02. Jadwal dan Keseimbangan

11 4 0
                                    

UPDATE LAGI NIH
TYPO MASIH BANYAK BERTEBARAN
TOLONG MAKLUM
HAPPY READING!
***

Senyap di koridor sekolah, Zara berusaha mengabaikan gangguan yang berasal dari ponselnya. Dia kembali memasukkan perangkat tersebut ke dalam rok abunya dan mendalamkan pikirannya. Sementara itu, seusai bel berbunyi menandakan istirahat telah usai, Zara dan Seyna melangkah menuju kelas dengan suasana yang lebih tenang dibandingkan pertengkaran mereka sebelumnya.

Di dalam kelas, Zara berusaha untuk fokus pada pelajaran, meski pikirannya masih melayang kepada Ashlan dan Aubrey. Ashlan, yang dulu menjadi bagian dari hidupnya, kini tampaknya bahagia dengan perempuan yang membuat hubungan mereka berakhir. Setiap kali ia mencoba melupakan, ingatan tersebut kembali menghantui, mengganggu konsentrasinya.

Seyna duduk di sampingnya, sesekali melemparkan tatapan penuh pengertian. Zara tahu sahabatnya peduli, meski pendekatan yang digunakan terkadang membuatnya frustrasi. Pada akhir jam pelajaran, Seyna akhirnya mengalihkan topik untuk menghibur Zara.

"Za, lo beneran gak mau ikut nonton nanti sore? Kita bisa nonton film yang lo suka," ajak Seyna sambil mengemas barang-barangnya.

Zara mendesah, merasa beban emosionalnya belum sepenuhnya terangkat. "Na, lo tahu kan gue ada ekskul. Gue gak bisa terus-terusan bolos. Apalagi gue udah berjanji sama diri gue sendiri untuk tidak mengabaikan komitmen gue."

Seyna mengangguk, memahami keputusan Zara meski tidak sepenuhnya setuju. "Oke, gue paham. Tapi kapan-kapan kita harus nonton bareng, ya? Gimana kalau besok?"

"Ya, oke. Besok kita atur waktu," jawab Zara sambil tersenyum tipis, merasa sedikit lebih baik karena dukungan sahabatnya.

Setelah pulang sekolah, Zara melanjutkan aktivitas ekskul dengan penuh perhatian, berusaha sekuat tenaga untuk mengabaikan kekacauan emosional yang ia rasakan. Seyna, seperti biasanya, memilih untuk menghabiskan waktu dengan bermain game di rumah, menikmati kesenangan yang membuatnya melupakan stres sekolah.

Di malam hari, setelah Zara selesai dengan semua tanggung jawabnya, dia duduk di mejanya dengan secangkir teh hangat, membuka laptop dan mulai menulis di jurnalnya. Menulis adalah cara terbaiknya untuk mengatasi perasaan yang rumit dan menyusun pikiran.

Sementara itu, Seyna mengirimkan pesan singkat kepada Zara. "Nanti kita video call, ya? Gue mau kasih tahu lo tentang game baru yang gue mainin."

Zara tersenyum melihat pesan tersebut, merasa berterima kasih atas dukungan kecil dari sahabatnya. Meskipun hari itu penuh dengan tantangan emosional, dia tahu bahwa dukungan dan persahabatan Seyna selalu ada untuknya.

Hari itu berakhir dengan perasaan yang campur aduk, namun Zara merasa sedikit lebih siap untuk menghadapi hari esok dengan lebih baik, berkat dukungan dari sahabat dan cara-cara kecil yang dia gunakan untuk mengatasi stres dan emosinya.

****
Teruntuk Seyna, Terimakasih banyak sudah menjadi temen yang baik :)

Briefly and Eternally (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang