"Gavin ..." Lirih Vania, merasa bahwa sentuhan itu begitu asing namun familiar dalam waktu yang bersamaan. Gavin tersenyum tipis, masih dengan tangan yang mengelus kepala Vania.
"Btw maaf ya, kakak baru bisa datang sekarang. Kemarin, ada urusan di luar kota. Begitu tahu adik kakak yang tersayang ini masuk rumah sakit, Kakak langsung ke sini deh." Ujar Gavin seraya menarik tangannya kembali.
"Kakak !? ... Jangan bilang tubuh yang gua semayangin ini adalah adiknya Gavin !! Tapi kok, gua baru tau kalau Gavin punya adik." Batin Vania.
"Hey, kok malah bengong !?" Ujar Gavin tiba-tiba.
"Eh, maaf, Kak." Balas Vania sembari tersenyum tipis.
"Oh, iya ... Btw, siapa yang kasih tau ??" Tambah Vania.
"Davira ..." Jawab Gavin seraya melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Oh, Davira." Gumam Vania seraya menganggukkan kepalanya perlahan, dan mencoba mengingat kembali sosoknya.
Kemudian Vania menutup pintu dengan perlahan, lalu mencoba merapikan pikirannya. Sementara itu, Gavin mengambil tempat duduk dikursi di samping tempat tidur Vania, mengisi keheningan yang ada.
Gavin memperhatikan Vania dengan cermat, seolah mencoba memastikan kondisinya sekali lagi. "Mon, lo bener nggak apa-apa, kan ??" Tanya Gavin penuh perhatian.
Vania tiba-tiba menarik nafas panjang. "Emang harus berapa kali si Monica bilang ... Monica baik-baik saja kok., gak usah terlalu khawatir." Tegas Vania dengan nada lembut.
"Syukurlah kalo gitu ... Tapi, kalo ada apa-apa, jangan ragu buat bilang ke Kakak, ya." Balas Gavin yang sedikit lega.
"Iya ..." Balas Vania.
Gavin tersenyum hangat, lalu menggenggam tangan Vania erat-erat, di saat itu juga Vania bisa merasakan kehangatan genggaman tangan seorang kakak.
"Ngomong-ngomong tumben nada bicaramu formal." Kata Gavin tiba-tiba seraya melepas genggamannya. "Lagi gak salah makan kan ??" Sambungnya.
"Emang gua terlalu formal yah !?" Batin Vania.
"Ah, mungkin perasa.an kakak aja kali ..." Cetus Vania. Ia kemudian membaringkan tubuhnya di tempat tidur, mencoba mencari posisi yang nyaman.
"Oh iya, kak ... Mau cerita sesuatu nih, boleh gak ??" Vania mulai pembicaraan dengan suara pelan. "Boleh ... Langsung aja cerita." Tutur Gavin sembari tersenyum hangat.
Saat Vania hendak memulai ceritanya, kamar tiba-tiba terbuka dan Davira muncul dengan khas senyumannya. "Hai, Monica! Eh ada kak Gavin juga rupanya, malam kak ..."
"Malam ..." Balas Gavin Seraya tersenyum.
"Oh iya .... Gua bawa makanan ringan sama jus buah naga pesananmu tadi Mon." Tambah Davira sambil mengangkat gelas jus yang dibawanya.Vania tersenyum lebar, merasa senang melihat kehadirannya. "Wah, thanks yah, Dav. Sorry jadi ngerepotin." Balas Vania seraya tersenyum lebar tanda terima kasih.
Davira meletakkan makanan ringan dan jus tersebut di meja samping tempat tidur dan duduk di kursi kosong di sebelah Gavin. "Gak ngerepotin sama sekali kok, Mon. Lo kan sahabat gua." Ungkap Davira seraya tersenyum hangat.
Gavin tersenyum lega kepada Davira. "Thanks yah, Dav. Kehadiran lo sangat berarti buat adik gua."
Davira mengangguk. "Sama-sama, kak Gavin."
"Oh iya, ada kabar baik nih ..." Sela Vania tiba-tiba."Apa tuh ??" Tanya Davira.
"Kata dokter, besok Monica udah bisa pulang."
"Serius ?? ..." Davira memastikan.
"Iya ..." Jawab Vania, seraya menganggukan kepalanya perlahan.
"Kenapa gak bilang dari awal." Sela Gavin yang merasa sedikit kesal.
"Hehehe" Tawa Vania seraya menggaruk pelan pipinya.
"Etdah, malah ketawa ... Bukan nya dijawab ..." Ujar Gavin.
"Gak kenapa-kenapa kok kak, cuman mau bikin surprise aja ..."
"Gabut bener, sampe di bikin surprise segala." Cetus Gavin seraya tersenyum dan menggelengkan kepalanya perlahan.
"Jangan salahin Monica, salahin authornya noh."
Melihat tingkah laku Gavin dan Vania atau yang ia kenal sebagai Monica, Davira hanya bisa tertawa kecil sambil mengelus belakang lehernya.
ᡣ𐭩ᡣ𐭩ᡣ𐭩
KAMU SEDANG MEMBACA
Vania Clarista
Teen FictionMemilikimu, hanyalah sebatas kata yang sama sekali tak bisa untuk gua gapai. _Vania Clarista_ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Sinopsis !? Tinggal langsung baca aja gampangkan !? ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ S1 ~> Gavin Grenjaya A. S2 ~> Vania Clarista. ~~~~~~~~~~~~~~~...