[5]

9 2 0
                                    

Pertemuan antara Arselio dan Hardin lagi-lagi menjadi tanda tanya bagi Varell

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuan antara Arselio dan Hardin lagi-lagi menjadi tanda tanya bagi Varell. Dia hanya tau kalau Arselio tertekan di dekat ketua tim balap Force seolah terancam karena telah mengetahui kelemahan besar dari teman sekelasnya itu. Setelah keluar dari gedung kantin, Varell berusaha mengambil informasi mengenai beasiswa dan langsung mengejar keberadaan Arselio. Untung saja temannya itu belum keluar dari lingkungan kampus, sehingga Varell bisa menghentikannya.

"Arsel!! Sel!! Tunggu!" teriak Varell.

Arselio pun terpaksa berhenti dan menoleh kebelakang. Dia melihat wajah Varell yang pucat berkeringat dingin karena lelah mengejarnya.

"Apa lagi?"

"Ini, informasi Beasiswa. Tadi gak sempet ngasih tau," ucap Varell sambil memberikan formulir dan lembar poster tentang lini masa program beasiswa dari mading kampus mereka.

"Lo dapet dari mana?" tanya Arselio setelah menerima itu semua.

"Tadi gue minta ke ruang administrasi terus ngejar lo. Sorry ya," jawab Varell dengan nafas yang terputus-putus.

Arselio menatap Varell yang terlihat tulus dalam membantunya. Kenapa lelaki satu itu sangat baik padanya? Sudah lama sekali Arselio tidak mendapatkan dukungan seperti itu, terlebih lagi dari orang baru di lingkungan kampus.

"Kenapa?"

"Karena tadi jadi ribut sama ketua hima. Gue tahu lo gak suka diganggu, tapi gue malah memperkeruh keadaan. Gue juga bisa kesal sama senior yang seenaknya. Maafin gue," jawab Varell menatap Arselio sambil menyeka keringatnya.

"Bukan itu maksud gue," ucap Arselio terkekeh.

Arselio menerima pemberian itu dengan senang hati dan menyimpannya dengan aman. Dia pun berbalik lalu melambaikan tangannya.

"Nanti gue hubungi kalau ada pertanyaan."

Varell yang masih berdiri di lorong itu pun dibuat bingung dengan sikap Arselio. Entah ada yang salah atau tidak dalam menyampaikan kata, tapi Varell senang melihat respons positif Arselio. Setidaknya teman sekelasnya itu bisa menerima bantuan dari orang lain mulai sekarang.

"Apa tadi dia ketawa?"

Arselio memang dikenal sebagai mahasiswa yang tidak terlalu mencolok dan menghindari masalah. Oleh karena itu, banyak dari teman-teman Arselio yang jarang melihatnya bergaul dengan baik. Arselio hanya mau berbicara jika dia ingin bertanya sesuatu atau seseorang yang mengajaknya berbicara. Namun, baru pertama kali Varell melihat Arselio menunjukan ekspresi tertawa seperti tadi. Dia semakin yakin kalau Arselio bisa menjadi teman yang baik dan suatu saat akan terbuka pada orang lain termasuk Varell.

Setelah pulang dari kampus, Arselio bersiap-siap untuk pergi ke bengkel dan bekerja sampai sore hari. Melihat cahaya jingga mentari yang mulai pudar, Arselio langsung bersiap-siap untuk pergi ke tempat kerja kedua. Sebenarnya Arselio hanya bekerja secara tetap di bengkel mobil, tetapi sesekali dia dihubungi oleh tempat kerjanya yang lain ketika ada slot kosong untuk ditempati Arselio. Kini lelaki itu bekerja keras tanpa banyak bicara di dapur maupun kasir. Ya, Arselio bekerja disebuah kafe yang tengah ramai pengunjung.

ARSELIO SANTANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang