6. Day as usual

258 46 6
                                    

"bang!" panggil Marsha ke arah Gito yang sedang duduk duduk di belakang bangku sekolah.

Gito yang mendengar panggilan dari Marsha, segera menoleh ke arahnya sambil mengernyitkan keningnya.

Terlihat Marsha sedang berjalan ke arahnya dengan wajah yang murung, membuat Gito penasaran apa yang terjadi dengan Marsha.

Dengan kasar Marsha Dudu k di sebelah gito sambil bersedekap dada, Gito yang berada di samping Marsha langsung mengangkat tangan nya, dan dengan perlahan Gito mengelus kepala Marsha guna menenangkan nya.

"kenapa? hm?" tanya Gito heran, biasanya Marsha happy happy aja.

"tadi kan aku ketemu sama Revan.. terus kita berbincang dikit meskipun aku gak nyaman, nah tiba tiba muthe datang labrak aku, padahal akhirnya gak ngapa-ngapain lho" jawab Marsha dengan keluhan kesahnya.

"sabar aja, jangan di ladenin oke" ucap Gito sambil memeluk Marsha dari samping.

di dalam pelukan Gito, Marsha mengangguk menyetujui ucapan Gito itu, beberapa menit kemudian mereka melepaskan pelukan nya.

"kok tau aku disini?" tanya Gito heran, dari tadi ia menahan pertanyaan ini.

"gak sengaja liat, jadi samperin aja deh" jawab Marsha apa adanya, sedangkan Gito hanya ber oh ria saja.

"kirain kamu cenayang" ucap Gito asal membuat Marsha menatap Gito dengan tajam.

"maksud!?" tanya Marsha kesal.

"bercanda maeng..." jawab Gito sambil memegang gemas kedua pipi Marsha.

"ih.. bang Gito mah!" ngambek Marsha sambil bersedekap dada.

"maeng.. jangan ngambek dong... maafin Gito yaa.." ucap Gito sambil memeluk Marsha dari samping.

"maafin Gito ya matcha nya Gito, Gito gak nakal lagi beneran.. deh" lanjut Gito berusaha membujuk Marsha dalam mode ngambek.

"huh... iya deh maeng maafin, untung maeng baik" ucap Marsha sambil mendengus kesal di awal.

"makasih maeng nya Gito" ucap Gito senang, lalu ia memeluk Marsha dari samping.

"sama sama" jawab Marsha dengan nada ketus sedikit.





skip!




"mau ikut gak to?" tanya Eli ke Gito yang sedang membereskan bukunya.

saat ini sudah jam pulang, para siswa dan siswi tentu saja segera keluar dari kelas nya masing masing dan menuju rumah mereka.

dan Eli, Gito, oniel masih berada di kelas untuk beres beres barang barang mereka.

"emang mau kemana?" tanya Gito datar.

Eli juga oniel sudah terbiasa dengan ucapan datar Gito, jadi mereka tidak mempermasalahkan nya sama sekali.

"mau jalan jalan aja sih di sawah, kita udah lama gak kesana juga.. sekalian mancing" jawab oniel yang sudah siap untuk pulang.

"boleh, nanti gue ajak meng" ucap Gito yang juga sudah siap untuk pulang.

"wah.. boleh boleh, ajak ashel sama kathrina sekalian" sahut Eli sambil tersenyum lebar.

"gak biasanya Lo Li.. kenapa?" tanya oniel heran.

"hehe.. mereka kan gak pernah main ke sawah nih ya, jadi kesempatan tau buat ngejahilin duo bawel itu" jawab Eli penuh dengan nada bangga nya.

prok! prok! prok!

"lihatlah Albert Einstein ini.. begitu pandai sekali rencana nya, bahkan daku tidak pernah memikirkan nya" ucap oniel drama sambil ia juga bertepuk tangan.

"Alay Lo Niel!" cibir Eli tapi oniel tidak peduli, sedangkan Gito menatap malas mereka.

mereka pun berjalan keluar untuk menuju ke kelas nya Marsha, mereka bertiga akan menjemput Marsha cs itu.

"kalo ada apa apa jangan salahin gue" ucap Gito di sela sela mereka berjalan ke arah kelas Marsha.

"siap pak bos" jawab oniel dan Eli bersamaan.

beberapa langkah kemudian, mereka bertiga pun sampai di kelas Marsha dan cs nya.

Segera mereka membuka pintunya, terlihat Marsha dan cs nya sedang berbincang entah apa.

"meng!" panggil Gito, membuat Marsha dan kedua temannya menoleh ke arah sumber suara.

"bang.." jawab Marsha senang dan ceria.

"yok pulang!" ajak Gito, mendapatkan anggukan dari Marsha.

Marsha dan dua temannya pun berdiri dari tempat duduk, dan mereka pun mendatangi ke arah Gito cs.

Selama perjalanan untuk keluar sekolah, mereka berlima berbincang, Gito dari tadi hanya menyimak saja sesekali menimpali.

sampai dimana ashel dan kathrina sudah di jemput, dan oniel juga Eli berjalan ke arah rumah mereka yang berlawanan dengan rumah Gito juga Marsha.

dan hanya tersisa Gito dan Marsha yang saling bergandengan tangan tanpa ada salah satu yang ingin melepasnya.

"bang.." panggil Marsha membuat Gito menoleh sekilas ke arahnya.

"iya?" tanya Gito dengan nada datar juga bercampur penasaran.

"Abang jangan tinggalin maeng ya" ucap Marsha tiba tiba, membuat Gito menghentikan langkahnya.

Marsha yang merasa Gito berhenti pun, ia juga ikut berhenti dan menatap bingung ke arah Gito.

"kamu ini ngomong apa sih meng.. ya tentulah aku gak akan pernah ninggalin kamu" jawab Gito dengan nada datar bercampur kesal dan Marah.

"beneran? janji?" tanya Marsha sambil ia mengangkat jari kelingking nya.

"iya maeng.. janji" jawab Gito sambil menerima jari kelingking Marsha.

Gito pun menautkan jari kelingking nya dan Marsha sebagai tanda janji mereka.

"meng juga jangan tinggalin aku" lanjut ucap Gito sambil tersenyum manis.

tentu saja melihat dan mendengar hal tersebut, Marsha membalas senyuman Gito yang tak kalah manis.

"yaudah yok pulang" ajak Gito lalu ia menggandeng tangan Marsha dengan erat, dan hal tersebut di balas oleh. Marsha juga dengan erat.

Selama di perjalanan pulang, mereka bercanda dan berbincang ria seakan dunia milik berdua.

Dan pada akhirnya Meraka telah sampai di rumah mereka, dan sebelum berpisah mereka berpelukan sebentar.

"besok Abang jemput oke" ucap Gito sambil mengusap punggung Marsha lembut.

"iya bang" jawab Marsha.

setelah nya mereka melepaskan pelukannya dan kembali ke rumah masing masing.







To be continued














konflik nya mau gimana ders? mau berat apa ringan? atau tipis tipis?

atau kalian kasih author rekomendasi? boleh banget itu.












JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!






















DaraganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang