11. start

187 40 3
                                    

"jangan lupa besok yak!" Ucap ollan mengingatkan kepada cs nya ini.

"Santuy bro.." sahut oniel sambil mengacungkan jempolnya.

"Gua mah bisa bangun pagi" tambah jesson sombong.

"Kalo kita berdua aman" ucap eli sambil memeluk pundak Gito, Gito juga menambahkan dengan anggukan.

"Nah bagus! Oke sekarang kalian bisa pulang" usir ollan ke cs nya, membuat mereka semua menatap sinis ollan.

Lalu mereka berlima pun, mulai pergi dari perempatan jalan dan menuju rumah nya masing masing.



###

Keesokan harinya, Gito bersiap dengan pakaian yang cukup rapi. Meskipun saat ini pagi pagi sekali.

Setelah siap, Gito segera turun dan berjalan ke arah garasi. Gito menaiki motornya dan tak lupa menutup pintu rumah nya, hari ini Gito akan pergi ke suatu tempat.

Sesampainya di tempat tersebut, Gito berjalan menuju penjual bunga. Lalu ia melanjutkan langkahnya ke suatu jalan menuju rumah baru orang tua nya.

Beberapa menit kemudian. Gito sampai di rumah orang tuanya, ia pun  duduk di samping nya dan meletakkan bunga nya lalu berdoa.

"Bunda.. bunda kangen Gito gak? Gito kangen banget sama bunda tau.. bunda udah gak Dateng lagi ya di mimpi Gito? Bunda marah sama Gito?  Hari ini Gito mau pamit pergi ke Jakarta bunda.. sama temen, disana Gito mau kuliah sekalian kerja. Tenang aja.. kalo libur Gito sempetin kok pulang kesini ngejenguk bunda, bunda doain Gito ya.." ucap Gito panjang lebar di rumah baru ibunya itu. Yaitu makam.


Ya bunda Gito sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dan waktu itu saat Gito masih SMP.

Meskipun berat, tapi Gito menjalani semuanya dengan hati yang ikhlas. Gito tau tak baik untuk berlarut dalam kesedihan, jadi ia memutuskan untuk melanjutkan hidupnya tanpa sang ayah maupun sang bunda.

Selama SMP, Gito dirawat oleh adik dari ayah nya. Dan di biayai oleh paman nya tersebut, paman nya ikhlas membiayai Gito asalkan Gito mau melanjutkan pekerjaan dari paman nya itu.

Gito pun iya iya saja, lagian paman nya sangat berjasa kepada Gito. Jadi Gito mempunyai dua tujuan, yang pertama adalah menikah dengan Marsha dan yang kedua adalah melanjutkan pekerjaan paman nya yang menjadi pemilik kafe di Amerika.


Gito pun berbalik ke arah berlawanan, disana ia menemukan rumah baru ayah nya juga.

"Papa.. gimana kabar papa? Papa baik baik aja kan? Gito kangen sama papa.. papa sering sering datang ke mimpi Gito, sama bunda ya.. Gito juga mau pamit ke jakarta buat kuliah, doain dan jagain Gito ya pa.." ucap Gito ke makam ayahnya.

Setelah itu, Gito pun meletakkan bunga nya yang di bawa nya tadi. Dan setelah nya ia berdiri dari tempat nya, lalu melangkahkan kaki nya pergi dari tpu.


Skip!



Gito, ollan, jesson, oniel dan Eli saat ini sudah berpakaian rapi dan membawa ransel cukup besar untuk baju dan perlengkapan lainnya.

"Udah siap belum?" Tanya ollan kepada cs nya.

"Siap siap aja gua mah.." jawab oniel tersenyum lebar.

"Yaudah gas.." sahut Eli senang.

Mereka pun, mulai menjalankan motornya masing masing untuk pergi ke Jakarta.





















Setelah 2,5 jam lamanya, mereka berlima sampai di sebuah rumah. Dimana disana mereka akan tinggal, dan rumah tersebut ialah rumah milik orang tua ollan.

"Akhirnya.. Sampek" lega ollan sambil turun dari motornya dan melepaskan helm full face nya.

"Udah panas, debu banyak banget.. hadeh.." keluh Eli saat mereka di perjalanan tadi.

"Gila.. lama banget tadi sumpah" keluh jesson sambil menghela nafas nya Berat dan panjang

"Pegel pol cuy" tambah oniel, sedangkan Gito diam saja.

"Yok masuk!" Ajak ollan ke cs nya, lalu mereka pun memarkirkan motornya dengan rapi dan membawa barang bawaan nya. Setelahnya, mereka berlima masuk ke dalam rumah.






***


"Yah.. pa.. gak bisa ditolak apa?" Tanya seorang gadis yang sedang duduk berhadapan dengan seorang pria paruh baya, yaitu ayahnya sendiri.

"Papa juga gak pengen nyerahin kamu ke mereka, apalagi anak mereka masih belum selesai sama masa lalu nya" jawab sang ayah dengan nada iba juga sedih.

"Ya terus gimana dong pa?" Tanya gadis tersebut meminta penyelesaian masalah nya.

"Mending kamu cari pacar aja deh, nanti papa bantu tolak pelan pelan ke orang tua nya" usul sang ayah ke anaknya.

"Nyari dimana emang pa?" Tanya gadis itu bingung.

"Gak ada kah anak kelas yang kamu suka?" Tanya seorang wanita yang baru saja muncul, sambil membawa nampan yang berisi kopi dan teh.

"Gak ada ma.." jawab gadis itu sedih. sedangkan sang wanita, ibu dari gadis itu tengah menyajikan minuman ke suami dan anak nya.

"Beneran? Mama gak yakin sama kamu" ucap mama gadis itu dengan curiga, sambil ia duduk di samping gadis tersebut.

"Em.. ada sih.." jawab nya dengan ragu, membuat sang ayah dan ibunya menatap nya dengan penuh arti.

"Nah itu! Siapa!?" Teriak senang sang ayah, dengan nada penasaran.

"Papa! Ngagetin aja kamu" sahut ibu gadis itu sambil ia melototi suami nya.

"Maaf ma.." ucap ayahnya dengan lemah lembut.

"Jadi siapa?" Lanjut ayahnya penasaran, sedangkan sang ibu hanya menyimak saja.

Tapi tetap saja, ibu dari gadis itu penasaran. Pasalnya anaknya tidak pernah mengenalkan teman yang laki laki nya, dan tidak pernah punya pacar dari belia.

Bahkan sang ayah pernah beberapa kali berpikir bahwa. Apakah putri nya masih normal?















To be continued



















DaraganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang