6| sakit

19 11 6
                                    

Sekolah kali ini terlihat sepi, hanya ada  keheningan yang menyelimuti, Auretta dan Yoshi berjalan dengan langkah kecil.

Niat keduanya datang lebih awal adalah untuk menyelidiki kasus mereka, sedaritadi Auretta tidak bisa fokus, dirinya hanya memandangi wajah tampan ketua OSIS yang berada di sampingnya, tanpa mau mengalihkan pandangannya.

Brak

Suara barang jatuh yang membuat perhatian keduanya teralihkan, Yoshi berlari lebih dulu, mencari di mana letak suara itu berada,"Anjirr tungguin dong"ucapnya mengikuti langkah pemuda itu.

Yoshi berhenti di depan ruangan UKS, telinganya ia tempelkan tepat di depan pintu,"bukan di sini kalo gitu mendingan kita ke kelas aja ta, nanti pulang sekolah kita cari tahu lagi."

Keduanya kembali melanjutkan langkahnya, namun tubuh Auretta terdiam, saat mencium bau amis yang menyengat,"bau apa ini?"ucapnya namun tidak hiraukan oleh Yoshi.

"Udah ayo kita ke kelas, aja gue mau kerjain pr" dengan cepat, Auretta berlari mengejar pemuda itu.

Terlihat siswa siswi mulai berdatangan, memasuki halam SMA Citra Bakti, langkah Auretta kembali terdiam saat melihat seorang gadis, tiba tiba saja menghampiri Yoshi.

"Hai ka ini aku bawain makanan buat kaka, di makan ya" ucapnya, dengan senyuman, yang membuat Auretta ingin muntah melihatnya.

"Makasih" Yoshi hendak mengambil kotak makan itu, namun dengan cepat Auretta mengembalikannya lagi.

"Maaf dia udah punya cewe, jangan ganggu lagi" ujar Auretta, dengan kesal menarik tangan Yoshi masuk.

"Udah deh lo jangan so ganteng," Yoshi tersenyum tipis, melihat kecemburuan gadis itu.

"Kenapa senyum hah, jadi tipe cewe lo kaya dia, ck rendah amat, udah ah gue pokonya ngambek, bodoamat mau lo ngebujuk atau engga pun, gue ga bakalan maafin!!"sentaknya beralih pergi dan duduk di bangkunya.

Yoshi semakin melebarkan senyumannya, melihat tingkah laku gadis itu, yang menurutnya lucu.

Dirinya melangkah mendekati bangku Auretta, lalu duduk di di hadapan gadis itu, dan menatap netralnya dengan dalam.

Kedu pasangan itu saling tatap, tanpa mau mengalihkan pandangannya satu sama lain.

"Udah ah sana" Auretta membuang muka, tak ingin menunjukkan wajahnya yang sudah merah merona.

Auretta menyentuh hidungnya, yang terasa ada sebuah cairan yang menggumpal,"d-arah, nih lap pake tisu, kita ke UKS sekarang juga"Yoshi dengan panik menggendong gadis itu ala bridal style.

"Udah turunin malu gue" sentaknya.

"Woy ta lo kenapa dah?, ko di gendong udah kaya mau lahiran aja" sentak Thea yang baru saja datang.

Matanya melotot kaget, saat mendapati hidung gadis itu yang terlihat berdarah,"YOSHI ANJIRR LO APAIN TEMEN GUE"teriaknya, heboh namun tidak di hiraukan oleh pemuda itu, Thea mengikuti dua pasangan itu dari belakang.

"Yoshi turunin gue lagian juga ini cuman mimisan doang" sentak Auretta, ketika sorot mata orang orang tertuju pada mereka.

"Apa kalian tatap tatap gue hah?" ucap Auretta, di sela sela sakit pun masih sempat sempatnya banyak gaya, yang membuat Yoshi harus lebih banyak bersabar.

"Lo itu lagi sakit diem aja" tegur Yoshi.

Yoshi dengan perlahan meletakan tubuh Auretta di atas ranjang UKS, tangannya ia tempelkan pada dahi gadis itu,"demam, lo di sini aja gak usah ikut pelajaran, nanti gue izinin."

"yeyyy gue kaga belajar dong, mana sekarang pelajaran matematika lagi."

"Lo tetap belajar tapi nanti sehabis pulang sekolah sama gue"ucap Yoshi, yang membuat Auretta malah tersenyum tanpa sebab.

"Kalo belajar sama lo mah sampai kapan pun juga gue siap," Thea yang berada di ambang pintu, hanya bisa diam melihat interaksi keduanya.

"Ko gue mendadak mual ya" sindirnya.

Tangannya menepuk-nepuk angin, yang seakan-akan itu adalah nyamuk, "nyamuknya banyak banget anjirr."

"Halah iri mah iri aja, makannya cari pacar" Thea yang merasa tersindir, tidak Terima dengan ucapan yang di lontarkan gadis itu.

"Seharusnya lo dulu yang cari pacar, bukannya malah HTS san."

"Udah udah kalian jangan berantem, Thea mendingan lo ke kelas aja sana" putus Yoshi, yang sudah pusing mendengarkan ocehan keduanya.

"Gue juga mau ke kelas, lo di sini sendirian ya" Auretta dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Lo di sini aja temenin gue ya plisss" tak ingin ambil pusing, Yoshi hanya bisa mengangguk pasrah.

"Kenapa bisa sakit hm?" Auretta tak menjawab dan malah diam, mata Yoshi memandangi sebuah luka basah, yang terdapat pada leher gadis itu, tangannya beralih menyentuhnya, yang membuat Auretta meringis.

"Kenapa ini?."

"B-bukan apa apa ko," ucapnya berbohong.

Yoshi ragu ragu untuk mempercayai ucapan Auretta, "bunda mau ketemu sama lo, jadi nanti pulang sekolah kita ke rumah gue aja."

"Gak jadi Nyelidik nih?" tanya Auretta, yang tiba tiba saja Yoshi mengubah tujuan awal keduanya.

"Besok aja, udah lo tidur aja biar gue temenin di sini" Auretta mengangguk dan mulai menarik selimut, yang kini malah menutupi semua badannya.

"Ko ini selimut gede amat" omelnya, Yoshi yang peka mulai membenarkan posisi tidur Auretta.

"Udah tidur jangan banyak bacot."

***

istirahat kali ini, dirinya memilih untuk menghampiri Yoshi di lapangan yang tengah menghukum murid bolos, "nih gue bawain makanan buat lo."

"Thanks ta, kenapa lo di sini, demam lo masih tinggi" ucapnya beralih menyentuh dahi Auretta.

"Gue sakit ya, bukan simulasi mati, jadi lo tenang aja" sentaknya.

"Yoshi lo tau ga s-si Ragi ketemu dengan keadaan tidak bernyawa," ucap Ethan yang tiba tiba saja datang.

"Gue curiga kalo mereka ngincer semua siswa siswi di sekolah kita, karena setiap minggunya kita akan kehilangan 1 murid" jika di fikir fikir ucapan Auretta ada benarnya juga.

"WOY PA BOMBOM SINI ADA GHIBAH TERBARU" teriak Auretta, yang membuat Ethan, dan Yoshi menutupi telinga rapat rapat.

"Ghibah apaan nih, ikutan dong"Pak Bombom beralih menghampiri para remaja itu, "eh tumben banget kamu ga masuk BK minggu ini retta, buku saya kosong tuh, gak ada niatan buat isi lagi" Yoshi menatap tajam ke arah pa Bombom.

"Hehe biasa aja kali tatapannya, saya cuma bercanda ko" ucapnya, yang ngeri sendiri, melihat tatapan maut ketua OSIS.

"Eh iya pa, saya mau pamer kalo ulangan matematika saya 60 dongg," pa Johan menahan tawanya, tak kala mendengar kalimat yang di ucapkan Auretta.

"Hahahah itu aja masih di bawah KKM," semua pria itu tertawa satu sama lain.

"Ck udah ah gue bakalan ngambek sama kalian" ucapnya melangkah pergi, namun dengan sigap, Yoshi menahan pergelangan tangan gadis itu.

"Di sini aja temenin gue" pintanya.

"Udah ah pak kita pergi aja yo," ajak Ethan.

"Saya juga pengen kaya mereka" pintanya.

"Yaudah ayo sama aku aja bapa ganteng muach" Auretta sontak memegangi perutnya, yang hampir saja ingin muntah, mendengar ucapan yang di lontarkan Ethan.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang