Hal menjengkelkan yang mungkin pernah kurasakan adalah melihat mahakarya ala kadar yang terukir rapih di bibir pantai, tersapu ombak.
Mengecewakan, bagaimana mungkin sudah susah payah membuatnya tetap lenyap juga tersapu ombak, yang mungkin tidak ada semenit mahakarya tersebut terpampang.
Sama seperti halnya keadaan dan perasaan.
Keduanya merupakan hal yang paling tidak konsisten di dunia.
Menurutku.
Kenapa?
Karena aku benci berpindah.
Benci ketika harus memulai dari awal kembali.Karena melelahkan saja.
Melelahkan ketika raga dan pikiran tidak selaras dengan hati.
Betapa melelahkan.
Mengenai mahakarya yang tersapu ombak, seperti kisah manusia kebanyakan.
Tertata rapih, indah dan sangat diperhatikan dengan seksama sampai detil.
Dengan tatanan, dan rancangan terbagus pun akan kalah dengan satu kali sapuan ombak.
Jika saja waktu itu aku tidak membuat yang menurutku maharkaya di pasir tersebut.
Mungkin aku tidak tau rasa kecewa pertama.
Awal mula dari rasa bersalah berlebih terhadap orang.
Jika kembali, mungkin aku akan memberi nasihat pada diriku dulu untuk mengukir mahakarya di tempat yang tidak terkena sapuan.
Mustahil?
Memang. Jangan berharap apapun.
Ombak akan terus datang, entah menyapu mahakaryaku atau hal berharga tanpa diduga.