Hari pun sudah mulai sore, menampakkan matahari akan tenggelam beberapa jam lagi.
Gito dan Marsha saat ini berada di rumah Gito, mereka akan mulai mengerjakan tugas sekolah, tepatnya tugas Marsha dari gurunya.
"mau buat apa meng?" tanya Gito ke Marsha, karena jika Gito tidak tau apa yang di buat ya.. dia gak bisa bantu.
"katanya suruh buat kerajinan bang.. tapi aku bingung mau buat apa" jawab Marsha sambil menunjukkan ekspresi wajah sedih.
"em... gimana kalo buat lentera aja?" usul Gito.
yang tadinya Marsha merenung pun menatap Gito dengan semangat yang membara.
tapi sedetik kemudian Marsha kembali merenung lagi, Gito yang melihat hal itu pun bingung pasalnya tadi Marsha bersemangat, sekarang malah loyo.
"kenapa meng? gak suka?" tanya Gito bingung.
"gak tau bang cara buat nya.." jawab Marsha sambil cemberut.
Gito yang melihat ekspresi Marsha pun terkekeh, lucu sekali si Marsha Marsha ini.
"tenang aja.. aku bantu kok" ucap Gito guna menenangkan Marsha, sambil ia mengelus pelan kepala Marsha.
"beneran kak?!" tanya Marsha dengan nada tidak percaya, antusias, dan terkejut.
"iya, yok! kita cari bahan nya dahulu" jawab Gito sambil berdiri, lalu ia membantu Marsha berdiri juga dengan uluran tangan nya.
dengan senang hati Marsha menerima nya, lalu mereka pun keluar dari ruang Gito dan mencari alat dan bahan untuk membuat lentera.
Persis di belakang rumah Gito, terdapat kebun yang tidak terawat tapi masih bisa dilalui karena jalan setapak yang agak sedikit jelas.
Marsha dan Gito pun mencari bahan bahan yang di butuhkan, yaitu kayu. Maka dari itu Gito dan Marsha berinisiatif untuk masuk ke dalam kebun mencari kayu itu.
dihutan tersebut beruntung mereka dapat menemukan kayu yang cukup untuk membuat lentera.
setelah selesai mengumpulkan kayu, mereka pun pulang ke rumah Gito untuk membuat tugas Marsha.
sesampainya di rumah Gito, tepatnya di halaman rumah nya. Mereka berdua duduk dengan kayu kayu yang mereka kumpulkan di kebun belakang rumah.
"kayu udah.. terus apalagi bang?" tanya Marsha ketika melihat Gito yang sedang memotong kayu nya.
"em.. bentar" ucap Gito sambil menghentikan kegiatan nya, lalu ia berdiri dan masuk ke dalam untuk mengambil beberapa barang.
beberapa saat kemudian, Gito pun keluar dengan bahan dan peralatan di tangan nya, Marsha yang melihat itu pun inisiatif membantu Gito, karena bagaimana pun ini tugasnya dan Gito hanya membantu nya.
"apaan ini bang?" tanya Marsha sambil melihat lihat barang yang sudah di taruh nya dan Gito.
"ini benang buat hiasan, terus ini masker nanti kita buat tutup nya, nah kalo yang ini cat buat kamu hias terserah kamu" jawab Gito sambil duduk dan menunjuk kegunaan masing masing barang yang di bawa nya.
"wih lengkap banget" ucap Marsha kagum.
"iya dong.. sekarang kamu lepasin potong masker nya dan lepasin masing masing pelindung nya" perintah Gito ke Marsha, sambil ia merangkai pondasi lentera nya.
Beberapa saat kemudian Marsha sudah selesai akan pekerjaan nya, bersamaan dengan Gito yang sudah membuat pondasi untuk lentera nya.
"akhirnya selesai" ucap Gito sambil mengusap kening nya dengan lengan nya.
"udah bang ini, terus ngapain lagi?" tanya Marsha sambil menyerahkan lapisan masker yang sudah ia potong berbentuk persegi tadi yang jumlahnya 4.
"tinggal nempelin aja meng, terus kita lukis" jawab Gito.
lalu Gito mengambil salah satu lapisan masker yang sudah di potong Marsha, dan menempel nya di pondasi lentera nya.
Gito dan Marsha melakukan berulang ulang, sampai pondasi nya menjadi satu dan semua nya merekat dengan sempurna.
"udah selesai bang?" tanya Marsha penasaran.
"kita lukis dulu meng" jawab Gito, lalu ia mengambil kuas dan menyerahkan nya kepada Marsha.
Dengan senang hati Marsha menerima kuas tersebut, lalu mereka pun mulai melukis di permukaan masker yang tadi sudah di tempel.
skip!
sudah 1,5 jam lamanya, akhirnya lentera untuk tugas Marsha pun jadi dengan indah dan keren.
"bagus banget bang" ucap Marsha kagum dengan lentera yang ia buat dengan Gito.
"harus meng, liat kamu tekan ini.. nanti nyala sendiri" balas Gito sambil tersenyum tengil.
"dih.. Abang mah" ucap Marsha sambil merotasi kan matanya, sedangkan Gito terkekeh.
"udah jadi tugas nya?" tanya ibu Gito yang baru saja datang dari belakang.
Gito dan Marsha yang mendengar nya sedikit terkejut, tapi kemudian mereka menetralkan dan tersenyum manis.
"udah dong bund.. liat siapa dulu idenya" ucap Gito sombong membuat Marsha sedikit mendengus kesal.
"sombong banget sih.. abangnya" cibir Marsha ke Gito.
"biarin" ejek Gito sambil memeletkan lidahnya ke Marsha.
Marsha yang melihat hal itu menatap tajam Gito, berani berani nya Gito meskipun dia laki laki tapi tetep aja jail banget.
ibu Gito yang melihat hal itu hanya menggeleng kan kepala nya kecil, karena tingkah laku kedua anak ini.
"udah udah.. ayo makan dulu" ucap ibu Gito menengahi.
"ayok bund!" ucap Marsha dengan semangat 48 nya.
lalu ibu Gito dan Marsha pun masuk ke dalam rumah, meninggalkan Gito sendirian di luar.
"sebenarnya siapa sih anak nya" gerutu Gito sambil bersedekap dada.
lalu Gito pun masuk menyusul Marsha dan ibunya, sambil membawa lentera yang sudah jadi tadi.
To be continued
maap atuh, author lagi sibuk ada tugas.
hehe nanti deh up yang cerita lain, ditunggu aja oke.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAK! AWAS KALIAN GAK VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
Daragana
FanfictionDaragana gabungan dari kata Sansekerta dharma dan ragana. arti yang sangat dalam untuk orang yang berada di dalam nya. perjuangan, pengabdian, kesetiaan dan hal berharga lainnya. BXG