Bab 16 : Pilihan

1.3K 112 0
                                    

Selamat membaca.

**********

Aku pura-pura pasrah aja deh, nanti kalau dia lengah aku kabur, batin Athena seraya menundukkan kepalanya.

"Gerald, maafkan aku," ungkap Athena dengan sendu menatap Gerald yang sudah batuk berdarah akibat serangan sihir dari Andreas.

Gerald menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak Athena, jangan pernah meminta maaf, kau tidak bersalah."

Athena tersenyum dengan tubuh yang melayang mendekati Andreas. Anjir sihirnya mirip Venom.

"Gadis pintar," ujar Andreas mengusap kepala si empu. Matanya begitu lembut menatap Athena, berbeda saat dia menatap Gerald yang merupakan adiknya sendiri.

Berjalan meninggalkan Gerald seorang diri yang menangis tanpa suara, tubuhnya terkulai lemah dengan darah terus mengalir.

Pemandangan itu, Athena tidak sanggup sama sekali. Dirinya memejamkan mata dengan satu kata yang berulang kali ia ucapkan dalam hati, maaf.

Di dalam kereta kuda milik Andreas, ia menatap Athena yang wajahnya nampak menahan tangis. Ia menggertakan gigi kesal, tidak ingin rasa empati menguasainya

"Athena."

Si empu yang duduk bersampingan menatap malas padanya. "Kau serakah."

Andreas terkekeh, "apa buktinya?" Ia tersenyum jenaka.

"Kau punya istri dan selir banyak sialan," umpatnya dengan kesal karena sihir biru itu masih mengikat tubuhnya.

"Sshh, aku bisa menceraikan mereka semua, karena yang kubutuhkan sudah ada di sini," ujar Andreas dengan telunjuk kanan ia simpan di bibir Athena.

"Dih." Athena merotasikan bola matanya. "Kau tidak ada hati nurani!"

"Ya memang tidak ada, karena hatiku ini hanya untukmu saja." Andras tersenyum senang menatap Athena yang kalah telak dalam adu mulut.

Sabar, sabar ... Orang sabar jodohnya banyak, batin Athena dengan helaan napas panjang menarik atensi Andreas.

"Kesal?"

"Tidak."

"Kau lucu."

Athena kembali merotasikan bola matanya, jika seperti ini, akan sulit baginya untuk kabur. Sialan banget ni orang.

"Lihat." Andreas menunjuk keluar di mana istana miliknya terlihat begitu megah. "Selamat datang di istana barumu, sayang."

"Istananya jelek," ledek Athena dengan wajah ia palingkan.

"Benarkah?" Tidak ada rasa sakit hati ketika istana miliknya diejek, Andreas malah terkekeh senang. "Mau kubuatkan istana es? Atau istana emas?"

Athena terdiam menatap tajam Andreas. Apa minta seribu istana aja gitu? Biar ada cerita seribu candi versi orang barat. Athena terkekeh akan pikirannya membuat Andreas yang sedari menatapnya gemas.

"Manis sekali," ucapnya memainkan ujung rambut Athena. "Aku penasaran apa yang kaupikirkan, tapi pasti kau tidak akan memberitahuku."

Athena mengendikkan bahunya, menatap keluar jendela di mana kereta kuda yang ia tumpangi telah berhenti. Di luar sana beberapa wanita memakai gaun indah membuat ia terkejut.

Tidak. Athena tidak terkejut dengan gaun itu. Akan tetapi ciri khas yang mereka miliki, sungguh mirip sepertinya.

Wanita-wanita itu memiliki rambut pirang, ada yang tidak, meski begitu matanya merah. Tunggu! Ratu sama selirnya punya kemiripan yang ada di tubuh Athena!

Am I the Reincarnation of a Goddess? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang