I HATE U, I LOVE U
Jaemin berdiri di tepi balkon apartemennya, menatap kosong ke kota yang sibuk di bawah sana. Angin malam membelai wajahnya, membawa sedikit ketenangan pada pikirannya yang kacau. Dia tidak bisa berhenti memikirkan pertemuannya dengan Mark beberapa hari yang lalu. Pertemuan yang, tanpa disadari, telah memicu perasaan yang lebih dalam dari sekedar kebencian.
"Kenapa gue kayak gini?" gumam Jaemin, lebih kepada dirinya sendiri.
Teleponnya berbunyi, membuatnya kembali ke realitas. Nama di layar itu membuat hatinya berdebar sedikit lebih cepat— Mark Lee. Jaemin ragu sejenak sebelum akhirnya mengangkat telepon itu.
"Halo?" Jaemin mencoba bersikap biasa, meski di dalam dirinya ada ketegangan yang tak bisa dia jelaskan.
"Na Jaemin," suara Mark terdengar lembut namun penuh ketegasan, "kita perlu bicara. Secara langsung."
Jaemin mengerutkan alisnya. "Lagi? Kita baru ketemu beberapa hari lalu."
"Gue tau. Tapi ini penting."
Ada sesuatu dalam nada suara Mark yang membuat Jaemin tidak bisa menolak. Setelah jeda panjang, Jaemin akhirnya mengangguk meski Mark tidak bisa melihatnya. "Oke. Kapan?"
"Besok malam, di kafe tempat kita pertama kali ketemu. Jam delapan."
Jaemin menutup telepon dengan perasaan campur aduk. Dia tahu ini akan menjadi percakapan yang sulit, tapi entah kenapa dia merasa dia perlu melakukannya. Perasaan yang dia coba sembunyikan semakin mendesak untuk diungkapkan, meski dia tidak tahu apakah dia siap untuk itu.
ㅡ🌷
Malam berikutnya, Jaemin tiba di kafe lebih awal. Tempat itu masih cukup sepi, dengan hanya beberapa pelanggan yang duduk di sudut. Dia mengambil tempat duduk di dekat jendela, mencoba menenangkan diri sambil sesekali melihat ke arah pintu. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, sesuatu yang jarang terjadi padanya. Dia benci merasa cemas, terutama karena seseorang seperti Mark Lee.
Tak lama kemudian, pintu kafe terbuka, dan Mark masuk. Dengan jaket kulit hitam dan rambut yang sedikit berantakan, dia tampak tenang seperti biasa. Tapi ada sesuatu di mata Mark yang menunjukkan bahwa dia juga merasa sedikit tegang.
Mark melangkah mendekat dan duduk di hadapan Jaemin tanpa berkata apa-apa. Mereka saling memandang selama beberapa detik, yang terasa seperti sangat lama sebelum Mark akhirnya membuka suara.
"Gue nggak mau basa-basi," kata Mark dengan nada yang lebih serius dari biasanya. "Lo tau kenapa gue ngajak ketemuan lagi?"
Jaemin menggelengkan kepala, meskipun di dalam dirinya dia sudah menduga jawabannya.
Mark menatapnya dalam-dalam, seolah mencoba menembus pertahanan yang selama ini Jaemin bangun. "Jaemin, gue nggak bisa pura-pura lagi. Gue tau ada sesuatu antara kita."
Kata-kata itu membuat Jaemin tercekat. Dia merasakan jantungnya berdetak semakin cepat, tetapi dia tidak tahu harus berkata apa. Mark melanjutkan sebelum Jaemin sempat merespons.
"Gue nggak ngerti sepenuhnya perasaan ini, tapi gue nggak bisa berhenti mikirin lo. Bukan karena lo haters gue, tapi karena loㅡ lo Na Jaemin, orang yang secara terang-terangan benci sama gue. Dan, anehnya, gue mulai menikmati interaksi kita akhir-akhir ini."
Jaemin menundukkan kepalanya, merasa terjebak di antara perasaan yang dia coba tolak selama ini. Dia merasa seolah seluruh dunianya berputar. Kebencian yang dia pikir dia rasakan terhadap Mark kini berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih rumit— dan lebih menakutkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] I HATE U, I LOVE U; MARKMIN ✓
Fanfic[3] I HATE U, I LOVE U It's falling, It's more than just a feeling. ⚠️ bxb markmin ⚠️ fanfiction © leobromine