Enjoy ~
.
.
.
"Sakit tangan Oliv mama~" rengek Oliv dengan menunjukkan telapak tangannya yang tergores.
Melanie yang mendengar itu langsung menggenggam tangan mungil Oliv, mencium dan meniup telapak tangan itu "jangan sakit~ liat, anak mama kesakitan itu.." ujarnya dengan mengelus pinggiran luka.
"Mama obati ya" Oliv menggeleng, pasti nanti rasanya sakit.
"Kenapa tidak mau? Kalau tidak di obati, nanti bengkak lukanya, Oliv sayang mau?"
"Tapi tidak sakit lagi kok tangan Oliv"
"Sehat sejahtela~" dia takut, dulu, walaupun diobati setiap hari pun, penyakitnya tidak membaik dan tidak sembuh, yang ada, hanya penyakitnya menjadi semakin parah setiap harinya. Dia tidak ingin merasakan sakit lagi. Tapi, ternyata rasa sakit itu datang lagi, malahan rasanya jauh lebih sesak dan sakit di dadanya. Dia, dia sungguh merasa tidak nyaman dan tidak menyukai perasaan aneh yang menjalar di hatinya, rasanya begitu menyakitkan.
"Jangan berbohong. Mama tau kamu sakit, jangan di pendam sendiri~" Melanie memeluk Oliv dengan begitu erat, dia sungguh tidak tega melihat Oliv tadi saat diperlakukan kasar.
"Disini sakit mama hiks.. lasanya aneh.. tidak suka Oliv hiks.." pecah sudah tangisan Oliv yang dari tadi dirinya tahan, menunjuk kearah dada nya dengan memandang Melanie.
Adrian mengepalkan tangannya. Dia sungguh tidak tahan melihat keadaan Oliv sekarang. Mendekati Oliv dan mengangkatnya kedalam gendongan "jangan nangis~ kakak tidak suka hiks.." mencium pipi bulat yang sudah basah dengan air mata itu bertubi-tubi. Dirinya pun tidak sadar jika dia sedang menangis sekarang.
"Adek sakit kan? Maaf, maafin kakak hiks.. kakak jahat sama adek"
"Iya, kalian jahat sama Oliv! Tidak suka sama Oliv kalena Oliv bodoh!"
"Tapi, Oliv sayang kakak celewet! Kakak baik sama Oliv, tidak sepelti meleka!" Menangkup pipi Adrian dengan pandangan lelah nya. Menyenderkan kepalanya dan menghembuskan nafas panjang.
"Mau susu~" rengeknya. Dia tidak bisa terlalu lama menangis dan bersedih, itu bukan dirinya, dia itu anaknya terlalu aktif dan ceria hanya untuk bersedih saja. Cukup sebentar lalu melupakan kesedihannya, itu baru namanya Oliv.
Adrian menatap Oliv dengan bingung "sudah selesai menangis?" Tanyanya heran, apakah memang se sebentar ini?
Oliv mengangguk "tidak bisa sedih Oliv kakak, mau sedih tapi nanti pasti bosen~"
"Lebih selu main sama minum susu~"
"Max anjil juga tau! Kesel Oliv sama dia! Dasal anjil, asu, bangsat, banyak banyak pokoknya! Dasal ya! Ihhh! Kesel emosi Oliv tuh sama Max anjil itu!" Oliv mengeluarkan segala unek-unek hatinya. Bahkan tangannya ikut mengepal dan melayang seakan akan sedang memukul seseorang, wajahnya pun memerah karena emosi mengingat rupa Max.
Plup
Adrian sungguh merasa tertekan dengan pekikan Oliv yang membuat telinga nya sakit. Oliv sang adik sudah ternodai, dia ingin mencuci bersih otaknya agar menjadi bersih dan polos kembali. Dengan sekali gerakan, Adrian menaruh empeng pada mulut Oliv yang terbuka. Dia membelinya tadi sepulang sekolah sebelum menjemput Oliv. Dia hanya penasaran, dia ingin melihat Oliv memakai empeng, kalau hanya dot sudah biasa, tapi ini berbeda, menurut nya akan lebih terlihat seperti bayi.
Oliv diam menatap polos kearah Adrian yang juga sedang menatapnya dengan binar dimatanya. Mengerjap dan memegang empeng di mulutnya, mengambil lalu memasukkannya kembali, menyesapnya dengan kuat.
Adrian menggigit bibir dalamnya menahan kegemasan terhadap kelakuan polos Oliv, dia argkhhh!! Sudahlah, dia tidak bisa berkata kata lagi.
Oliv melepas empeng nya dan menatap kearah Adrian yang sekarang wajahnya berubah bingung "susu! Tidak ada lasanya ini!" Membuang empengnya dan memberontak ingin diturunkan.
"Mau susu Oliv mama" pintanya pada Melanie yang masih menatap Oliv gemas dengan wajah yang memerah.
"Arghhh!! Adek gemesin banget!!" Pekik Leon heboh, dia tidak bisa lagi menahan kegemasan nya terhadap Oliv. Menggigit bantal sofa dan memukul-mukul sofa sebagai pelampiasan nya.
Melanie tersadar dan mencium pipi bulat itu "tunggu sebentar ya~" menatap kearah Adrian untuk meminta bantuan.
"Apakah masih pakai dot?" Tanya Melanie dengan wajah berbinar.
"Hm, tapi aku lupa bawa"
"Tidak papa! Tenang saja! Mama bisa suruh bibi buat belikan!" Pekiknya heboh, berjalan dengan lumayan cepat untuk meminta bantuan kepada maid.
"Tidak ada susu?" Tanya Oliv lesu, padahal dia sedang haus sekarang.
"Ada! Oliv sayang jangan sedih~ tunggu sebentar ya!" Sahut Melanie dari arah dapur dengan kencang.
Adrian tanpa sadar tersenyum melihat perlakuan mama Melanie terhadap nya dan Oliv. Perhatian dan kasih sayang yang terasa begitu tulus tanpa adanya sandiwara. Dirinya lebih nyaman disini dibandingkan di mansion. Jadi, inilah sebabnya sang adik nyaman disini, dia pun juga sangat menyukainya.
Melanie kembali dengan membawa cemilan di tangannya "makan ini dulu ya~ Oliv sayang tunggu sebentar" mencubit pipi Oliv pelan dan beralih pada Adrian yang hanya diam.
"Kakak yang baik" ujarnya dengan mengelus rambut Adrian.
Deg
Adrian menatap Melanie dengan tatapan terkejut, dia, dia tidak tau, yang pasti rasanya begitu menggelitik dan berdebar. Tanpa sadar dirinya tersenyum lebar dengan wajah memerah, dia suka diperlakukan seperti ini, sang mommy belum pernah melakukan ini padanya.
Melanie terkekeh melihat Adrian, ternyata ada sifat kucing yang tersembunyi dari harimau ganas nan posesif ini. Kembali duduk dan menyuapi Oliv dengan kue pie.
"Nyonya, ini dot dan susu yang anda minta"
"Ah, terima kasih bi" mengambil dan berjalan kearah dapur untuk membuatkan Oliv susu.
Oliv sudah benar-benar mengantuk, namun matanya masih asik terbuka lebar karena menunggu susu kesayangannya.
"Ayo minum susunya~" ujar tak sabaran Melanie.
Oliv mengangguk lemah dan mengambil dot tersebut, memasukkan ujung dot dan menyesapnya dengan kuat, dia sangat haus. Dari pagi dirinya belum meminum susu, biasanya sang mama yang akan memberi nya susu setelah pulang sekolah, ahh dia merindukan sang mama.
Mereka menatap kearah Oliv dengan binar dan gemas dimata mereka. Menggigit tangan masing-masing untuk melampiaskan kegemasan. Mata sayu namun mulut yang aktif menyedot susu itu membuat mereka rasanya ingin berteriak histeris dan meloncat salto.
Bugh
Tanpa sadar, tangan Melanie memukul kepala Leon sebagai pelampiasan gemasnya terhadap Oliv.
"Mama!!" Pekik Leon karena merasakan pusing di kepalanya akibat pukulan maut sang mama.
Oliv tersentak kaget, dan tanpa sengaja dot di mulutnya terjatuh "HWEEE.. hiks.. susu Oliv!!" Tangis Oliv merasa terganggu dalam kegiatannya.
Tbc...
☞ ̄ᴥ ̄☞
KAMU SEDANG MEMBACA
Olivia Xavier Helton ||END✓
Kurzgeschichten"Ugh ini dimana?" Dirinya langsung saja terduduk dan meneliti sekitar. "Ini bukan lumah Oliv" "Ini kamal bukan milik Oliv bukan lumah Oliv sama mama sama papa" "Hiks mama papa~" tangis nya, apakah kedua orang tuanya membuangnya? "Hiks jangan buang...