6

3.4K 237 18
                                    

.
.
.
.
.

Benar saja, malam sudah larut namun Zee belum bisa memejamkan matanya. Di tambah perutnya juga terasa begitu lapar karena hari tadi Zee baru makan sekali, ia menatap Grecella di sampingnya, wanita itu sudah lelap tertidur membuat Zee tidak enak jika membangunkan.

Sepertinya Grecella terlalu senang dengan kehadiran Zee dirumahnya, membuat wanita itu bisa-bisanya melupakan hal yang begitu penting di dunia ini yaitu makan, Zee perlu mengisi perutnya.

"Ck, laper banget." decak Zee, rasanya ingin menangis, jika begini Zee jadi membandingkan tinggal di rumahnya sendiri, walaupun hanya nasi saja gadis itu tetap bisa makan jika lapar.

"Hiks..." hatinya sesak mengingat rumahnya, ia terisak pelan.

"Mau pulang aja..."

Suasana hening membuat isakan Zee terdengar jelas, kedua telinga Grecella samar samar mendengar. Matanya perlahan terbuka dan sedikit memguceknya untuk memperjelas pandangannya.

"Hey... Zee? Kamu kenapa nangis sayang?" tanya Grecella khawatir, ia memegang tangan gadis itu.

"Hiks mau pulang, disini aku nggak di kasih makan, aku laper." Grecella kaget sekaligus tanpa sadar ia selalu melihat Zee dengan sisi yang berbeda, karena dahulu sejak pertama kali tahu Zee, Grecella menganggap bahwa Zee ini tipe gadis yang berani dan cool.

Grecella menepuk jidatnya sendiri, ia bodoh, sangat bodoh. "Astaga, Grecella bego!" batinnya kasar.

"Maaf, maafin mommy. Mommy terlalu seneng jadi bener-bener lupa buat ajak kamu makan." wanita itu mendudukkan dirinya, dengan cepat ia memakai piyama nya kembali dan mengikat rambutnya asal.

"Ayo, ayo makan." Grecella langsung menarik tangan Zee agar gadis itu mengikutinya.

Kini sudah di bawah, Grecella mengajak Zee duduk di meja makan yang besar nan mewah. Zee di buat melongo sesaat namun ia tetap kembali ke setelan awal yang masih kesal dengan Grecella.

"Nih makan, mau sama apa?" Tanya Grecella menatap Zee, untung saja di jam 1 dini hari ini makanan masih tersedia banyak di meja makan.

"Banyak banget menu makanannya, nggak kayak dirumah, satu menu makanan aja gak ada." batin Zee sendu.

"Zeeva? Hey, plis.. jangan anggap mommy jahat gara-gara gak ngasih kamu makan, mommy beneran lupa Zee serius deh, lupa banget." mohon Grecella, ia sangat takut Zee nya marah.

Setetes air mata turun lagi dari pelupuk mata Zee, hal itu membuat Grecella menaruh piringnya dan langsung memeluk Zee.

"Zee... maaf..." Terdengar nada putus asa, Grecella menerutuki dirinya sendiri mengapa ia begitu bodoh hari ini.

Zee mengerutkan keningnya, ia menangis bukan karena Grecella lupa memberinya makan, tapi karena ia mengingat masa-masa saat makan di rumah.

Grecella terus memeluk Zee, sungguh menempel bahkan merasakan ada sesuatu yang bergerak bebas di badannya, hal itu membuat Zee kini menunduk menatap Grecella, ia menyuruh Grecella melerai pelukannya dan menatap wanita itu dengan tatapan tidak sukanya.

"Maaf... kamu marah yah?" Zee tak menjawab, gadis itu malah bangkit dari duduknya untuk melepas ikatan rambut Grecella.

Grecella yang bingung tetap terdiam, ia memperhatikan apa yang di lakukan oleh Zee saja.

Ternyata, setelah rambut panjang Grecella tergerai kembali, Zee membagi dua rambutnya, lalu ia biarkan helaian rambut itu menutup bagian dada Grecella.

"Bajunya tipis, itunya keliatan. Kenapa nggak pake bra dulu sih?" tanya Zee sangat pelan namun ketus.

Sugar mommy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang