2

87 11 11
                                    

*kata dengan bergaris miring menandakan cerita tentang masa lalu*

"Wooyoung-ah, tunggu sebentar biar Kakak yang ambil bolanya."

"Uhm."

Wooyoung menurut dengan apa yang dikatakan kakaknya, adik-kakak Jung itu tengah bermain di taman bermain dekat dengannya mansion mereka. Mereka sedang bermain lempar bola namun Wooyoung melemparkan bola itu terlalu jauh, sang kakak berinisiatif membawanya dan menyuruh yang lebih kecil menunggu. Wooyoung kecil melihat ke sekeliling dimana anak lain juga bermain, ada yang bermain perosotan, ada yang bermain ayunan, ada juga yang bermain bola sepertinya. Walau masih berumur 4 tahun Wooyoung sudah mengetahui jenis-jenis hybrid dilihat dari ciri-cirinya. Wooyoung melihat kearah lapangan pasir, banyak anak-anak disana yang bermain pasir membangun sesuatu. Wooyoung melihat ada hybrid dengan telinga panjang sedang bermain pasir sendirian,"Lucunyaa itu kelinci," gumam Wooyoung pelan.

Tanpa sadar Wooyoung terus melihay hybrid itu, ia sangat menyukai telinga panjang itu, namun tiba-tiba ada tiga anak laki-laki mendekati kelinci kecil itu. Wooyoung menatap keempatnya dari jauh, tiga anak mengganggu si kelinci hingga menangis. Wooyoung terkejut ia berlari kearah si kelinci dan berdiri menghadang.

"Kalian jangan nakal! Kelinci ga ganggu kalian!" ucap Wooyoung setelah berdiri menghadang.

"Kamu jangan ikut campul, dia menyebalkan. Dia melihat kealahku telus!"

"Memang kenapa? Kelinci punya mata juga! Sekalang kalian pelgi, kalian tida melihat ekolku ini?"

Ketiga anak lelaki itu tampak berbisik-bisik dan akhirnya pergi menjauh dengan langkah kesal. Tidak ada yang tidak tahu dengan hybrid berekor dua itu, kebanyakan orang tua sudah memberitahu putra-putrinya sejak dini untuk tak berurusan dengan keluarga keturunan gumiho itu. Wooyoung membalikkan badannya mengulurkan tangan pada si kelinci.

"Kamu tidak apa-apa?"

"Huwaaaaa!"

Wooyoung kecil tersentak ketika si kelinci malah semakin menangis kencang. Ia tak tahu apa yang terjadi, padahal dia sudah membantu si kelinci tapi kelinci itu malah ketakutan dengannya.

"Hei-"

Bukkkk

"Aww!" Wooyoung memegangi kepalanya yang terkena lemparan batu entah darimana, ia merasakan cairan lengket mengalir menuju dahinya.

"Hiks." Berdarah, kepalanya sakit dan berdarah karena lemparan batu itu.

"Kamu jangan ganggu dia! Rubah jahat jangan mendekati kelinci. Aku tahu pasti kamu mau memakan kelinci kan?!" Seorang anak yang tersangka menjadi pelaku pelemparan batu itu kini berdiri di depan Wooyoung dengan tangan yang merentang menutupi kelinci yang tadi menangis.

"Hiks-sakit. A-ku tidak makan kelinci."

"Bohong! Semua rubah itu licik kalian akan memakan kelinci. Aku Park Seonghwa akan menjadi kelinci alpha dan melindungi kelinci lain dari kalian rubah jahat!"

"Hiks, a-aku tidak jahat. Huwaaa! Kakakk!"

"Wooyoung-ah!"

Begitulah menjadi keturunan gumiho, pemikiran masyarakat akan terbagi menjadi dua. Ketika banyak yang berpendapat kelahiran darah gumiho menandakan keberuntungan, bagi para hybrid mangsa gumiho adalah musibah dan predator yang licik, termasuk para hybrid kelinci itu.

000

Wooyoung mengelus bagian dahinya yang tertutupi rambut, ia bisa merasakan ada bekas luka disana. Hari itu dahi Wooyoung sobek karena lemparan batu dari anak bernama Park Seonghwa. Wooyoung memang masih sangat kecil waktu itu, namun itu menjadi trauma baginya, bagaimana tidak? Ketika ia sudah melakukan hal baik, ia malah dituduh berbuat jahat hingga dilempari batu dan terluka. Itulah awal mula kenapa Wooyoung membenci alpha kelinci, tidak, tapi Park Seonghwa yang benar-benar tumbuh dewasa menjadi hybrid alpha kelinci. Alasan yang menurutnya cukup untuk membuat Park Seonghwa menderita.

Waktu mata pelajaran satu dan dua berakhir, Wooyoung berjalan beriringan dengan Yeosang dan Mingi menuju kantin. Yeosang seorang hybrid beta maltese dan Mingi seorang hybrid alpha serigala sekaligus kekasih kakaknya. Mereka bertiga berusia sama, Wooyoung dan Yeosang memiliki kelas yang sama hanya Mingi yang berbeda. Mereka berjalan menuju meja kantin yang terlihat masih kosong untuk diisi beberapa orang nantinya.

"Lu ga jemput Kak Yun?"

"Nggak, yang ada gue dikemplang. Dia malu," jawab Mingi lesu. Wooyoung mengerti kenapa kakaknya melakukan itu, Mingi terlalu menempel pada kakaknya namun walau begitu kakaknya sangat mencintai pria serigala ini.

"Yo!"

"Bang Hongjoong! Yuyu mana?" tanya Mingi ketika melihat Hongjoong, hybrid alpha macan putih, datang menghampiri mereka.

"Mana gue tau, kita ga sekelas."

Mingi kembali memasang wajah lesunya, pria itu benar-benar terlalu menempel pada Yunho. Setelah Hongjoong datang, si paling kecil di antara mereka juga menyusul datang, Jongho namanya seorang hybrid alpha beruang. Sembari menunggu si Kakak Jung yang mungkin memiliki urusan lain dikelasnya mereka memesan makanan terlebih dahulu. Kelompok ini sudah begitu terkenal di seluruh akademi? Bagaimana tidak isi dari kelompok ini adalah hybrid-hybrid menarik. Dimulai dari hybrid gumiho berekor dua dan kakaknya, lalu hybrid macan putih juga hybrid beruang yang langka keberadaanya. Banyak orang yang iri dengan pertemanan mereka dan banyak orang juga yang takut dengan mereka terutama Jung Wooyoung yang selalu membuli Park Seonghwa.

Jung Wooyoung bukan anak nakal atau pembuli yang sangat suka menindas yang lemah, dia bahkan tak tertarik dengan siapapun selain Park Seonghwa. Bila sedang bersama teman-temannya Wooyoung akan bersikap biasa seperti murid pada umumnya namun jika sudah dipertemukan dengan hybrid alpha kelinci itu sifatnya akan berubah drastis menjadi menyebalkan dan tegaan. Mata rubah berekor dua itu memicing senang melihat seseorang yang selalu ia cari keadaannya baru saja melewati mejanya dengan acuh sembari membawa nampan makanan di tangannya.

"Jangan Woo." Itu Hongjoong yang berbicara namun hanya dibalas dengan putaran mata malas oleh Wooyoung.

"Gue ambil makan dulu."

Sudah di bilang tak ada yang bisa mencairkan sifat keras kepala Wooyoung, Hongjoong hanya menghela nafasnya merasa kasihan pada Park Seonghwa karena harus melawan orang seperti Jung Wooyoung.

Wooyoung merubah ekspresi wajahnya dengan tersenyum ceria ketika berjalan menuju Seonghwa yang duduk membelakanginya,"Park Seong-hwaaaaa!"

Brakkk

"Ups, maaf. Tangan gue kepeleset."

Tidak, tentu saja itu bohong. Wooyoung dengan sengaja memukul bagian belakang kepala Seonghwa hingga kepalanya jatuh diatas nampan makanan yang masih utuh.

"Pfft-"

Wooyoung menahan tawanya ketika melihat wajah hingga baju hybrid kelinci itu kotor dengan makanannya sendiri.

"Jung Wooyoung! Kamu keterlaluan!" Itu bukan Seonghwa, melainkan seseorang disebelahnya, teman satu-satunya Seonghwa yang masih bertahan dan mau menemani hybrid kelinci itu.

"Eh, Sannie?" Choi San, seorang hybrid beta kucing. Ia membentak Wooyoung tepat didepan wajahnya bukan karena berani, ia pun takut tapi terkadang perilaku Wooyoung terlalu berlebihan membuatnya kesal.

"Gapapa, San. Mungkin tangannya lagi sakit jadi tanpa sengaja mukul kepalaku." Dengan wajah yang masih kotor oleh makanan, Seonghwa tersenyum kearah San menenangkan. San menghela nafasnya lalu meraih tangan Seonghwa untuk pergi dari kantin dan membersihkan kekacauan itu.

Wooyoung tersenyum miring melihat keduanya pergi, alasan kenapa hingga saat ini masih mengganggu Park Seonghwa. Wooyoung benar-benar benci dengan sikap congkaknya itu, ia penasaran akan sampai kapan hybrid kelinci itu berperilaku seperti itu. Sudah empat tahun berlalu dan Seonghwa selalu melawannya dengan santai seperti itu membuat Wooyoung semakin gencar membuatnya menderita.

TBC...

Chapter duanyaa yorobunn, selamat menikmati!!

PARISTA || WooHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang