UPDATE LAGI NIH
TYPO MASIH BANYAK BERTEBARAN
TOLONG MAKLUM
HAPPY READING!
***Gavin yang telah merencanakan momen penting untuk mengungkapkan perasaannya kepada Zara. Dia merasa yakin bahwa malam itu adalah saat yang tepat.
Di hari yang sama, saat Zara sedang bersantai di rumah, ponselnya bergetar dengan pesan dari nomor yang tidak dikenal. Zara membuka pesan tersebut, dan ia membaca dengan bingung. Pesan itu berisi peringatan dari seorang wanita bernama Natania yang mengaku sebagai masa lalu Gavin. Natania menulis, "Zara, gue mau kasih tau lo satu hal. Gavin mungkin terlihat baik, tapi dia sebenarnya bajingan yang belum sepenuhnya move on dari masa lalunya. Lo harus hati-hati."
Zara merasa terkejut dan bingung membaca pesan tersebut. Dia tidak mengenal Natania dan merasa ragu apakah pesan ini bisa dipercaya. Meskipun dia ingin mempercayai Gavin, peringatan dari seseorang yang tampaknya mengenal masa lalunya membuatnya merasa cemas.
Malam tiba, dan Zara bertemu dengan Gavin di kafe tempat mereka biasa bertemu. Suasana kafe nyaman dan hangat, seperti biasa. Zara berusaha bersikap normal, meskipun di dalam hatinya penuh dengan keraguan dan kebingungan.
Gavin, setelah beberapa saat berbincang dengan Zara dan menikmati suasana, akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya. Dia menatap Zara dengan serius dan penuh harapan. "Rara, ada sesuatu yang ingin gue bilang malam ini. Gue merasa kita punya sesuatu yang istimewa di antara kita. Gue suka banget sama lo, dan gue ingin kita lebih dari sekadar teman. Mau gak lo jadi pacar gue?"
Zara merasa jantungnya berdebar kencang. Meskipun dia merasakan kedekatan dengan Gavin, peringatan dari Natania membuatnya ragu. Dia merasa terjebak antara perasaannya sendiri dan ketidakpastian yang baru muncul.
Dengan perasaan campur aduk, Zara terdiam dan tidak langsung menjawab. Gavin, melihat kebisuan Zara, berkata dengan lembut, "Rara, kalau lo butuh waktu untuk berpikir, gue akan sabar menunggu jawaban lo."
Zara mengangguk, berusaha menenangkan dirinya. "Gue… butuh waktu untuk memikirkan semuanya. Maaf kalau ini bikin lo merasa gak nyaman."
Gavin mengangguk dengan pemahaman, meskipun ekspresinya menunjukkan kekecewaan. "Gak masalah. Gue akan tunggu jawaban lo."
Dengan hati yang penuh pertanyaan dan perasaan yang tidak jelas, Zara meninggalkan kafe malam itu. Dia tahu bahwa keputusan ini harus dipikirkan dengan hati-hati. Malam itu, dia pulang dengan perasaan berat, berharap bisa menemukan kejelasan dan kedamaian di dalam dirinya sendiri.
Zara kembali ke rumah dengan pikiran yang berkecamuk. Pesan dari Natania masih membayangi benaknya, dan dia merasa sulit untuk mengabaikannya. "Kadang, kita perlu menjauh sejenak untuk menemukan kejelasan di dalam hati kita," pikir Zara sambil duduk di kamar, merenung.
Pagi hari berikutnya, Zara memutuskan untuk melakukan beberapa hal untuk menenangkan pikirannya. Dia pergi berjalan-jalan di taman terdekat. Selama berjalan, dia merenung dan berusaha untuk objektif mengenai perasaannya terhadap Gavin. "Keputusan terbaik sering kali datang setelah kita mendengarkan hati kita dengan tenang," dia berkata pada dirinya sendiri, mencoba menenangkan kekacauan dalam pikirannya.
Sementara itu, Gavin merasa gelisah menunggu jawaban Zara. Dia memutuskan untuk memberinya ruang dan waktu, tetapi juga ingin memastikan bahwa Zara merasa nyaman berbicara dengannya jika dia memutuskan untuk melakukannya. "Keberanian bukanlah ketidakhadiran ketakutan, tetapi kemampuan untuk menghadapinya," pikir Gavin, berharap bahwa keseriusannya dan rasa hormatnya terhadap keputusan Zara akan menunjukkan betapa pentingnya Zara baginya.
Hari-hari berlalu, dan Zara terus merenung. Dia mulai mengumpulkan informasi tentang Natania, mencoba mencari tahu lebih banyak tentang masa lalu Gavin. Zara berbicara dengan beberapa teman yang mungkin tahu tentang hubungan Gavin dan Natania, tetapi sebagian besar informasi yang dia dapatkan bersifat samar atau tidak memberikan jawaban yang jelas. "Jangan biarkan keraguan menghalangi langkahmu menuju kebahagiaan," dia ingat untuk tetap memotivasi dirinya.
Zara akhirnya memutuskan untuk menghubungi Gavin dan meminta pertemuan lagi. Dia merasa perlu berbicara langsung dengan Gavin untuk mendapatkan klarifikasi dan mengatasi keraguannya. Dia mengirimkan pesan singkat kepada Gavin, meminta untuk bertemu di tempat yang sama seperti malam sebelumnya.
Ketika mereka bertemu lagi, Zara memulai percakapan dengan hati-hati. "Gue udah mikirin banyak hal, Gavin. Gue butuh lo untuk jujur sama gue tentang masa lalu lo. Ada sesuatu yang membuat gue ragu, dan gue pengen tahu lebih banyak tentang Natania."
Gavin terlihat terkejut, tetapi dia tetap tenang. "Gue mengerti. Gue akan bilang yang sebenarnya. Natania adalah bagian dari masa lalu gue, dan kami memang pernah menjalin hubungan. Namun, kita sudah berpisah lama sebelum gue kenal lo. Gue udah move on dari masa lalu gue, dan gue berusaha untuk nggak membawa masalah itu ke hubungan kita."
Zara menatap Gavin dengan serius. "Kenapa Natania mengirim pesan itu? Apa dia punya alasan tertentu?"
Gavin menghela napas. "Gue nggak tahu pasti kenapa dia menghubungi lo. Mungkin dia masih merasa sakit hati atau ada hal lain yang belum dia selesaikan. Yang pasti, gue pengen lo tahu kalau perasaan gue terhadap lo adalah sesuatu yang tulus dan serius."
Zara merenungkan penjelasan Gavin. Meskipun ada bagian dari dirinya yang merasa lega karena mendengar penjelasan Gavin, dia masih merasa perlu waktu untuk memastikan bahwa keputusan yang dia ambil benar-benar untuk kepentingan dirinya. "Kebenaran sering kali muncul dari keberanian untuk menghadapinya," pikirnya, menyadari bahwa dia harus menghadapi perasaannya dengan jujur.
"Terima kasih udah jujur, Gavin. Gue masih butuh waktu untuk memastikan semuanya. Gue harap lo bisa memahami."
Gavin mengangguk dengan penuh pengertian. "Tentu, Rara. Gue akan menunggu. Dan gue berharap lo bisa menemukan kedamaian yang lo cari."
Zara merasa sedikit lebih tenang setelah percakapan tersebut. Dia tahu bahwa dia masih harus mengatasi perasaannya sendiri dan mengambil keputusan yang tepat. Sementara itu, dia melanjutkan perjalanannya dengan harapan bisa segera menemukan jawaban yang dia cari.
***
Setelah pertemuan terakhir dengan Gavin, Zara kembali ke rutinitas sehari-harinya dengan pikiran yang masih kacau. Dia terus memikirkan keputusan yang harus diambil, sambil mencoba memahami perasaannya sendiri dan mengevaluasi informasi yang dia terima tentang Gavin.
Hari-hari berlalu, dan meskipun Gavin secara teratur mengirim pesan singkat untuk menunjukkan bahwa dia masih menunggu jawabannya, Zara belum merasa siap untuk memberikan jawaban final. Dia merasa terjebak antara perasaannya yang positif terhadap Gavin dan keraguan yang timbul dari pesan Natania.
Zara mulai merasa frustrasi dengan ketidakpastian ini. Dia melakukan banyak refleksi pribadi, menghabiskan waktu dengan teman-teman dekatnya, dan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya dia inginkan dari hubungan ini. Dalam upayanya untuk menemukan kejelasan, dia juga mencoba mendalami lebih jauh tentang masa lalu Gavin, bertanya pada teman-teman yang mungkin tahu lebih banyak.
Pada suatu hari, Zara memutuskan untuk berbicara dengan Seyna tentang kebimbangannya. "Gue masih belum bisa memutuskan, Na. Gue suka Gavin, tapi Natania bikin gue ragu. Gue bener-bener butuh waktu untuk memastikan apa yang gue rasakan ini benar."
Seyna mencoba memberi dukungan. "Kadang, waktu memang yang akan membantu lo menemukan jawaban yang lo butuhkan. Jangan terburu-buru. Yang penting adalah lo merasa yakin dengan keputusan lo nanti."
Zara mengangguk, merasa sedikit lebih tenang setelah berbicara dengan Seyna. Dia terus melanjutkan kehidupan sehari-harinya, sambil mencari jawaban di dalam dirinya sendiri.
Gavin, sementara itu, tetap bersabar. Dia mengerti bahwa Zara butuh waktu, dan dia mencoba untuk tidak menekan atau mengganggu proses pemikirannya. Dia terus menunjukkan perhatian dan memberi ruang bagi Zara untuk membuat keputusan yang tepat untuk dirinya.
Pada malam yang tenang, Zara duduk sendiri di kamar sambil merenungkan semua yang telah terjadi. Dia menulis di jurnalnya, mencoba untuk mengekspresikan perasaannya dan kekhawatirannya. Dia merasa bahwa keputusan ini tidak bisa dipaksakan dan membutuhkan waktu untuk menemukan kepastian.
Sampai saat itu, Zara tetap merasa ragu, tetapi dia tahu satu hal: dia perlu memberikan dirinya waktu dan ruang untuk memahami perasaannya dengan lebih baik sebelum membuat keputusan yang bisa mempengaruhi masa depannya dan hubungan dengan Gavin.
Dengan perasaan campur aduk dan keinginan untuk membuat keputusan yang tepat, Zara terus mencari kejelasan, berharap bahwa waktu akan menjawab semuanya.
***
APANIH TIBA TIBA MASA LALU GAVIN KEMBALI
PERTANDA APA YA??
TERIMAKASIH BAGI YANG SUDAH MEMBACA
TUNGGU UPDATE SELANJUTNYA YA!
![](https://img.wattpad.com/cover/375928456-288-k142334.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Briefly and Eternally (On Going)
Dla nastolatków"Briefly and Eternally" mengisahkan dua orang yang bertemu secara kebetulan pada tanggal 26 November, di sebuah momen yang tampaknya biasa. Dalam pertemuan singkat ini, mereka menemukan sebuah hubungan yang tak terduga dan saling jatuh cinta. Harapa...