Bab 27 : Perhatian

725 62 9
                                    

Selamat membaca.

**********

Athena membuka pintu ruang kerja Andreas. Sudah berapa kali tadi ia mengetuk tetapi tak ada jawaban membuatnya memilih masuk.

Nampak Andreas berbaring di kursi panjang, terdengar deruan napas teratur serta buku yang menutupi wajahnya. Athena melirik meja tempat biasa Andreas melakukan pekerjaannya, begitu banyak dokumen menumpuk dan berserakan.

Athena mengerutkan keningnya, merasa kasihan pada Andreas. Gila, apa ini yang namanya stockholm syndrome? Bisa-bisanya aku kasihan sama penculik.

Tak ingin berlama-lama di ruang kerja Andreas, Athena memilih pergi. Namun, tangannya ditahan sehingga langkahnya terhenti.

"Mau ke mana?" tanya Andreas dengan suara serak karena baru saja terbangun dari tidurnya. Ia bangkit, menarik Athena agar mendekat padanya dan ia peluk erat dengan mata terpejam, menyamankan posisinya.

Andreas tak kunjung mendapatkan jawaban dari si empu membuatnya mendongak menatap Athena yang sudah membuang muka. "Aku rindu suaramu, katakanlah sesuatu, Athena."

Athena menelan saliva-nya, ia lalu menatap Andreas dengan ragu. "Ehm, aku bosan diam terus di kamar, jadi … Aku samperin kamu karna pengen minta keluar."

"Benarkah?" Andreas mengulas senyuman begitu hangat ketika Athena mengeluarkan suaranya. "Aku takut jika kau keluar dari istana, mereka akan mengambilmu dariku."

Tok tok tok!

"A-ada orang!" Athena begitu panik mendorong Andreas agar si empu melepaskan pelukannya.

"Uhk diamlah Athena, apa yang harus ditutupi? Biarkan aku seperti ini." Andreas mengeratkan pelukannya.

Ceklek!

Pintu terbuka, Griyone kembali membawa dokumen membuat Andreas mendengus malas. "Jawabanku masih sama, pergilah," usirnya dengan kesal.

"Emangnya ada apa?" tanya Athena penasaran membuat ide cemerlang terlintas di benak Griyone.

Griyone mulai menunjukkan wajah sedihnya dalam waktu singkat. "Begini Nona. Beberapa selir yang diceraikan meminta kompensasi pada Yang Mulia, tetapi Yang Mulia tidak ingin membayarnya, aku khawatir jika nanti faksi menengah ke bawah akan menciptakan keributan," ungkapnya begitu lihai membuat Athena merasa khawatir.

"Kenapa dia gak mau?"

"Haaa." Griyone menghela napas, menunjukkan kekhawatirannya begitu mendalam membuat Andreas kesal. "Dia tidak sudi memberikan uangnya."

Melihat seringaian di akhir dari Griyone, Athena menyadarinya. Ternyata dia minta bantuin aku bujuk Andreas, batinnya dengan sigap segera menganggukkan kepalanya pelan membuat Griyone yang tahu akan itu tersenyum simpul.

Athena menatap Andreas yang sudah membuang muka. Ia dalam posisi berdiri dengan Andreas duduk di kursi masih senantiasa memeluknya.

"Bayarlah kompensasi mereka, aku takut nanti masalahnya jadi runyam," pinta Athena mengusap kepala Andreas yang segera menyembunyikan wajahnya di perut Athena.

"Begitukah?" Andreas kemudian mendongak, menatap Athena begitu lugu membuat si empu terkekeh gemas.

"Iyaa."

Andreas tersenyum senang lalu senyuman itu luntur ketika menatap Griyone. "Bayarkan saja sesukamu, aku tidak peduli."

Griyone memekik senang dalam hati, segera memberi acungan jempol pada Athena dan berlalu keluar untuk mengurus masalah tadi.

Am I the Reincarnation of a Goddess? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang