Suasana yang sejuk di pagi hari, dengan suara getaran alarm yang terus menerus berdering berhasil membangunkan interio dari tidur nyenyaknya. Beberapa saat kemudian terdengarlah suara langkah kaki yang begitu tidak asing berjalan menuju pintu kamar interio. Tiba di depan pintu, suara langkah kaki tersebut terhenti.
"toktoktok"
"Interio jam berapa ini, kenapa kamu belum keluar kamar juga? bibi sudah menyiapkan sarapan, kamu cepatlah turun."-ucap Nyonya allexander
mendengar suara tersebut interio pun terkejut dan sontak berbicara "ya nanti, ini masih terlalu pagi"-balas interio, sambil menarik selimutnya kembali.
Beberapa menit kemudian interio pun keluar dari kamarnya, lalu menuruni anak tangga menuju ruang makan.
sesampainya di ruang makan, nyonya allexander pun bertanya kepada interio"jam berapa ini kenapa kamu baru turun dari kamar mu?"-ucap nyonya allexander (ibunda interio).
Mendengar ibundanya bertanya interio pun menjawab "Kenapa mah? ada yang salah?"-sontak interio membuat ibundanya heran.
"Kamu ini semenjak papahmu tidak ada jadi seenaknya saja"-ucap nyonya allexander membuat interio mengerutkan dahinya dan langsung pergi berjalan menuju garasi rumahnya, melihat tingkah interio yang seperti itu membuat nyonya allexander pun sedikit kesal
"Interio mamah belum selesai bicara"-sontak nyonya allexander
"Tadi mamah bertanya kenapa jam segini baru turun, sekarang di suruh dengerin mamah ngomel."-ucapan interio sambil berjalan seakan tidak perduli dengan apa yang di bicarakan ibundanya.
Nyonya allexander masih duduk terdiam di ruang makan dengan perasaan yang masih kesal karena interio tidak mendengarkan apa yang ia bicarakan. Tiba-tiba bibi dari arah belakang dapur mengagetkan nya.
"Nyonya kenapa diem saja? kok sarapannya ga di makan, tidak enak ya nyonya buatan bibi"-gumam bibi Rani salah satu asisten rumah tangga yang dari kecil hingga saat ini mengurus interio.
"Bukan itu bi, saya rasa saya sudah tidak kuat dengan sikap interio yang semaunya itu, dia tidak pernah sedikitpun menganggap saya ini mamahnya"-gumam nyonya allexander membuat bibi terkejut.
"Nyonya tidak boleh bicara seperti itu, den inter itu menurut bibi anak yang baik. Bibi tau sekali nyonya sangat sedih, tapi bagaimanapun den inter adalah anak nyonya satu-satunya"
"iya benar bi, mungkin karena kesibukan saya yang buat kita jadi jauh seperti sekarang ini"-balas nyonya allexander
"Nyonya jangan khawatir den inter anak yang paling baik yang bibi kenal, untuk saat ini mungkin den inter perlu waktu"
"Ya bi, terimakasih sudah selalu menjaga interio saat saya jauh"-ucap nyonya allexander
"Sama-sama nyonya, bibi ke belakang dulu ya, sok atuh di lanjut makannya nyonya"-balas bibi rani membuat nyonya allexander mengangguk dan tersenyum.
*******
Menggunakan mobil sedan biru dengan plat B 1506 TER dan knalpot ciri khas membuat perjalanan interio sangat mengasikkan, saat ini interio menggunakan kacamata hitam, dan dia sangat menikmati perjalanannya menuju ke sekolah.
SMA BINA INTERNATIONAL SCHOOL
sesampainya di sekolah interio memarkirkan mobilnya di parkiran khusus yang sudah ia sediakan hanya untuk dia dan teman-temannya.
"Eh inter tuh, woi ter"-ucap seorang pria yang sedang mengamati interio
Panggil saja Alvin, dia Alvin Prawira Kusuma salah satu teman interio yang paling unik dan yang paling banyak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWENTY ONE.
Novela JuvenilON GOING! Banyak hal yang gue suka tapi banyak hal juga yg gue benci, semua harus ikut arus, seperti air yg mengalir, matahari dengan trik yang panas, dan pelangi tanpa air hujan. sahabat, orang tua dan musuh diantaranya bertentangan. bertindak, be...