Sore ini kediaman wu lumayan sepi karena hanya diisi oleh 2 orang sejoli yang tak punya kerjaan. Sedangkan anggota keluarganya yang lain sudah bepergian dari sore tadi katanya sih pulangnya akan menjelang malam nanti atau tengah malam atau bisa saja tak pulang? Entahlah jika difikir fikir keluarganya sering sibuk ya? Apa dirinya saja yang terlalu santai?
Di rumah itu sekarang hanya diisi oleh mas agas dan aa' teguh. Ayah yang katanya ada meeting yang mengharuskannya keluar negri untuk beberapa hari,bunda yang hectic dengan pekerjaan nya sebagai model yang mungkin nanti jam 10an baru pulang,kalo akang katanya mau seharian di Gramedia katanya sih mau belajar disana aja biar bisa tenang kata akang kalo di rumah dia kurang fokus karena mikirin masakan bunda Mulu, sedangkan Haikal dia ada kerja kelompok di rumah temennya,nah kalo bang sat si agas gatau soalnya nggak ada kabar dari pulang sekolah langsung ilang dia
Sekarang di balkon rumah wu zetian Bagas tiduran di lantai menatap matahari yang mulai turun yang akan berganti dengan bulan. Dirinya sedang menikmati kesendirian nya,entah karena apa namun fikirannya rasanya benar-benar penuh dari beberapa hari ini. padahal dirinya gak ngapa-ngapain tapi rasanya dia bener bener capek dan kepalanya terasa berat
Dia padahal nggak merasa memikirkan apapun tapi kepala rasanya benar-benar ingin meledak. Entahlah dia pun bingung dengan dirinya akhir akhir ini
"Mas agas"seruan itu membuat Bagas melirik sebentar kearah pintu balkon, menampakkan teguh yang datang dengan baju santainya membawa sebotol cooctail.
"Gilaa banget adek guee,dateng dateng ngajak mabok"ujar Bagas dengan Kekehan lalu berdiri membatu teguh yang nampak kesusahan membawa 2 gelas kaca dan minuman memabukkan itu
Ia ambil 2 buah cooctail di tangan kanan teguh dan berjalan santai menuju tempatnya rebahan tadi
"Mas kenapa? Lagi ada masalah"tanya teguh setelah menuangkan minuman itu pada kedua gelas mereka
Bagas yang mendengar pertanyaan sang adik malah sama sekali tak ingin menjawab dan lebih memilih menampakkan kekehan dengan kedua giginya yang ia nampakkan
"Ciee khawatirrr samaa mass"godanya menunjuk nunjuk dengan jari telunjuk nya membuat sebuah pukulan melayang pada tangan kirinya itu
"Ngeselin! Teguh seriuss! Mas agas nampak banyak pikirin akhir akhir ini,kalo ada masalah omongin mas sama kita biar kita bantu"mendengan Omelan sang adik malah membuat Bagas semakin menampakkan senyuman lebarnya
"Iyaa iyaa adikkuu yangg maniss ututututuuuu adaa yangg khawatir samaa masnyaaa ututututu"
"Mas!"sentaknya kali ini namun tetap saja Bagas tak goyah sama sekali ia tetap menampakkan senyuman nya itu yang nampak sungguh menyebalkan Dimata teguh
Glek
Setelah meminum satu tegukan gelas minumannya dirinya menatap bintang bintang yang mulai bermunculan sejenak lalu menatap ke samping kiri dimana adiknya berada. Masih setia menatap Bagas dengan wajah sebalnya"Mas gapapa a'... Mas cumaa berat aja kepalanya,mas juga gatau mas sebenernya mikirin apa sampe berat gini palanya. Cuma mas gapapa kok"ujarnya memilih jujur dengan senyuman tulus yang ia berikan membuat teguh menghela nafasnya panjang
"Mas."pangilnya dibalas deheman oleh Bagas masih menatapnya dengan senyumannya itu sembari alisnya naik satu sebagai jawaban seolah berkata "apa?"
"mas nggak sendiri! Mas punya keluarga yang lengkap. Mas punya ayah,bunda,aa',akang,Abang,ikal. Mas punya keluarga yang bisa mas ajak keluh kesah dan bertukar pikiran. Jadi aa' harap mas bisa lebih terbuka dengan keluarga sendiri"ujaran itu membuat air mata Bagas tiba tiba keluar tanpa ia suruh
Mungkin bagi sebagian orang ini hanyalah kata kata biasa,namun untuk Bagas ini benar benar menyentuh hatinya. Dirinya merasa hangat,dirinya merasa ternyata ada ya disampingnya,ternyata banyak ya yang peduli sama dia, ternyata dirinya tak sendiri.
Kalo difikir fikir Bagas sedari bulan lalu selalu banyak fikiran akan nasib keluarganya.mau sebagai keluarga nya setiap harinya tapi kalo ingat akan sikap keluarga besar kepada keluarganya dia benar benar marah,takut,kecewa semuanya campur aduk! Namun dirinya hanya bisa diam menyaksikan itu semua
Dan berbagai macam fikiran yang membuatnya pusing tak kepalang lainnya yang sungguh ia pusing sendiri jelasinnya... Seberapa dirinya terus merasa terganggu di keramaian akan kepalanya yang terus berisik,akan dirinya yang gampang kehabisan batre sosial,akan sekolahnya nanti yang apa mungkin kira kira dirinya bisa melanjutkan kuliah?? entahlah... Dirinya terlalu overthingking
"Mas,aa' ijin peluk ya"izin teguh yang sebenernya udah meluk duluan sebelum izin buat meluk Bagas
"Mas kalo mau nangis,nangis aja ya? Nggk usah di tahan. Mas lepasin semuanya hari ini sama aa'... Aa' gabakal nyeritain ke yang lain kok,tenang aja. Jadi mas bisa nangis aja semau mas sekarang"ujarnya sembari terus mengelus-elus punggung sang kakak
"Anjg lu kok care bet sih Ama gue bngst! Kan tambah mellow guee"pisuhnya masih dengan isakan dan tambah mengeratkan pelukannya
"Haha mas ih lagi nangiss juga sempet sempetnya misuh misuh"gemas teguh
"Biarin! Lu ngeselin buat gue nangis gini"mendengar itu teguh sama sekali tak ingin merespon dia malah hanya ikut menenggelamkan kepalanya pada bahu Bagas dan mengelus punggung itu pelan,nyaman
Bagaspun hanya tersenyum di sela sela tangisannya, walaupun banyak tingkah ngeselin nya dari ni orang ternyata kalo begini jadi keliatan lucunya wkwk
Tak sadar dari pintu balkon ada beberapa orang yang melihat kedua adik kakak itu dengan haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE DELINQUENTS
Novela JuvenilBaca aja,gue bingung mau ngasih deskripsi apaan. Intinya brothership