4

57 8 5
                                    

Cahaya bulan yang masuk dengan bebas kedalam rumah pohon itu menjadi satu-satunya pencahayaan yang ada. Wooyoung memiliki mata yang tajam membuat dirinya visa melihat dengan jelas apa yang berada di dalan sana hanya dengan cahaya bulan. Gumpalan putih itu melompat mundur ketika menyadari kehadiran Wooyoung.

"Park Seonghwa?" Satu nama yang keluar dari mulut Wooyoung ketika melihat kelinci itu.

Wooyoung memang mengira itu bentuk hewannya Park Seonghwa awalnya, namun saat ia melangkah lebih dekat ia bisa mencium aroma pheromone yang manis berasal dari si kelinci.

"Omega?"

Setelah tersadar bahwa itu hybrid omega Wooyoung langsung meralat jawabannya, itu bukan Park Seonghwa karena Seonghwa adalah hybrid kelinci alpha. Sekilas memang mirip seperti Seonghwa yang ia lihat saat Seonghwa pingsan tadi tapi ternyata bukan. Kelinci itu tampak ketakutan melihat Wooyoung, ia mengambil langkah mundur agar sedikit menjauh dari kelinci itu.

"Maaf, maaf."

Wooyoung berjongkok tepat di pintu masuk, ia berusaha mengambil jarak yang cukup jauh dari si kelinci namun masih cukup untuk melihat kelinci itu. Wooyoung bertanya-tanya apa yang terjadi, mengapa ada kelinci hybrid di dalam rumah pohonnya apalagi ditengah malam seperti ini dan lebih parah lagi kelinci itu omega. Rumah pohonnya berada ditengah hutan, ia heran kenapa omega itu tak takut jika ada hewan liar yang mendekatinya. Wooyoung berusaha untuk tenang agar tak membuat kelinci itu ketakutan juga.

"Maaf membuatmu takut, tapi aku takan menyakitimu," ucap Wooyoung dengan nada lembutnya, namun hal itu tak membuat si kelinci langsung percaya. Butuh sekitar 20 menit untuk kelinci itu melonggarkan kewaspadaannya.

Wooyoung tersenyum ketika kelinci itu terlihat duduk dengan nyaman. Wooyoung tak langsung bertanya, ia hanya diam memerhatikan kelinci itu.

"Kamu ga dingin?"

Tak ada jawaban.

"Kenapa kamu bisa ada disini? Kamu ga takut sama hutan lepas kayak gini?"

Tidak ada jawaban juga. Padahal walau dalam bentuk hewan, hybrid tetap bisa berbicara walau suaranya mungkin akan sedikit berbeda seperti dirinya. Suara Wooyoung saat dalam bentuk rubahnya terdengar lebih berat dari suara aslinya mungkin kelinci ini juga akan seperti itu.

"Udah dini hari kamu gaakan pulang? Mau tidur disini?"

Semua orang yang mendengar nada bicara Wooyoung sekarang mungkin akan sangat terkejut, seorang Wooyoung yang biasanya memberikan nada dingin tak acuh juga menyebalkan bisa menjadi lembut seperti ini. Pada dasarnya Wooyoung memang pribadi yang lembut untuk orang-orang yang lemah seperti kelinci dihadapannya ini. Kelinci itu tampak menggigil kedinginan, tak ada benda hangat disekitarnya. Wooyoung bingung, sepertinya kelinci itu tak ada niatan untuk pergi dari rumah pohonnya tapi kelinci itu tetap terjaga karena ada dirinya jadi Wooyoung berniat untuk pergi tapi melihat makhluk kecil itu menggigil ia jadi bingung, dan lagi ia tak membawa jaket untuk diberikan. Dirinya menatap kaos hitam pendek yang digunakan lalu membukanya, melipatnya hingga rapi lalu ia tatap kelinci itu.

"Kamu kedinginan kan? Aku ga bawa jaket, aku gatau kamu bakal mau pake atau nggak tapi nih- kaosku. Buat kaosku jadi bantalan tidur mu, ga bau kok aku baru ganti baju tadi. Kalo gitu aku pergi, selamat beristirahat."

Setelah mengucapkan itu Wooyoung melompat turun dari rumah pohon dan pergi seperti yang diucapkannya, meninggalkan kelinci hybrid itu sendirian.

——————————————

Setelah kejadian semalam Wooyoung sama sekali tak bisa tidur, ia jadi terus memikirkan si kelinci takutnya setelah ia pergi ada hewan liar yang mendekati rumah pohonnya. Masih mending jika itu hewan liar biasa, si kelinci bisa berubah jadi manusia dan mengusirnya bagaimana jadinya jika yang mendekati rumah pohon itu hybrid predator yang liar? Wooyoung benar-benar kepikiran maka ketika matahari mulai terbit ia berlari kembali masuk ke dalam hutan untuk melihat si kelinci. Sedikit mengejutkan namun membuatnya tenang, kelinci itu benar-benar tak meninggalkan rumah pohon dan tertidur pulas beralaskan kaos yang ia berikan semalam. Ia tak mau mengganggu, maka setelah itu ia kembali ke mansionnya untuk bersiap pergi sekolah.

Kini Wooyoung dan teman-temannya sedang berkumpul di kantin untuk sarapan, hal rutin yang mereka lakukan sebelum jam masuk berdering.

"Bang, lu punya kenalan hybrid kelinci omega ga bang?" tanya Wooyoung pada Hongjoong disela kegiatan makannya.

"Kelinci omega? Ngapain? Setelah ngebuli alpa kelinci sekarang lu naksir omega kelinci?"

"Nggak gitu, anjir. Gue cuma nanya apa kalian punya kenalan hybrid kelinci omega yang warnanya mirip warna bentuk kelinci nya Seonghwa?"

"Hah? Seonghwa? Curiga banget pertanyaannya." Itu Yeosang yang ikut dalam pembicaraan.

"Udah lah ga jadi."

"Keknya gue pernah liat deh Bang, angkatan gue tapi gue lupa namanya," ucap Jongho menyaut.

"Bener? Gue bisa minta bantuan lu buat cari tahu siapa namanya? Terus tunjukin gue yang mana?"

"Hmm, oke."

Wooyoung memberhentikan percakapannya mengabaikan tatapan penasaran dan curiga teman-temannya yang lain walau begitu ia sama sekali tak mau memberitahu alasannya, beruntung Jongho yang ia minta bantuan karena si maknae itu tak bawel seperti yang lainnya. Buka apa-apa ia hanya penasaran siapa kelinci yang ia temui tadi malam, mungkin Wooyoung bisa mengira bahwa itu hanya kelinci liar yang menjadikan rumah pohonnya sebagai kandangnya, namun dengan tampilan bersih kelinci itu juga keadaan rumah pohonnya yang bersih ia tahu bahwa kelinci itu terdidik. Karena itu Wooyoung ingin mencarinya di sekolahnya terlebih dahulu.

Saat malam tiba entah kenapa Wooyoung ingin pergi lagi ke rumah pohonnya ia merasa kelinci itu akan berada lagi disana. Maka tanpa pikir panjang Wooyoung langsung berlari masuk kedalam hutan, ia memanjat pohon dengan pelan sesaat sampai di rumah pohon. Ia sedikit mengintip ke dalam dan benar saja ia menemukan gumpalan putih itu disana lagi.

"Hei."

"Ah, maaf. Aku ga bermaksud ngagetin kamu, maaf ..."

Wooyoung merasa bersalah ketika kelinci itu menghentakkan badannya karena terkejut. Tapi untuk hari ini kelinci itu tak terlalu takut kepadanya, ia langsung kembali terduduk santai ditempatnya. Kelinci itu menatap Wooyoung dalam diam membuat hybrid rubah itu bingung.

"Kenapa?"

Kelinci itu menatap kearah bawah tepat di belakang Wooyoung, Wooyoung mengikuti arah pandang kelinci itu dan melihat kaosnya yang semalam terlipat rapih disana.

"Kamu mencucinya?"

Kelinci itu mengangguk.

"Pfft-"

Wooyoung merasa kelinci itu menatap Wooyoung kesal.

"Hahahah maaf, aku udah ngira ini dari lama, kelinci itu emang lucu." Hening, kelinci itu membuang mukanya tampak tak peduli dengan pujian si rubah dua ekor itu.

"Kamu ga takut lagi sama aku?"

Tidak ada jawaban, namun Wooyoung memakluminya dengan dia yang tak ketakutan saja sudah lebih dari cukup untuknya. Ia semakin penasaran dengan hybrid kelinci itu, kenapa ia ada disana? Apakah kelinci itu tak memiliki keluarga? Wooyoung ingin segera pergi ke sekolah dan bertemu dengan Jongho untuk mendapatkan informasi.

Wooyoung sudah mengingat warna corak dari kelinci yang selalu ada di rumah pohonnya, maka saat Jongho menunjukkan orang yang dimaksud kemarin Wooyoung langsung mendapatkan jawabannya. Kelinci yang Jongho tunjukkan memiliki warna telinga dan ekor yang sama seperti kelinci di rumah pohonnya.

"Itu Bang, namanya Park Wonbin."

Wooyoung tersenyum, ia hanya perlu mendapatkan informasi sampai situ, ia tak akan menggali lebih jauh tentang Park Wonbin namun ia juga tak akan acuh begitu saja jika Wonbin masih terus tidur dirumah pohonnya.

TBC...

Masih minat? 🤨
Harus minat lah 😋😋

PARISTA || WooHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang