Arabella part akhir

14K 63 0
                                    

6 Bulan berlalu, sekarang usia kandungan nya sudah memasuki bulan ke 8 namun perutnya sudah sangat besar, ia akan melahirkan caesar pada bulan depan, namun dua hari belakangan ini ia merasakan sang bayi sudah turun ke panggulnya.

Ibunya kembali bekerja mengembangkan butik peninggalan orang tuanya yang sempat tutup, Sang ibu bekerja keras hingga larut malam tak ada waktu untuk Ara bercerita, dia juga enggan menceritakan pada sang asisten rumah tangganya.

Art dirumahnya bekerja dari pagi sampai sore saja, dah ia akan pulang ke rumah nya namun hari ini beliau izin. Kemarin saat ara mandi Ara merasakan ada air bening yang keluar dari selangkangan nya di sertai sedikit darah namun Ara masih berfikir bahwa mungkin itu air kencingnya jadi Ia tidak berfikir akan segera melahirkan.

Semenjak kandungan nya sudah membesar Ara tidak lagi memakai dalaman celana hanya bra nya saja yang ia masih pakai. Hari ini rumah sangat sepi ia sendirian sang ibu sejak tadi siang sudah nerangkat ke butik. katanya ada barang yang akan datang dan ada beberapa clien yang memesan.

Sejak semalam perut Ara sudah kencang dan keras, bahkan ia sesekali meringis saat kontraksi itu datang, hingga saat ini sudah sangat intens.

"Ahhhh sakit sekali" ringisnya dia berjalan kearah dapur hendak meminum air.

"Aduh kok makin sakit" Ia merasakan bayinya sudah memasuki jalan lahirnya 'huh huh huh aaahhhhh' Ara merasakan kontraksi, entah naluri dari mana dia melebarkan kakinya 'Aaahhhhh huh huh huh'

"Ibuuuu tolong aaahhhh ini sakit buuu" dia merasakan panas di sekitar kemaluan nya

Dia berteriak kesakitan memanggil sang ibunya namun ia melupakan hal saat ini ia sedang sendirian di rumah ini.

'Huh huh huh, sakit buuu" dia berpegangan kepada meja

'aaaarrrggggh' dia meraba diarea selangkangan nya, sudah basah
'aaaaagggghhhh ibu ini sakit' hampir setengah jam lamanya dia merasakan kesakitan, tenaganya juga sudah hampir terkuras habis.

Sudah tidak kuat untuk berdiri lagi dia duduk di lantai dan membuka kakinya selebar mungkin. tangan nya memegang kakinya untuk melebarkan jalan lahir sang anak.
'Aaagggghhhh sakit buuu huh huh huh' dengan naluri nya dia mengejan,
'Eeeeeeennnnnngggggggggghhhhhh' huh huu huh
'Eeeeeeeeennnnnnnggggghhhhhh' "Tolong bu ini sakit sekali" ucapnya dengan air matanya dia menangis merasakan kesakitan yang luar biasa, seperti bagian bawahnya telah remuk redam melahirkan kedua anaknya.

Satu jam lamanya dia mengejan namun kepala sang bayi belum keluar, hanya menembus vaginanya lalu masuk lagi.
'Eeeeeeennnnnngggggghhhhh' "Ibu tolong Ara kesakitan bu"

Entah firasat dari mana sang ibu pun kembali. Ibunya melihat Ara kesakitan dia tidak tega awalnya ingin membawa Ara ke rumah sakit namun sepertinya itu tidak mungkin, kepala bayinya sudah terlihat namun karena jalan lahirnya yang sempit membuat kepala anaknya hanya sedikit menyembul keluar.

"Ibuuuu tolong ini sangat sakit buu" ucapnya disertai isakan tangis dia sudah lelah mengejan.

"Ayo semangat lagi nak, ibu akan menghubungi bidan terdekat untuk membantu persalinan mu"

"Buuu sakittt"

"Ibu bantu sayang tarik nafasnya dorong keluar bayimu"

'Eeeeeeennnnnngggggghhhhhh' "Sakit banget buuu kepalanya besar"

"Terus sayang ibu akan melebarkan jalan lahirnya" sang Ibu kemudian berlalu pergi mencuci tangan nya hingga bersih lalu duduk di depan anaknya,
'Eeeeeeeennnnnnggggghhhhhhh' sang ibu pun meletakkan tangan nya kevagina Ara
"Terus sayang"
'Eeeeeeennnnnngggggghhhhhh' "Sakit buuu"
15 menit berlalu sama seperti tadi hanya kepalanya menyembul keluar, Ara pun sudah melemah kehabisan tenaga anaknya belum ada yang lahir satupun. Bidan yang di panggil sang ibu akhirnya juga datang. "Buuu sakit banget buuu" 'Aaaaaarrrrrrgggghhhhhh, panas bu, sakit bu' racau Ara

"Ini dari kapan bu.?"

"Saya juga baru datang mungkin 30 menit yang lalu bu, anak saya sudah seperti ini"

"Jalan lahirnya sangat sempit ini bu, makanya bengkak dan sepertinya kepala bayi besarnya melebihi jalan lahirnya" ujar bidan tersebut dan memgambil gunting dan beberapa alat di tas yang ia bawa.

"Buuuu sakittt"
"Buuu akuuu capeee"

"Masih semangat kan.?, jangan merem ya nak"

"Sakit buuuu" "Panas"

"Jangan tegang yaa, rileks yuk ngejan lagi" ucap bidan yang di panggil oleh ibunya. "Ngejan yang panjang saat ada kontraksi yang panjangnya"

'huh huh huh Eeeeeennnnnngggggghhhhhhh'
"Aaaaaarrrrgggggg sakit Buuu" teriak Ara saat jalan lahir sang anak di gunting

"Ngejan yang panjang nak" ibunya menyemangati Ara.

'Eeeeeennnnnngggggghhhhhhh' huh huh huh
Eeeeeennnnnngggggghhhhhhh hah hah hah
'Eeeeeeeeeennnnnnnngggggggggghhhhhhhh sakit buuuuuuu' saat ini ia merasakan kepala sang bayi sudah setengah nya keluar membuat Vaginya nya panas sekali
Eeeeeennnnnngggggghhhhhhh "Aaaaagggghhhhhhh iibbbbuuuuuuuu ini sangat sakit huuuuuu"
erangan panjang membuahkan hasil kepala sang bayi pertama keluar.

Kembali kontraksi ia harus mengeluarkan badan bayinya, sama halnya melahirkan kepalanya, melahirkan bahu dan tubuh sang bayi sama sakitnya, Beberapa kali ia mengejan lebih panjang membuat tubuh sang bayi pertamanya keluar. Sementara membuatnya lega namun perutnya masih tersisa bayi satunya.

Berselang 5 menit kontraksi kembali datang sama seperti tadi dia mengejan lebih panjang dan bayi kedua berjenis kelamin perempuan keluar tetapi sayang ia telah meninggal mengingat ia terlalu lama di dalam kandungan nya.

Anak pertamanya berjenis kelamin laki-laki, ia tampam dan bersih.

Pregnant & Birth StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang