ㅡ🌷 Twitter Wars

360 35 9
                                    

I HATE U, I LOVE U

Pagi itu, Jaemin menatap layar ponselnya dengan sisa-sisa kekesalan yang tertinggal dari balasan terakhir Mark di Twitter. Meskipun sudah berusaha untuk tidak peduli, pikirannya terus-menerus memutar kata-kata Mark seperti kaset rusak. Ada sesuatu yang mengganggu Jaemin— bukan sekedar kebencian biasa, tapi semacam ketidaknyamanan yang tak bisa dia definisikan.

Renjun, seperti biasa, sudah siap berangkat ke kampus. Sementara Jaemin, masih berkutat di tempat tidur, malas-malasan dengan hoodie besar yang hampir menutupi seluruh wajahnya.

"Lo nggak masuk kuliah hari ini?" Renjun bertanya dengan nada heran, mengangkat tasnya ke punggung.

Jaemin hanya menggeleng pelan. "Nggak mood. Gue males ketemu orang."

Renjun mendesah sambil melirik Jaemin. "Na, lo nggak bisa kayak gini terus. Lo udah kelewatan tau nggak? Kebencian lo sama Mark Lee bahkan udah bikin lo lupa sama hidup lo sendiri."

Jaemin tidak membalas. Dia merasa seolah terjebak di antara kebenciannya yang berlebihan dan ketidakmampuannya untuk melepaskan diri dari sosok Mark yang terus menghantuinya. Setiap hari dia menghabiskan waktu berjam-jam memikirkan balasan Twitter, seolah itu adalah satu-satunya cara untuk melampiaskan emosinya.

"Gue nanti bakal keluar sebentar," Jaemin akhirnya berkata. "Perlu udara segar."

Renjun tersenyum tipis, tapi jelas terlihat ada kekhawatiran di wajahnya. "Udara segar atau lo cuma mau stalking Mark lagi?"

Jaemin tertawa hambar dan mengangkat bahu. "Gue cuma pengen jalan-jalan." 

Selepas Renjun berangkat ke kampus, tangannya meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur. Sejenak, dia membuka akun Twitter-nya, @/narcissism, dan mulai mengetik. Dia merasa ada kebutuhan untuk mempertegas posisinya sebagai hater terbesar Mark Lee.

🐦‍⬛narcissism
Mark Lee lagi-lagi ngebuktiin kalo dia cuma modal muka doang. Bakat? Nihil. The Dream tuh cuma kumpulan orang sok keren yang nggak punya kontribusi nyata ke musik. Gue nggak ngerti kenapa orang-orang masih aja ngedukung band nggak mutu kayak gini. 🤮

Jaemin menekan tombol ‘tweet’, dan dalam hitungan detik, cuitan itu sudah mulai mendapatkan perhatian. Satu per satu, retweet dan like berdatangan, menciptakan sensasi dalam hati Jaemin.

Dia duduk tegak di atas tempat tidur, tersenyum penuh kemenangan. Cuitannya yang penuh dengan hinaan itu pasti akan membuat penggemar Mark geram. Itu sudah menjadi rutinitasnya, dan reaksi fans The Dream yang penuh amarah selalu menjadi hiburan tersendiri bagi Jaemin.

Namun, hari ini ada sesuatu yang berbeda. Ketika dia menggulir layar ponselnya, tiba-tiba muncul notifikasi yang membuatnya tertegun.

Mark Lee membalas tweet Anda.

Jaemin menatap layar ponselnya dengan mata membelalak. Nggak mungkin, pikirnya. Mark Lee, membalas cuitannya lagi?

Dengan jantung berdegup kencang, Jaemin membuka balasan dari Mark.

🐦‍⬛r_e__m___
Kalau menurut lo gue nggak berbakat, kenapa lo selalu nyimak setiap gerakan gue? Gue sih seneng punya fans setia kayak lo.😉

Jaemin mendadak bingung antara marah dan terkejut. Balasan itu jelas ditujukan untuk menyindirnya, tapi juga memberikan anggapan bahwa Mark tahu betul tentang keberadaan Jaemin sebagai hater paling aktif. Dan lebih dari itu, Mark malah menyebutnya sebagai "fans setia"? Itu seperti tamparan yang diikuti dengan senyuman!

Jaemin merasakan panas di wajahnya. Tidak mungkin dia membiarkan Mark menang begitu saja. Dengan cepat, dia membalas.

🐦‍⬛narcissism
Gue nyimak karena gue nggak ngerti kenapa orang-orang bisa sesuka itu sama orang yang nggak punya bakat kayak lo! Lo itu cuma modal tampang, Mark. Semua yang lo lakukan tuh palsu!

[3] I HATE U, I LOVE U; MARKMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang