08. Panggilan Istimewa

9 5 0
                                    

UPDATE LAGI NIH
TYPO MASIH BANYAK BERTEBARAN
TOLONG MAKLUM
HAPPY READING!
***

Kehidupan Zara semakin terasa lebih hidup. Perbincangan dengan Gavin melalui WhatsApp membuat hari-harinya semakin berwarna. Setiap malam, mereka bertukar cerita dan mendiskusikan berbagai hal mulai dari musik hingga pengalaman pribadi. Rasa nyaman dan kedekatan yang mereka rasakan semakin dalam.

Suatu hari, saat Zara sedang istirahat di taman sekolah, ponselnya bergetar dengan pesan dari Gavin. Kali ini, ada sesuatu yang terasa berbeda.

"Hai, Rara! Gue baru selesai baca buku yang lo rekomendasiin. Gue bener-bener suka, makasih udah kasih tau. By the way, ada acara kecil di kafe malam ini. Lo mau ikut?"

Zara tersenyum membaca pesan itu. Gavin mulai memanggilnya dengan nama "Rara," panggilan yang terasa istimewa bagi Zara. Dia merasa ada kedekatan emosional yang semakin berkembang antara mereka. Dengan penuh semangat, dia membalas pesan Gavin.

"Hi, Kak! Seneng banget denger itu. Gue mau banget ikut acara di kafe malam ini. Thanks udah ngajak!"

Kata "Kak" muncul begitu saja. Zara merasa nyaman menggunakan panggilan itu karena perbedaan usia mereka yang cukup signifikan, dan panggilan tersebut seakan memberikan rasa hormat dan kedekatan yang hangat.

Malam itu, Zara tiba di kafe dengan penuh antusiasme. Gavin sudah menunggunya di meja yang sama seperti sebelumnya. Begitu Zara tiba, Gavin langsung menyapanya dengan senyum lebar.

"Rara! Seneng banget lo datang. Gue udah siapin tempat duduk di sini. Lo terlihat lebih cantik malam ini."

Zara tersenyum, merasa hangat dengan sambutan Gavin. "Makasih, Kak. Gue juga senang bisa datang. Jadi, acara apa yang bakal ada malam ini?"

Gavin menjelaskan bahwa malam itu akan ada penampilan akustik dari beberapa musisi lokal. Mereka duduk bersama dan mulai menikmati suasana kafe yang nyaman. Seperti sebelumnya, penampilan malam itu berhasil memikat perhatian mereka, dan Zara merasa semakin dekat dengan Gavin.

Selama istirahat, Gavin mengajukan pertanyaan sambil menikmati minuman mereka. "Rara, gue seneng banget bisa ngobrol sama lo. Lo tau gak, sejak kita mulai sering ngobrol, gue merasa lo jadi salah satu teman terbaik gue."

Zara merasa tersentuh dengan kata-kata Gavin. "Gue juga ngerasa sama, Kak. Gue senang bisa punya temen yang bisa ngerti gue. Lo udah bantu gue banyak dengan cara yang gak gue sangka."

Gavin tersenyum dengan senang. "Kalau lo merasa nyaman, itu udah cukup buat gue. Gue bener-bener senang kita bisa jadi teman dekat."

Saat acara berakhir, mereka berdua kembali ke meja mereka sambil berbincang tentang penampilan malam itu. Zara merasa bahwa kedekatan mereka semakin terasa nyata. Gavin memang lebih tua dua tahun darinya, tapi dia selalu memperlakukannya dengan penuh perhatian dan kehormatan.

Saat mereka berpisah di depan kafe, Gavin mengucapkan terima kasih. "Thanks udah mau ikut malam ini, Rara. Gue senang banget lo bisa datang."

Zara tersenyum dan membalas, "Senang banget bisa datang, Kak. Gue juga senang bisa habiskan waktu bareng lo. Kita harus sering-sering ketemu, ya?"

"Pasti,” kata Gavin dengan senyum lebar. "Sampai jumpa lagi."

Dengan semakin seringnya mereka bertemu, Zara merasakan hubungan mereka berkembang menjadi lebih dari sekadar persahabatan biasa. Gavin, dengan panggilan "Rara" dan sikap penuh perhatian sebagai "Kakak," memberi warna baru dalam hidupnya. Meskipun dia masih menjalani proses penyembuhan, kehadiran Gavin membuat setiap langkah terasa lebih ringan dan penuh harapan.

Zara pulang dengan perasaan bahagia. Malam itu, dia merasa lebih dekat dengan Gavin, dan panggilan istimewa mereka hanya menambah kedekatan yang telah mereka bangun. Setiap hari, dia semakin percaya bahwa dia berada di jalur yang tepat menuju kebahagiaan dan pemulihan.

***

Meskipun Ashlan dan Aubrey tampaknya bahagia bersama, bayangan masa lalu Ashlan dengan Zara masih menghantui mereka. Aubrey, meskipun telah berusaha untuk tidak memikirkan hal tersebut, mulai merasakan ketidaknyamanan ketika Zara dan Ashlan terlibat dalam situasi yang melibatkan kelompok mereka.

Suatu sore, setelah pertemuan kelompok di sekolah, Aubrey melihat Ashlan berbicara dengan Zara di pojok ruangan. Meskipun obrolan mereka terlihat biasa saja, Aubrey tidak bisa mengabaikan perasaan cemburu dan ketidaknyamanan yang muncul.

Saat mereka kembali ke rumah, Aubrey memutuskan untuk berbicara secara terbuka dengan Ashlan. "Ash, ada yang ingin gue bahas. Gue merasa agak nggak nyaman melihat lo ngobrol dengan Zara, terutama setelah semuanya yang terjadi antara lo dan dia."

Ashlan memandang Aubrey dengan serius. "Gue ngerti kalau itu mungkin bikin lo merasa tidak nyaman. Tapi gue cuma ingin memastikan bahwa lo tahu gue sama sekali nggak punya niat untuk mendekati Zara lagi."

Aubrey menghela napas. "Gue tahu, dan gue percaya sama lo. Tapi kadang-kadang gue merasa kayak kita masih tersisa sedikit bayangan dari masa lalu yang mempengaruhi hubungan kita."

Ashlan mengangguk. "Gue paham. Gue juga merasa nggak enak kalau ada yang bikin lo merasa nggak nyaman. Mungkin kita perlu bicarakan lebih lanjut tentang apa yang bikin lo merasa seperti itu."

Mereka memutuskan untuk berbicara lebih dalam tentang masa lalu Ashlan dan bagaimana itu mempengaruhi hubungan mereka saat ini. Aubrey mengungkapkan ketidaknyamanannya dan bagaimana dia berusaha untuk tidak membandingkan dirinya dengan Zara. Ashlan menjelaskan betapa pentingnya Aubrey bagi dirinya dan bagaimana dia berusaha untuk memutuskan segala bentuk ketergantungan emosional dari masa lalu.

Setelah diskusi yang terbuka dan jujur, mereka merasa lebih lega. Ashlan berusaha lebih keras untuk menunjukkan perhatian dan komitmennya kepada Aubrey, sementara Aubrey mulai merasa lebih percaya diri bahwa Ashlan benar-benar berkomitmen padanya.

Untuk mengatasi rasa cemburu dan kekhawatiran yang mungkin muncul, mereka mulai merencanakan lebih banyak waktu berkualitas bersama. Mereka juga sepakat untuk selalu terbuka tentang perasaan mereka dan tidak menyimpan kekhawatiran atau ketidaknyamanan dalam diam.

Dengan upaya bersama mereka, Ashlan dan Aubrey berhasil mengatasi ketegangan yang mungkin ada. Mereka merasa hubungan mereka semakin kuat dan mampu menghadapi tantangan yang mungkin muncul di masa depan.

***
Aubrey, Ashlan juga baik baik aja kok! Zara udah mulai sembuh dari lukanya karena ada Gavin. Btw thanks buat Gavin

TUNGGU UPDATE SELANJUTNYA YA!

Briefly and Eternally (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang