Lukisan yang baru saja dipajang kembali setelah proses pembersihan dan pemindahan itu semakin mempercantik lorong galeri seni. Tak lupa dengan patung-patung dari seniman luar negeri yang tertata rapih di setiap sudut ruangan bersama vas berisikan bunga. Ruangan itu sudah bersih dan kembali sunyi ketika para petugas galeri pergi meninggalkan seorang pria yang sejak tadi menatap lukisan terbaru itu.
Tatapan yang dingin itu menyiratkan kesedihan penuh ketidakberdayaan. Setiap kali dia memandangi lukisan yang ada di depannya, kenangan buruk selalu menghampirinya bagai kutukan. Beberapa kali pria itu ditakuti oleh lukisan seorang wanita bergaya kuno yang memanggil-manggil nama anaknya. Terdengar seperti halusinasi yang tercipta dari ketakutan, tapi sayangnya itu adalah bagian dari kenangan pria tersebut.
"Kamu mau bawa pergi anak kita?"
"Tidak bisa. Dia sudah hampir sempurna ..."
"Dia akan menjadi penerusku!"
"Dia akan menjadi pelukis!"
Suara itu semakin gaduh dan diiringi dengan gelak tawa yang menyayat hati. Pria itu terpejam sambil memijat telapak tangannya. Berharap ketenangan datang untuk mengusir kegelisahan, hingga akhirnya seseorang datang dan memanggilnya.
"Pak? Pak Ray?" Panggil Regan.
"Oh? Kamu sudah datang sejak tadi?" tanya Rayand.
Dia adalah seorang direktur perusahaan di bidang teknologi yang berinvestasi dibeberapa perusahaan dalam negeri lain. Dia juga sering menjadi pihak sponsor dan pihak penyelenggara kejuaraan Rally. Benar, dia adalah ayah Arselio.
"Saya baru saja tiba pak, maaf terlambat. Perjalanan sedikit macet," jawab Regan menundukkan kepalanya.
Rayand mengangguk paham lalu menghadap pada Regan yang terlihat lelah, "Benar, jarak dari daerah barat ke sini juga cukup jauh."
Regan sedikit tersentak, dia tidak berani menatap sang direktur yang ternyata mengetahui keberadaannya selama ini. Apakah pria itu juga tahu rencana Regan untuk menyeret Arselio ke perbatasan? Dengan perlahan Regan mengangkat kepalanya dan menatap Rayand yang sejak tadi mengamati beragam lukisan di ruangan itu.
"Saya sudah menemukan keberadaan Santana, pak. Dia tinggal di daerah barat dan sedang saya cari kembali bersama beberapa anggota SORD," ucap Regan.
"Tidak perlu berlebihan, saya hanya meminta kamu untuk mengajak Arselio untuk kembali menjadi pembalap Rally," ucap Rayand melangkahkan kedua kakinya untuk memandangi lukisan yang dipajang sebelah pintu masuk.
Tanpa sadar Regan mengikuti langkah Rayand dan dia berkata, "Saya sedikit kesulitan menemukan Arselio dan meminta anggota lain untuk membantu saya."
Rayand hanya diam dan memandangi lukisan, sedangkan Regan terus memikirkan cara untuk menemukan Arselio dan membawanya kembali ke balap mobil Rally atas permintaan Rayand. Hubungan antara mereka berdua sebenarnya tidak rumit, hanya saja Regan sudah menghormati Rayand dan menganggapnya sebagai penolong dikala dia kesulitan biaya untuk membangun Wings of Road dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSELIO SANTANA
Teen FictionSINOPSIS: Pembalap muda terkenal dari perbatasan secara tiba-tiba meninggalkan jati dirinya selama berada di Rally Fortano. Hidup seorang Santana kini dipenjara oleh masa lalu yang membunuh keberaniannya untuk kembali menyentuh stir mobil balap keba...