ㅡ🌷 A New Beginning (END)

354 22 5
                                    

I HATE U, I LOVE U

Malam itu, setelah percakapan panjang dan penuh kejujuran antara Mark dan Jaemin, suasana terasa berbeda. Mereka berdua telah mencapai titik di mana segala kebencian, kekesalan, dan keraguan yang pernah ada mulai menghilang, digantikan oleh rasa saling pengertian yang baru. Tidak ada yang mudah tentang apa yang mereka hadapi, tapi setidaknya sekarang mereka berada di halaman yang sama— siap menyeberangi garis tipis yang memisahkan antara kebencian dan cinta.

Di dalam apartemen Jaemin, suasana masih tenang. Lampu-lampu kota yang berkilauan menembus tirai tipis jendela, menciptakan bayangan lembut di dinding. Mark dan Jaemin duduk di sofa yang sama, meskipun masih dengan jarak yang agak kaku di antara mereka. Hati mereka mulai lebih ringan, meskipun berbagai keraguan dan kecemasan tentang masa depan masih tersimpan di benak masing-masing.

Mark, yang biasanya percaya diri di atas panggung dan di depan kamera, kini merasa agak canggung di hadapan Jaemin. Dia memainkan jari-jarinya di atas lututnya, berusaha mengisi keheningan yang mulai terasa tegang.

"Jadi... kita mau gimana?" tanyanya dengan nada ragu, meskipun sorot matanya penuh harapan.

Jaemin menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab, matanya terfokus pada sesuatu yang jauh di luar jendela. "Gue nggak tahu," katanya jujur. "Ini semua masih baru buat gue dan gue masih merasa bingung. Tapi gue tau satu hal— gue nggak mau kehilangan lo."

Senyum tipis muncul di wajah Mark. "Gue juga nggak mau kehilangan lo. Tapi kita harus hati-hati. Gue nggak tau bagaimana publik atau fans bakal bereaksi kalau mereka tahu kitaㅡ"

Mark berhenti sejenak, mencari kata yang tepat. "ㅡkita ada sesuatu."

Jaemin tersenyum tipis, meskipun masih ada bayangan kekhawatiran di balik matanya. "Lo bener, Mark. Kita belum bisa membiarkan orang-orang tau. Kalau mereka tau, mungkin situasinya bisa jadi lebih rumit terutama buat lo."

Mark mengangguk setuju, meskipun hatinya sedikit berat. "Jadi untuk sementara waktu, ini rahasia kita?"

Jaemin memandang Mark sejenak, lalu mengangguk. "Ya, ini rahasia kita."

Ada keheningan singkat lagi sebelum Mark, dengan penuh kehati-hatian, meraih tangan Jaemin. Sentuhan mereka lembut dan hati-hati, seolah-olah mereka masih berusaha memahami perasaan mereka sendiri. Tapi untuk pertama kalinya, tidak ada kebencian atau kemarahan dalam tindakan itu. Hanya ada kehangatan dan penerimaan.

"Every day with you is a reminder of how lucky I am. I love you, Jaemin."

Jaemin tentu terkejut dengan pernyataan yang diberikan oleh Mark. Jantungnya memompa dengan cepat. Benarkah apa yang diucapkan oleh Mark? Dengan pipi yang merona alami, Jaemin membalas begitu pelan namun Mark masih mampu untuk mendengarnya. "I'm the lucky one. I love you too, more than you know."

Mark tidak bisa menahan senyumnya yang lebar. Lantas dia menarik Jaemin ke dalam pelukan hangat, memberikan satu kecupan di kening Jaemin setelahnya.

Malam itu, mereka duduk berdampingan, tidak perlu lagi kata-kata. Meskipun mereka tahu tantangan besar masih menunggu di depan, untuk saat ini, mereka hanya menikmati momen sederhana bersama-sama— momen yang tidak terjebak dalam kekacauan dunia luar.

ㅡ🌷

Keesokan paginya, Jaemin terbangun lebih awal dari biasanya. Dia menatap langit-langit kamarnya, mencoba memproses apa yang telah terjadi semalam. Mark masih tertidur pulas di sampingnya. Lengannya dengan posesif memeluk erat pinggangnya. Hubungannya dengan Mark, yang dulunya terasa seperti medan perang tanpa akhir, kini berubah menjadi sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang dia sendiri belum benar-benar pahami sepenuhnya.

[3] I HATE U, I LOVE U; MARKMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang