Selamat membaca.
**********
"Kita ke Utara," cicitnya dengan wajah ia palingkan.
Venom dan Hydra saling menatap curiga. Sehari setelah Athena sadar dari pingsannya, si empu tiba-tiba mengajak keduanya pergi ke Utara.
"Kau ingin menemui siapa?" Venom menyilangkan kedua tangannya dengan menatap tegas Athena.
"Itu ...." Athena memainkan rambutnya sembari mengerucutkan bibirnya.
"Apa?" Venom memegang dagu Athena agar si empu menatapnya. "Bertemu pria?"
Hydra mendengar tuduhan Venom, ia memeluk kaki Athena. "Ah tidak! Kau harus jadi pengantinku!"
Athena mendorong tubuh Venom lalu berusaha melepaskan pelukan Hydra meski akhirnya gagal. "Tenanglah, aku hanya ingin menyelamatkan seseorang."
"Ah benar!" Venom teringat sesuatu. "Mungkinkah Roderick?"
Athena menggelengkan kepalanya, ia nampak lesu mendengar nama pria itu. Aku jadi kangen Roderick, batin Athena.
"Bukan," jawabnya lesu.
Venom menghela napas lembut, ia mengusap kepala Athena, mencoba menenangkan si empu. "Kenapa? Kau ragu?"
"Hum, aku ingin menyelamatkan sahabat kecilku, tapi aku ragu ...." Athena menunjukkan wajah muramnya membuat Venom merasa sedih.
Hydra melepaskan pelukan di kaki Athena, dia memegang jemari lentik si empu. "Ikuti keraguanmu."
Athena tersenyum, "apa itu artinya aku jangan menyelamatkan dia?"
Hydra mengangguk, "kenapa tiba-tiba kau ingin menolongnya?"
Athena yang pegal terus berdiri segera duduk di pinggir kasur, "itu karena ... Cyra masuk ke dalam mimpiku, dia memohon agar aku menolongnya."
"Aku ... Kita lakukan hal beresiko," usul Hydra dengan semangat dan tentunya ditolak mentah-mentah oleh Venom.
"Tidak bisa! Aku tidak ingin kehilangan Athena lagi."
Hydra mendengus, "kau bisa membantunya menolong Cyra."
Venom menggelengkan kepalanya, dia sangat takut Athena menghilang selama berminggu-minggu seperti sebelumnya. "Aku tidak mau." Venom menatap Athena lalu berkata, "kau ragu Athena? Jika iya, jangan menolongnya." Begitu tegas Venom mengucapkan kalimat akhir.
Athena mengangguk lesu. Rasanya ia sangat ragu menolong Cyra, sungguh. Tetapi anehnya pikiran ini terus ingin menolong Cyra.
Hydra menghela napas panjang, "mengapa temanmu bisa masuk ke dalam mimpimu?"
"Katanya dia pakai sisa sihirnya untuk minta bantuan ke aku," jelas Athena.
Hydra mengangguk mengerti, "dia penyihir tingkat berapa?"
Athena membelalakkan matanya, ia menggoyangkan tubuh kecil Hydra. "Aku baru ingat! Cyra bukan penyihir!"
"Dugaanku benar!" Venom berdecih kesal, siapa yang melakukan tipuan ini? Menurutnya di antara kakak-beradik itu yang pantas dicurigai
"Untunglah kita memikirkan secara matang," ujar Hydra memegang kepalanya terasa pusing karena Athena menggoyangkan tubuhnya terus-menerus begitu mudah.
"Lalu kenapa kau memberi usulan beresiko?" Venom menatap kesal Hydra. Dari dulu Hydra sangat menyukai tantangan, ia yakin alasannya karena itu.
Hydra menggelengkan kepalanya, ia lalu memegang kepala yang terasa berdenyut, "entah, aku tidak mengerti."

KAMU SEDANG MEMBACA
Am I the Reincarnation of a Goddess?
Fantasy"Masuk novel beneran?" tanyanya kembali memastikan wajah di pantulan air danau. Wajah familiar membuat Maera berpikir. "Atau masuk ke dunia lain? Ahk kepala aku sakit," ringisnya seraya memegang kepala. Jangan bilang aku masuk novel yang terakhir ak...