengan penuh keyakinan, hatinya terbuka lebar untuk pertama kalinya. "Kamu, Wooyoung."
Keheningan yang menggantung di antara mereka terasa begitu tebal, namun tidak ada kebingungan atau keraguan dalam tatapan Wooyoung. Ia tersenyum, senyuman yang kali ini terlihat lebih lembut, lebih dalam. "Saya senang mendengarnya, tuan."
Mereka berdua tidak mengatakan apa-apa lagi setelah itu, tapi keheningan yang mengikuti terasa begitu penuh dengan pemahaman. Seonghwa tahu, bahwa hari itu, di dalam mobil yang hangat dan penuh dengan cahaya matahari senja, sesuatu yang baru telah dimulai antara mereka. Sebuah perjalanan baru yang mereka berdua tahu akan membawa mereka ke tempat yang lebih indah, lebih bahagia.
Dan seperti roda mobil yang terus berputar, mereka tahu bahwa perjalanan cinta mereka baru saja dimulai.
![](https://img.wattpad.com/cover/357262320-288-k320352.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Exquisite Episode • All × Seonghwa
Fanficbottom!Seonghwa / Seonghwa centric ©2023, yongoroku456