00:00:23

40 2 28
                                    

Jangan siders, please

Yuk bisa yuk di vote;)

Selamat membaca!

00:00:23


Ambar berkaca menilik penampilannya sebelum membuka pintu setelah dirasa sempurna, cewek itu berdehem lalu meraih gagang, masuk ke dalam ruangan panahan yang entah kenapa gelap membuat dahi Ambar berkerut, bingung.

"Alam?" panggilnya.

Tak ada jawaban.

"Sayan-" Suara Ambar terhenti seketika saat sebuah anak panah melesat di samping mukanya berakhir menancap pada pintu.

Napas Ambar tertahan, jantungnya berdetak cepat, lututnya gemetaran. Sedikit lagi saja ujung panah itu akan menggores pipinya.

"Siapa lo?" tanya Ambar takut-takut. Siapa yang berani seperti ini kepadanya?

Lampu menyala diiringi kemunculan Alam disisi lemari besar dengan posisi siap memanah, ujung panah itu terarah pada Ambar.

Alam bersuara. "LO BOHONG SAMA GUE!" teriaknya penuh amarah.

Mata Ambar terpejam, ia beberapa kali menelan saliva, nyalinya ciut melihat ekspresi amarah Alam.

"B-bohong apa?" Ambar memberanikan diri sedikit demi sedikit melangkah maju mendekati Alam. "turunin, Lam. Nanti kelepasan."

Alam mengindahkan permintaan Ambar, cowok itu tersenyum simpul. "Ternyata lo pemain, ya, Bar. Sampe gue ketipu omongan lo."

Alam kembali melepaskan satu anak panah, benda panjang dan tajam itu menyambar bahu Ambar hingga berdarah. Gadis itu mengerang kesakitan. "Kamu kenapa, sih, Lam?" ringiknya.

"LO BOHONG SAMA GUE! KATANYA LO PUNYA BANYAK POTO TELANJANG LUNAR DIHAPE LO!" Suara murka Alam memantul di ruangan panahan itu yang hanya ada dirinya dan Ambar.

Ambar membelalak mata. "Kamu cek hape aku? ITU PRIVASI!"

Alam mendengus. "LO JUGA NYEBARIN POTO PRIVASI CEWEK GUE!"

Alam melempar busur itu ke sembarang arah sampai menimbulkan bunyi gedebak. "Lo bohongi gue selama ini. Maksa gue jadi pacar lo dengan ancaman palsu!"

Ambar memaksa Alam agar menjadi kekasihnya dan menuruti kemauannya kalo Alam menolak, gadis itu akan menyebarkan lagi poto privasi Lunar ke sosial media.

"Aku beneran punya, aku simpennya di tempat lain!" dalih Ambar.

"Gue dah cek semuanya." Alam menyeringai. "bahkan laptop lo."

Ambar tidak mau hubungannya dengan Alam kandas begitu saja. Setelah semua pengorbanan yang telah ia berikan pada Barra untuk bisa memiliki Alam.

Alam tidak boleh kembali ke pelukan Lunar. Ia harus menang dari Lunar kali ini.

"Iya, aku emang gak punya. Terus kamu mau apa?" Ambar tertawa. "Balik ke Lunar lagi? Emang dia bakal terima kamu lagi? Setelah apa yang kamu lakuin ke dia. Daripada kamu dapet penolakan dari dia mending sama aku, Lam."

"Gak papa, Asal gue bisa lepas dari lo." Ambar tidak tau, jika Alam jago mencintai seseorang secara diam-diam.

Alam menghadap pada Ambar. Dia berbicara tepat di depan wajah gadis itu. "Mulai hari ini, kita gak ada hubungan apa-apa lagi!" tekannya.

Setelah mengatakan itu, Alam berjalan menuju pintu. Baru akan keluar, Ambar menyusul menutup pintu yang baru terbuka setengah. Tangannya membentang di depan Alam.

00:00:30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang