4

3K 261 14
                                    

.
.
.
.
.

Satu minggu telah berlalu, saat itu Zee belum memberikan Gracia jawaban apapun. Hingga sampai saat ini Zee dan Grecella sama sekali belum bertemu lagi, entahlah hubungan mereka jadi terasa canggung.

Mereka sudah bertukar nomor, namun chat maupun telepon dari Grecella tidak ada yang Zee respon, Zee bingung dengan dirinya sendiri mengapa ia plin-plan. Ingin menjawab tapi takut, tak menjawab tapi ingin.

Sore ini Zee tengah merenung sendiri di kamarnya, ia menatap jaket hitam yang waktu itu pernah di pakai Grecella. Tangannya meraih jaket itu, ia mengikuti nalurinya yaitu menghirup aroma jaket itu dan spontan kedua matanya terpejam seolah menikmati.

"Padahal udah dicuci, tapi kok masih nempel banget ya parfum dia? Parfum mehong nih pasti." gumam Zee heran, ia melemparkan asal jaket itu.

"Akhir-akhir ini kenapa perasaan gue nggak enak dah? Mana kepikiran tante-tante itu mulu lagi."

Mereka berdua masih asing, keduanya hanya mengenal nama dan sedikit kehidupan dari masing-masing Grecella maupun Zee.

Tok!

Tok!

"Siapa tuh? Apa jangan-jangan itu Ci Shani?" Daripada bertele-tele Zee langsung turun dari kasurnya dan ke depan untuk membuka pintu.

Pintu terbuka, di luar sana menampilkan sosok wanita tak begitu tinggi namun di lihat-lihat ia cantik juga.

"Maaf... ada perlu apa ya ke rumah saya?" Zee bertanya sopan.

"Em itu a-anu, saya disuruh temen saya."

Kening Zee mengkerut bingung. "Temen kakak siapa? Atau mungkin salah rumah kali, saya masih muda kak nggak mungkin punya temen spek tante-tante kayak gini."

"Astaga... saya di suruh boss saya sebenernya. Grecella, kamu tau kan dia?"

Zee manggut-manggut walau bingung. "Oh kakak temennya kak Gre?"

"Iya, kenalin saya Anin. Temen sekaligus asisten Grecella di kantor." Anin menjulurkan tangannya.

"Saya, Zee."

Jabatan tangan itu terlepas, Zee menatap Anin dengan tatapan penuh tanya. Ia penasaran kira-kira mengapa Grecella menyuruh Anin ke rumahnya.

"Jadi gini, Zee. Grecella lagi sakit udah hampir 4 hari, dia ngigo nama kamu terus, saya awalnya bingung tapi akhirnya Gre ngejelasin semuanya dan ya... akhirnya saya disuruh kesini." jelas Anin tak berbelit.

"Sakit? Sakit apa kak?" Zee kaget

"Biasa, kecapekan sih kata dokter. Tapi ini tuh beda, Gre lebih lama sembuhnya sampe saya keteteran sama kerjaan dia di kantor."

"Kayaknya dia bener-bener pengen ketemu kamu, Zee. Jadi saya mohon temui dia ya? Saya nggak tega juga liat Gre selalu lemah di atas kasur begitu." mohon Anin, entah dorongan dari mana kepala Zee langsung mengangguk.

"Mau? Oke langsung aja yuk mumpung belum malam."

"Bentar kak ak– eh saya kunci pintu dulu."

Sugar mommy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang