Arabella part 3

10K 65 3
                                    

Ara di periksa oleh dokter kandungan. Bram membawa Ara poli kandungan, disana ia melihat Ara sedang di periksa.

"Waah sepertinya akan ada dua kantung janin ini" ucap dokter dengan antusias.

Ara yang terkejut membuat tubuhnya terdiam sesaat, Dia tidak menyangka bahwa malam itu akan membawa benih yang tumbuh di rahim kecilnya. Yang membuat Ara tidak percaya juga perkataan dokter yang mengatakan ia mengandung janin kembar.
Akan seperti apakah Ara, apa sanggup untuk melewati nya.

Bram terus menyaksikan layar tersebut membuatnya juga dilema dan berfikir keras kejadian malam itu membuat mereka akan terus berhubungan, yaa dia mengakui bahwa anak dikandungan Ara itu anaknya namun dia masih tidak akan mengakui jika ia menggauli Ara 'Ahhhh apa yang aku lakukan, Dia mengandung anak ku, dan sekaligus 2 janin yang akan tumbuh dirahimnya' batin Bram berkecamuk dan dia juga bingung.

"Usia kandungan nya 5 minggu yaa" ujar dokter kandungan tersebut membuat Ara menggangguk.

Satu bulan pasca dirinya dinyatakan hamil, saat ini atau tepatnya hari ini, dia akan mengambil Raport dan nilai kelulusan nya. Namun ternyata hanya Raport yang dapat di ambil hari ini.

Dia melihat dirinya didepan cermin, dan dua buah dadanya agak berisi juga perutnya sudah sangat terlihat, dia segera membuka lemari pakaian nya dan mengambil sebuah baju yang agak kebesaran untuk menutupi perutnya yang sudah terlihat.

Disekolah, anak-anak menunggu diteras kelas, sedangkan para orang tua duduk menunggu nama anaknya di sebutkan. Anak-anak yang duduk menunggu pun bersenda gurau. Tiba-tiba saja Laras di dorong teman nya dan menyenggol keras perut Ara.
Dug
'Auhhh' Ringis Ara sambil memegangi perutnya.

"Ahh maaf Ara, dia nih yang nyenggol aku maaf ya Ra"

"Iya gak papa kok Ras, aku ke toilet bentar ya" tanpa menunggu persetujuan Laras Ara segera melangkah ke salah satu bilik toilet

Perutnya terasa sangat sakit ia pun membekap mulutnya dengan satu tangan, dan satu tangan nya lagi ia meremas rok yang di kenakan, sesekali ia mengelus perut nya.

"Raa lo di dalam" 'tok tok tok'

"Ahh iya bentar" jawab Ara sambil mengatur nafasnya dan menyalakan kran agar tidak membuat curiga.

Saat Ara keluar Laras pun memicingkan mata nya melihat dengan seksama bentuk perut Ara, Dia bertanya kepadanya apa yang terjadi, awalnya dia menggeleng untuk menceritakan nya namun pada akhirnya Ara juga menceritakan malam itu. Membuat dada Laras kembang kempis entah mau marah juga sama siapa.

Akhirnya Laras pun hanya mengangguk dan mengelus perut Ara. Setelah itu mereka pulang kerumah masing-masing. Ibunya sangat senang Ara mendapatkan nilai terbaik. Setibanya di rumah, Ibu dan Ara saling bertatapan melihat sebuah paket didepan rumah mereka.

"Kamu pesan online.?" tanya sang ibu

"Ah kan ibu tau Ara nggak punya ponsel"

"Terus ini paket siapa.?" sang ibu mendekati bungkusan itu dan melihatnya "Nggak ada nama penerima dan pengirim nya"

Sang ibu pun membawanya masuk. Namun Ara mempunyai Firasat yang tidak baik mengenai boks tersebut. Dan benar saja sang Ibu membukanya wajahnya langsung syok dan marah melihat isinya.

PLAKKKK
Suara tamparan menggema.

"Ini apa.?" tanya sang ibu sambil memperlihatkan foto dirinya di malam itu tanpa menggunakan sehelai kain.

"I ibu i ini nggak seperti yang ibu fikirkan"

"Terus apa kamu sedang hamil.?" tanya ibunya mendirikan tubuh nya yang kecil di hadapan nya dan meraba perut Ara.

"Maaf ibu" ucap Ara, hanya permintaan maaf saja yang keluar dari bibirnya

"Bagaimana nasibmu kedepan nya Ara.?" tanya sang ibu

"Ara akan mempertahankan mereka bu, Ara akan berhenti sekolah sementara jika sudah melahirkan Ara akan melanjutkan sekolah ara" ucapan Ara membuat sang ibu tertegun dengan kata mereka

"Maksud kamu apa Ra? mereka? mereka siapa.?"

"Anak dalam kandungan ku kembar bu"

Tangisan sang Ibu pun pecah sambil mengucapkan istighfar.

"Siapa Ayah dari anak yang kamu kandung.?" Ara menggeleng "Terus sekarang kita meminta pertanggung jawaban kesiapa Nak.?" Ara kembali menggeleng

Ara bingung dia tidak mengingat siapa pria yang telah menggaulinya, membuat benihnya hadir dalam rahim nya.

Ara menceritakan kejadian malam itu terhadap ibunya, sang ibu pun menghela nafas kasar.

"Berapa usia kandungan mu sekarang nak.?" tanya Ibunya

"2 bulan lebih bu, mungkin 10 mingguan"

"Sudah kelihatan bentuk tubuhmu nak walaupun baru sedikit"

"Tapi kan bu aku akan menggunakan kaos yang agak besar"

Ibunya mulai berfikir, "Nak, kita pindah keluar dari sini, ibu takut tekanan dari orang-orang akan membuatmu stress apalagi negara ini sangat menjunjung tinggi kesucian seorang wanita" ibu menjeda ucapan nya "Kita pindah ke luar negeri ya nak, kita memulai hidup baru disana, ibu akan ikhlas menerima mereka cucu-cucu ibu, kita akan membesarkan mereka disana"

"Baik bu"

"Kemasi barang-barang mu sekarang Ara, ibu akan pergi sebentar, setelah ibu kembali kamu sudah harus selesai"

Ara mengemasi beberapa barang-barangnya, tidak banyak karena memang ia tidak memiliki banyak pakaian apalagi yang lain nya, Ara menemukan tas usang nya yang berisi uang dari pria tersebut, ia terisak pelan

"Inikah harga kesucian ku.?" tanya Ara pada dirinya sendiri. Ia mengusap air matanya yang lolos begitu saja. Ara akan memberikan nya pada ibunya nanti.

Semenjak hamil muda dia mudah kelelahan, morning sickness juga ia jarang merasakan nya. Namun selera makan nya naik drastis. Dia berbaring di dipan kasurnya, kasur kapuk. Satu jam kemudian ibunya sudah pulang dan segera mengemasi barang nya mengembalikan baju yang sudah dia gosok ke beberapa tetangganya.

Malam harinya pukul 22.00 mereka akan berangkat dari bandara I menuju ke Negara B.

"Bu kita mau kemana.?" tanya Ara yang sudah agak lelah, berjalan dari pintu masuk menuju kedalam pesawat.

"Nanti kamu akan tau nak"

"Apa aku punya paspor bu.?" tanya Ara kembali

"Ya kamu punya"

Setibanya di bandara internasional Negara B dia menunggu bagasinya, sebelumnya sang ibu sudah memberi info kepada seseorang untuk menjemputnya.

"Selamat datang kembali Nyonya" ucap seorang pria membuat Ara kebingungan, ia baru pertama kali kesini namun sudah di sambut orang tersebut.

"Ya, terimakasih" jawab Ibu dengan tegas.

"Silahkan masuk Nyonya Nona"

Ara di buat kembali bingung saat ia dan ibunya tiba di sebuah rumah mewah. Rumah berlantaikan 2 dan mempunyai halaman yang sangat luas namun ia melihat kesekelilingnya sangat rapih

"Bu, ini rumah siapa.?" tanya Ara

"Ini rumah mendiang kakek dan nenek mu Ara" Ara tertegun mendengar jawaban sang ibu.

Kemudian Ibunya menceritakan kisahnya dengan mendiang kedua orang tuanya bahkan ibu, mempunyai dua adik kembar namun sayang usianya tidak lama mereka meninggal diusia 3 dan 4 bulan setelah di lahirkan. Ara menggangguk dan berfikir apakah kehamilan nya ini adalah turunan dari sang nenek.?
Makanya ia bisa hamil kembar dengan sekali berhubungan dengan pria yang ia tidak ketahui.

Pregnant & Birth StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang