Pagi harinya Seonghwa kembali beraktivitas seperti biasa, diapun menggunakan kembali feromon alphanya saat berangkat ke sekolah. Seonghwa harap-harap khawatir jika dia bertemu dengan Wooyoung, takut bahwa alpha rubah itu benar-benar mengenalinya. Namun saat bertemu di depan loker Wooyoung bersikap seperti biasa, tak ada lagi tatapan dan gerakan hati-hati itu, tak ada lagi nada lembut yang Wooyoung berikan padanya seperti kemarin malam, semuanya hilang dan ini Wooyoung yang Seonghwa kenal selama ini.
Ada perasaan aneh juga lega, lega karena Wooyoung benar-benar tak mengenalinya kemarin dan aneh, ada rasa tak suka melihat perbedaan itu. Seonghwa tak ingin berpikir terlalu jauh, Seonghwa pikir mungkin saja Wooyoung punya dua kepribadian. Dan dihari yang sama, di waktu yang sama seperti kemarin mereka berdua bertemu lagi di rumah pohon kecil itu. Seonghwa tak menyangka Wooyoung akan datang lagi, sedangkan dirinya hanya ingin memghirup udara segar karena berdiam diri dirumah sekarang membuatnya tak nyaman.
Lagi, Wooyoung bersikap lembut seperti kemarin pada Seonghwa bahkan pria itu tertawa dan memujinya gemas. Seonghwa pun mengabaikannya, namun hari demi hari berlalu dan mereka sering bertemu dirumah pohon dan menjadi akrab. Seonghwa tak tahu apa yang terjadi. Pagi hingga sore hari ia akan menerima sikap kasar Wooyoung, dan malamnya ia akan menerima sikap manis dan hangat pria itu. Ini membuat Seonghwa bingung, Wooyoung yang ia kenal saat dirumah pohon benar-benar memiliki kepribadian yang hangat dan manis.
Tak ada suara menjengkelkan, tak ada perkataan hina dan perlakuan kasar yang biasanya ia dapatkan yang kini Seonghwa dapatkan hanya perlakuan hangat dan manis. Tiap kali Wooyoung datang menemuinya, ia selalu membawa cemilan dan beberapa boneka yang membuat rumah pohon kecil itu dipenuhi berbagai macam jenis boneka, katanya itu untuk menemani dirinya saat malam tak ada dirinya. Yang lebih anehnya, Seonghwa sangat menyukai sisi Wooyoung yang ini dan dia sangat menikmatinya. Sesaat dia lupa bagaimana kasarnya Wooyoung padanya dan malah menikmati kehangatan tubuh pria rubah itu.
Seonghwa memang selalu bersikap jual mahal pada Wooyoung bahkan ketika mereka sudah merasa semakin dekat. Seonghwa tak tahu bahwa Wooyoung orang yang sangat keras kepala, tiap kali dia datang dia akan bertanya apakah dia boleh menggendong dirinya. Seonghwa yang malu tentu saja menolak, namun hari kepala lelaki itu semakin keras agaknya. Karena hari ini Wooyoung benar-benar mengejarnya mati-matian membuat Seonghwa kalah dan kini berada di pangkuan Wooyoung yang tersenyum menang.
"Lihat senyum ke kanak-kanakan itu, dia bukan Jung Wooyoung," batin Seonghwa tak habis pikir.
Seonghwa lengah, ia terlalu larut pada kehangatan musuhnya itu. Tapi bagaimana Seonghwa tidak terlena, ketika hanya Wooyoung lah yang memperlakukannya seperti ini, memperlakukannya seakan dia adalah eksistensi yang sangat rapuh yang harus dijaga. Hanya saat bersama Wooyoung, Seonghwa merasakan bagaimana diperlakukan seperti omega pada umumnya. Seonghwa jadi berharap bahwa dia benar-benar bisa menjadi omega seutuhnya.
"Bunny?"
Seonghwa mendongak ketika nama panggilannya disebut, nama panggilan yang lucu yang diberikan Wooyoung padanya.
"Aku nemenin kamu disini malam ini gapapa?"
Matanya membulat mendengar perkataan itu. Seonghwa bertanya-tanya kenapa rubah itu ingin menamaninya? Namun Seonghwa tak bisa mengutarakan itu dengan ucapan, karena dia sudah berjanji pqda dirinya sendiri bahwa ia tak akan pernah berbicara dengan Wooyoung dalam bentuk kelincinya ini.
"Besok cuma ada pelajaran pemburuan, jadi datang siang pun gapapa. Jadi boleh yah?"
Ah, pemburuan ya? pikirnya. Karena besok baik dirinya dan Wooyoung sama-sama memiliki mata pelajaran yang sama, mereka akan melakukan pemburuan bersama lagi. Mata pelajaran yang sangat tak Seonghwa sukai.

KAMU SEDANG MEMBACA
PARISTA || WooHwa
FanfictionCerita tentang Jung Wooyoung si Alpha rubah, yang membenci Park Seonghwa si Alpha Kelinci. Start: 1 Sept 2024 End: -