8|Bandung

15 5 0
                                    

Auretta kini telah siap membawa sebuah koper  dan tas di tangannya, dirinya melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan ibu kota yang terlihat cukup ramai pagi ini.

Matanya terus melirik ke arah spion, menatap mobil hitam, yang kini berada di belakangnya, "itu mobil Yoshi kan?."

"Anjirr itu beneran si Yoshi dong, jadi dia gak tau kalo ini mobil gue?, main nyelip ngelip aja lagi" gerutunya, tidak terima, karena sekarang posisi mobilnya, ada di belakang pengendara lain.

Dengan cepat Auretta semakin menaikan laju mobilnya, yang kini posisi dirinya berada di paling depan.

"Gue ko hebat banget ya" pujinya pada diri sendiri.

Dua mobil Audi, mulai memasuki gerbang Sekolah citra bakti, Auretta membuka kaca jendela mobilnya, yang membuat Yoshi sedikit terkejut.

"Jadi lo yang tadi bawa mobilnya ngebut?" Auretta tersenyum kaku,lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Hehe ya habisnya si lu tadi pake nyelip nyelip segala, mana caper banget lagi, pake di buka buka segala tu jendela mobil, so ganteng banget najis" kesalnya, yang membuat Yoshi tersenyum tipis.

"Lo ikut mobil gue aja, sama yang lain juga, soalnya semua bus udah pada berangkat" Auretta tersenyum, dengan binar mata ceria.

"HELLO BRO" teriak Elena dari kejauhan, bersama yang lain.

"Kenapa kalian lama banget, ke sini nya?, kita udah mau berangkat loh" kesal Auretta, saat kini bus yang di tumpangi teman temannya, sudah melaju pergi lebih dulu.

"Yaudah maaf maaf deh" ucap Thea mewakili.

"Yaudah ayo lah kita berangkat, udah gak tahan gue pengen liat si Maimunah" ucap Ethan, yang mendapatkan tabokan dari Athan.

Kini mereka mulai memasuki mobil Audi hitam milik Yoshi, Auretta memilih untuk duduk di belakang bersama Yoshi, sementara Alden, kini berposisi sebagai supir.

"Ayooo berangkat" teriak Thea dan Elena secara serempak.

"ALDENNN GOOO" teriak Elena, yang membuat semua teman temannya, sontak menutup telinga rapat rapat.

"Anjirr itu toa apa suara," ledek Auretta.

"Nanti di jalan kita bakalan di ikutin sama orang orang itu lagi," ucap Athan tiba tiba, yang membuat suasana yang tadinya gaduh, kini malah berubah menjadi tegang.

"Anjir takut gue gimana dong?" ucap Elena yang kini wajahnya sudah pucat.

"Tenang ajaa na gue bawa pistol ko buat jaga jaga" ucap Auretta.

"Aku yakin mereka pasti lewat jalan pintas, saran aku gimana kalo semisal kita lewat tol aja soalnya aku yakin mereka ga bakalan lewat sana," saran Anaya, namun kini teman temannya malah diam.

"Emm boleh juga tuh," ucap Alden mulai membuka suaranya.

***

Akhirnya mereka telah sampai di Hotel, dengan keadaan selamat, tanpa luka sedikitpun,"Akhirnya gue bisa tidur di kasur yang empuk ini"ucap Elena mulai menjatuhkan tubuhnya, di atas kasur yang empuk.

"Woy lah ini ko kasur empuk amat, di toko mana ya belinya?" tanya Elena pada Auretta yang berada di sampingnya.

"Gak mau gue sebutin nama tokonya, yang ada lo malah nawar 2 rebu" ujar Auretta.

"Main ke pantai yu" ucap seseorang yang baru saja datang, tanpa permisi.

"Ayo, kita buat istana pasir yang gede banget" Ajak Auretta.

"Woy lah Yoshi lo ga mau ngajak gue gitu?, tega bener, seharusnya lo ngejar restu gue buat kalian, karena gue itu berpengaruh banget di hidup si retta" ujarnya dengan pede.

"Lo siapa, nyasar ke sini ya?" ucap Auretta, yang membuat wajah Elena kini menjadi murung.

"Weh weh ini termasuk tindakan bullying, gue laporin loh" ancam Elena.

"Yaudah ayo, kalo mau ikut ya ikut aja, jangan banyak dramatis" ujar Auretta, yang membuat Yoshi kini berada di tengah tengah dua gadis itu, hanya bisa diam.

"Udah udah ayo"Elena berjalan lebih dulu keluar, yang menyisakan dua pasangan itu.

" Ko lo ganteng banget, awas aja kalo sampe banyak yang suka"kesal Auretta, saat melihat penampilan Yoshi yang terlihat menawan dan memikat kaum hawa.

"Lo juga cantik," puji Yoshi jarang jarang, yang membuat Auretta rasanya ingin sekali berteriak, namun sebisa mungkin dirinya tahan, walupun kini pipinya sudah memerah.

"Pipi lo merah kenapa hm?" Yoshi hendak memegangi pipi gadis itu, namun dengan cepat Auretta tepis.

"Udah ah anying gue salting"Yoshi semakin berusaha menatap gadis itu.

" Udah ah ayo"ujarnya lebih dulu pergi, lalu di susul oleh Yoshi dari belakang.

Kini suasana pantai terlihat indah, di tambah lagi dengan sunset yang mulai terbenam, serta suara deburan ombak yang terdengar menenangkan.

"Anjir ko bagus banget, eh eh si Elena kemana?" tanya Auretta, karena tidak mendapati gadis itu di sana, dan hanya mereka berdua yang kini berada di pantai itu.

"Mungkin ke kamar lagi, udah jangan terlalu di fikirin" kini keduanya. mulai duduk di tumpukan pasir, membiarkan kakinya basah oleh ombak.

"Emm gue mau nanya, jadi bener yang di ucapin bunda kemarin itu?" mendengar ucapan itu, seketika wajah Yoshi menjadi pucat pasi.

"Jangan bahas itu, gue ga suka" ucapnya, yang membuat Auretta kini sudah tersenyum tak jelas.

"Cieee jadi bener dong lo suka sama gue, cieee" ujarnya, yang membuat pipi Yoshi kini memerah.

"Ngaku aja kalo" ucapnya, sebelum tangan Yoshi, kini menutup mulut gadis itu rapat.

"Sutt jangan bahas itu lagi gue ga suka" ucapnya, jujur saja dirinya malu, bukan main, dan tak ingin reputasinya hancur.

"Yaelah cuman gue suruh ngaku aja susah amat" celetuknya kesal.

"Em lo cantik" ucap Yoshi tiba tiba, yang membuat Auretta, kini sudah berlarian dan melompat tak jelas.

"WOYYY SI YOSHI MUJI GUE DONG" teriaknya lantang, yang membuat teman temannya kini malah menghampiri kedua pasangan, yang menjadi pusat perhatian itu.

"Woy biduan kelas kita laku dong"teriak teman sekelas Auretta.

***

Kini Auretta dan Yoshi melangkah masuk ke dalam kamar, namun mata mereka tidak mendapati kehadiran sosok Elena di sana.

"Kemana dia?, ko ga ada di sini" ucap Auretta mulai panik.

Dengan cepat dirinya melangkah keluar, dan berjalan dengan langkah gontai, menuju kamar para sahabatnya.

"Woy kalian liat si Elena ga?" tanya Auretta, namun malah mendapatkan gelengan kepala dari para sahabatnya.

"Kemana emangnya dia?"tanya Athan dengan wajah kebingungan.

"Yaudah buruan kita cari, g-gue khawatir kalo semisal dia berhasil di tangkap lagi sama mereka" ucapnya sambil memegangi tangan Yoshi.

Air matanya tak lagi bisa ia tahan, dan berhasil melompat turun tanpa di minta, "cengeng, udah jangan nangis lu nanti cantiknya ilang" ucap Yoshi, berusaha menenangkan, yang berujung membuatnya salting.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang