Chapter 8

94 14 0
                                    

"Tidak boleh," jawabnya singkat dengan suara tegas.

"Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?" kataku dengan senyum main-main.

"Kesepakatan apa?" tanyanya.

"Bagaimana kalau aku melepas atasanku, dan kamu melepas atasanmu juga?" tawarku.

"Dan bagaimana itu akan menguntungkan situasi kita?" tanyanya skeptis. "Seolah aku melihatmu sepanjang malam dalam gaun ketat itu saja belum cukup, sekarang kamu mau melepasnya?" tambahnya.

"Lepaskan punyamu, atau aku akan melepas punyaku!" kataku tak sabar.

Aku mengangkat tangan dan meraih atasanku, tapi Bai Xin Yu menghentikanku dengan memegang tanganku.

"Tunggu, tunggu... bagaimana kalau kamu yang melepas kemejaku? Mari kita biarkan pakaianmu tetap terpakai untuk sementara, ya?" katanya mencoba bernegosiasi wajah paniknya begitu menggemaskan.

"Apa boleh seperti itu?" tanyaku dengan senyum kemenangan.

"Tentu saja, Souffle. Ah, ini hal yang bisa kulakukan untukmu demi menjaga kewarasanku," katanya.

"Aku suka saat kamu memanggilku begitu," kataku sambil tersenyum.

Aku mulai membuka kancing kemeja Bai Xin Yu setelah dia memberiku lampu hijau. Sampai kancing ketiga, aku langsung terlelap lagi dalam pelukan Bai Xin Yu.

"Tidak pernah terpikirkan sama sekali aku akan merawat seorang koki mabuk seperti ini. Xiaobao akan menertawaiku jika dia melihat ini. Kamu, Souffle, sangat sulit untuk dihadapi," aku mendengarnya berkata. Setelah itu, Bai Xin Yu menyelimutiku di tempat tidur dan mematikan lampu.

"Selamat malam, Souffle." Ucapnya terdengar sedikit samar.


***


Pagi berikutnya.

"Siapa jalang yang meneleponku pagi-pagi begini?!" teriakku marah saat teleponku terus berdering. Sakit kepala berdenyut-denyut menggantikan kepalaku yang biasanya waras.

"Astaga sialan! Rasanya seperti ada yang mengebor kepalaku," kataku kesakitan sambil meraih teleponku dan melihat ID penelepon, ChuWen.

Haruskah aku mengangkat telepon ini dulu atau langsung mencari aspirin? Setelah memutuskan untuk menjawab telepon ChuWen terlebih dahulu, aku langsung berbicara dengannya.

"Kenapa kamu menelepon sepagi ini?" tanyaku.

"Nona, ini sudah jam 9 pagi," jawab ChuWen dari seberang telepon.

Mataku membesar. "Apa?"

Aku melihat waktu dan menyadari memang sudah jam 9 pagi.

"Sial, aku terlambat bangun! Bai Xin Yu akan memecatku hari ini!" kataku frustasi.

"Tidak mungkin, dia tidak akan pernah memecatmu setelah ciuman itu," kata ChuWen.

Aku mengerutkan alis kebingungan. "Ciuman?"

Ingatan tentang semua yang kulakukan di klub malam membanjiri pikiranku sekaligus, membuat sakit kepalaku semakin parah.

"Kalian berdua mesra sekali. Aku heran dia tidak--" Aku memotong kata-kata ChuWen.

"Berhenti, berhenti! Kepalaku rasanya mau meledak. Aku akan meneleponmu setelah menemukan aspirin, oke?"

"Tentu saja, sampai jumpa, sayang. Dapatkan aspirin dan Daddy Kelinci!" katanya.

Aku memutar mata dan bangkit dari tempat tidur untuk mencari sesuatu yang bisa meredakan sakit di kepalaku.

Ini benar-benar mimpi buruk.

Flavors of Resilience - Bai Xin Yu dan Zhu Yi Xin [Baizhu Couple] SNH48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang