Depresi

95 25 19
                                    

----------------

'Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah menerima perjodohan ini!'

~ Carlisle Haven

'Tidak ada alasan bagiku menolak perjodohan ini'

~ Asha Pervaz

****************

*FLASHBACK ON*

'BRAKK!!!'

"Aku menolak perjodohan ini!!!"

Carlisle menggebrak meja makan dengan keras. Wajahnya memerah menahan emosi. Semua orang yang berada di meja makan terlonjak kaget, bahkan nyonya Seraphina sampai tersedak makanan dan terbatuk-batuk. Suaminya, tuan Davis dengan cekatan memberikan segelas air minum kepada istrinya. Adiknya, Lian menatapnya dengan kening berkerut.

"Carl! apa-apaan kamu?! Sangat tidak sopan!" Tuan Davis, papa Carlisle murka. Wajahnya memerah dengan urat-urat yang tampak menonjol di lehernya, tangan kanannya masih menepuk-nepuk lembut punggung istrinya yang tersedak.

Carlisle tersentak kaget begitu mendengar bentakan papanya. Iris abunya bergetar dan berkaca-kaca, dia menundukkan kepalanya takut. "Ta... Tapi Carl nggak mau di jodohin pa... Carl masih kuliah, masih 20 tahun."

"Siapa yang menyuruhmu menikah sekarang?! Aku hanya menyuruhmu bertunangan! kalian bisa menikah saat kau siap nanti!" Tuan Davis emosi. Dia bangkit dari kursinya dan menatap tajam putranya.

Carlisle menggeleng kuat. Tidak! Dia tidak mau. Sekarang atau nanti, Carl tidak mau menikah dengan pilihan keluarganya! Dia tidak mau dijodohkan!

"Tidak mau! Carl tidak mau!"

"Kau–"

Ucapan tuan Davis terpotong ketika lengannya di usap lembut oleh istrinya. Dia mengalihkan atensinya pada istrinya. "Sudah sayang... Jangan emosi."

Carlisle yang menatap pemandangan itu merasa hatinya kian nyeri, seolah diiris dengan pisau berkarat, begitu sakit dan perih.

"Pasti wanita itu, kan pa? Pasti wanita itu yang memaksa papa untuk menjodohkan Carl." Suara Carlisle bergetar. Dia menatap papanya dengan sorot terluka, air matanya meleleh.

"Carlisle Kau!" Tuan Davis berteriak. Carlisle sudah berlari pergi dari hadapannya. "Dasar anak tidak tau tau diri!" Tuan Davis lanjut berteriak dengan emosi. Di sampingnya, nyonya Seraphina, istrinya berusaha meredakan amarahnya. 

Tuan Davis memijat keningnya frustasi.  Sudah hampir 7 tahun dirinya menikah dengan Seraphina setelah kematian ibu Carl, tapi putranya itu masih belum bisa menerima Seraphina sebagai ibunya. Davis sungguh tidak tahu harus berbuat apalagi untuk putra keras kepalanya itu.

****************

"Eh, lu udah dengar belum bro? Katanya ada mahasiswi pindahan ke fakultas kita!" Erlang berceloteh semangat. Dia membalikkan tubuhnya menghadap meja Carlisle yang ada di belakangnya. Carl hanya merotasikan iris abunya malas. Tidak tertarik sama sekali. Sebodoh amat dengan mahasiswa baru, itu tidak ada hubungannya dengannya.

"Hoi Carl? Lu denger gue nggak?" Erlang menepuk-nepuk pundak Carlisle sebal, Carl menampik tangan pria itu tak kalah sebal.

"Apaan sih!" Carlisle menatap tajam Erlang, merasa ketenangannya diganggu. Temannya ini, walau dia laki-laki, tapi sangat hobi bergosip seperti para cewek saja. "Lagian, apa yang menarik dari mahasiswa pindahan?"

The Secret Of QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang