Bolehkah Rindu?

9 2 0
                                    

Aku merindukanmu. Ini sesuatu yang besar, sesuatu yang bahkan digenggam tidak cukup. Sesuatu  yang tidak cukup kusimpan dalam kepalan. Ini sesuatu yang tidak kecil, ini benar-benar aku rasakan.

Aku tahu, ada begitu banyak hal-hal yang mendekatkan diriku padamu, yang belum kita lakukan, yang belum kita hadapi bersama-sama. Sebab butiran rindu yang teramat banyak ini akan menuntun kita pada warna rasa yang ke-emasan. Berkilauan, terang kemilau yang mencengangkan, gemerlap pesta di dalam sepasang mata. Bagaimana ini tidak menakjubkan? Aku benar-benar mengagumi rasa ini.

Rindu kan ada, baik di pagi, siang, sore, maupun malam, berikut hari berganti hari dan tahun depan menjelang, juga mendung, cerah atau berawan, atau baik kemarau maupun hujan, atau biar salju turun sekalian! Ini aku berpijak di atas puncak kerinduanku padamu yang ku sebut nara, sungguh aku rindu. Nara yang bermakna Keindahan dan Anasera yang berarti hadiah dari Tuhan. Aku sungguh bersyukur atas rasa kerinduanku pada mu yang mencerminkan salah satu keindahan yang diberikan Tuhan untukku. Aku melihat awan-awan yang menggumpal tebal, menutup cantik segala kesalahanmu. Aku lupa, hanya ingat kebaikanmu, terlebih kelucuanmu yang menggemaskan.

Aku sudah berteman baik dengan bayang-bayangmu, bayang-bayangmu menemani sepi yang sering menyapa hidupku. Dan karenanya benda-benda mati jadi tampak seakan memusuhiku, memerangi kesunyianku. Merasa iri padamu.

Aku merindukanmu. Aku memanggilmu dengan suara yang keluar dari jantungku, dalam gerak yang tergambar dari nadiku. Karena aku tahu, ada tersisa banyak hal-hal besar yang belum kita lewati di bawah langit ini, di atas bumi ini, di dalam hati kita. Demikian aku merindukanmu, demikian aku benar-benar merasakannya. Demikian juga aku bersungguh untuk mencintaimu.

F. A

***

------
Terima kasih telah membaca...
Jangan lupa klik bintang & komen, silahkan berkomentar dan menanggapi.
------

RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang