Suara desakan terus terdengar, Auretta tidak bisa tidur dengan nyenyak, matanya kembali terbuka,"itu suara apaan sih ganggu orang aja"ucapnya bangkit dari atas ranjang, dan mulai melangkah keluar.
Di luar rumah suasana jalanan tampak sepi dan gelap, hanya ada suara desakan yang masih terdengar jelas, "TOLONG SAYA!!."
Auretta tertegun, mendengar suara seorang Gadis yang meminta tolong, dirinya berlari mengikuti kemana arah suara itu membawa langkahnya.
Matanya melirik ke arah belakang, tidak ada siapa siapa dan hanya ada kegelapan, dirinya sebenernya takut namun memaksakan egonya sendiri.
Terlihat seulas bayangan dari cahaya lampu,Auretta membalikan tubuhnya ke arah belakang, namun tidak ada siapa siapa.
"Keluar lo gue ga takut," ucapnya tiba tiba berujar seperti itu.
Auretta membekam mulutnya rapat "gue bicara apa barusan", terlihat seorang pria berpakaian serba hitam datang dengan tiba tiba,"s-siapa lo"ucapnya sungguh panik dan tentunya takut.
Nafasnya terdengar tergesa-gesa, jantungnya berdetak lebih cepat, dan keringat dingin yang mulai bercucuran, pria itu mendekat dengan kekehan kecil, sementara Auretta kini melangkah mundur.
Auretta semakin panik, ketika pria itu mengeluarkan benda tajam dari sakunya," TOLONG!!!"teriaknya namun tidak ada siapa pun yang mendengar, karena hari sudah sangat larut malam.
"Kamu pasti tau siapa saya."
Auretta menggelengkan kepala, langkah pria itu semakin dekat, tubuh gadis itu bergetar dengan manik yang berkaca kaca,"GUE MOHON JANGAN SEKARANG "teriaknya lantang.
Pria itu menodongkan sebuah pistol, Auretta sontak mengangkat kedua tangannya, matanya terpenjam harap harap dirinya tidak mati sia sia seperti ini.
"Ayo."
Sebuah tangan menarik dirinya berlari, Auretta membuka matanya dengan perlahan, dirinya sungguh terkejut ketika melihat Yoshi kini berada di hadapannya.
"Jangan takut ada gue ta" bisiknya.
Mata Yoshi terus melirik ke belakang, dan ternyata pria itu masih saja mengejar mereka, langkah keduanya semakin cepat tanpa mau melepaskan genggamannya satu sama lain.
Dor
Hampir saja sebuah peluru mengenai kaki Yoshi, namun dengan sigap ia hindari,"Ta larinya lebih cepet ya."
"Gue cape anjirr dari tadi lari mulu, gue ga mau mati sekarang," hampir saja Yoshi mengeluarkan semua umpatannya.
Nafas Auretta terdengar berat,"udah gue cape"gadis itu menghentikan langkahnya, namun dengan cepat Yoshi kembali menariknya.
"KALIAN TIDAK AKAN BISA LEPAS DARI SAYA" teriaknya sebelum seorang pria menghalangi jalan keduanya, dengan senjata tajam di tangannya.
"Ta lewat jalur kanan ya" Auretta mengangguk, dengan cepat kedua pasangan itu berlari dengan langka gontai.
Setelah cukup aman, mereka bersembunyi di rumah Yoshi, kedua wajah pasangan itu terlihat pucat.
Seorang wanita paruh baya menghampiri keduanya, dengan wajah panik, "kalian kenapa? udah ayo masuk dulu" ajak Miya bundanya Yoshi.
Auretta kini masih diam, fikirannya di penuhi oleh kejadian tadi, yang membuat dirinya sulit untuk melupakan.
"Hallo sayang kenalin nama tante Miya" Auretta tak menjawab dan malah diam membatu, Yoshi menyentuh tangan gadis itu berupaya menyadarkannya.
"N-nama aku Auretta tante, maaf tadi aku ga fokus" ucapnya tersenyum ke arah Miya.
Yoshi menatap manik gadis di depannya, "emm bunda Yoshi sama Auretta ke kamar dulu ya" pamit Yoshi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Actionbutterfly nama yang cantik dan indah untuk sebuah judul novel, namun bukan hanya cantik dan indah tapi ada berbagai makna yang terselip di dalamnya. "gue bakalan buat lo jatuh cinta bagaimana pun itu" ujarnya dengan yakin dan penuh percaya diri. "...