Diva - Part Akhir

10.1K 40 0
                                    

Siang itu udara di kamar semakin panas padahal AC sudah dinyalakan. Mereka berdua sama sama mencapai klimaksnya..

"Istirahat lah sayang"

"Iya om Diva juga sudah sangat lelah sekali"

Siang menjelang sore Wira telah selesai memasak dan hendak membangunkan wanitanya, untuk makan.
Wira melihat Diva yang semakin kesusahan untuk berjalan pun langsung mengambil makanan dan menyuapi nya.

"Diva perutmu semakin turun baby"

"Iya om, bagian sini aku sudah sakit om" ucap diva menunjuk area pinggul nya.

"Kerumah sakit saja yuk"

"Diva nggak mau om,, Diva mau nya om yang bantu lahiran Diva" Diva menggeleng

"Baiklah Diva setelah ini om akan mengecek jalan lahir anak kita yaa"

"Iya om bantu diva"

Wira pernah membaca jika ingin mempercepat dan merangsang kontraksi itu dengan berhubungan intim atau menilin payudara sang ibu hamil untuk merangsang kontraksi pembukaan

"Sayang" Wira mengecek jalan keluar sang anak, yang sangat sempit menurutnya. Dia menekuk kaki Diva dan melebarkan nya memasukan jari nya

"Om sakitt" saat wira memasukan jarinya ke dalam vagina milik Diva

"Kamu sudah merasakan kontraksi?"

"Mungkin Om Diva nggak tahu"

"Sudah memasuki pembukaan 2 sayang, namun jalan lahirnya masih sangat sempit"

"Omm rasanya mulas aaaahhhh, ssssssshhhhh sakit om"

"Sayang, mau om bantu.?" tanya wira, Diva mengangguk pasrah "Tapi tahan ya sayang" ujar Wira dan Wira duduk di sela-sela paha Diva, dan melebarkan nya memasukkan kej4nt4nan nya kembali sambil kakinya menyangga agar tidak menindih Diva

"Ahhh sayang kok makin sempit"

"aoommm sakit" jedanya "ahhhhhhhhh sssshhhhhhh sakit om" ucap Diva yang sudah menangis Wira terus memasukan kej4nt4nannya makin cepat Diva melebarkan kaki nya agar bisa di masuki oleh Wira

"Sayang leher rahim mu terbuka makin lebar" Wira menekuk kaki Diva mengecek nya setelah mengeluarkan pusaka nya "Masih kuat sayang.?" tanya Wira, Diva tidak menjawab tapi Wira kembali menerjang Diva sembari mengurut perutku yang semakin kencang
'sssshhhhhhh aaahhhhhh ssssshhhhh sakit mas' Wira pun terus memaju mundurkan pusakanya dan
Byuuurrrr sepertinya air ketuban Diva sudah pecah.

Dia melanjutkan aksinya dan menilin payudara Diva membuat Diva semakin mengerang kesakitan bagaimana tidak dalam waktu dua jam Wira sudah menaikan 2 pembukaan nya.

"4 sayang" ucap Wira, Diva menggangguk lemah, letih, capek, sakit. namun Wira sangat puas sekali. "Istirahat biar nanti saat persalinan tenagamu tidak terkuras habis"

Diva menuruti perkataan Wira ia pun memaksakan diri untuk tertidur.

"Omm sakit" 'ssshhhhh huuffftttt' 'ssshhhh huuuffffttt' "Ooommm sakit sekali rasanya"
"Om sakit, pinggang Diva sakit Om"

"Atur nafas nya sayang" Wira ikut memperagakan mengatur nafas "Tarik nafas dan buang nafas pelan-pelan sayang"
Setelah beberapa menit reda dan terjeda hanya 30 menit kontraksi mulai muncul.

'sssshhhhh'

"Bagaimana anak kita akan lahir sayang sempit sekali"

"Ooommmm" 'sssssshhhhhh' 'aaaahhhhhhhhh' saat rasa mulas itu mereda Diva mengatur nafas dan meminta berjalan-jalan dan sesekali berjongkok di sekeliling kamar ditemani Wira

''huuuuuhhhhhhh'' Diva mencoba menggoyangkan pinggulnya kekiri dan ke kanan perutnya seakan mengeras dan sesekali sangat kencang.

Setengah jam kemudian rasa mulas nya makin bertambah apalagi sang bayi seakan mendorong keluar membuat Diva menangis dan merasakan sangat kesakitan.

"Omm bantu aku omm, nggak kuat ahhhh sakit" setiap kontraksi datang rasa sakitnya bertambah

"Ahhh Asinya sudah mulai keluar sayang" Wira menilin payudara Diva lalu menghisapnya membuat perut Diva semakin kencang dan merasakan ada dorongan semakin kuat dia pun memasukan pusakanya kedalam dan menggenjotnya.

'sssshhhhhh' 'huh hahhh huhhh hahhhh' "oommm kok makin kencang aaaaahhhhh sakitnya"

Semakin kencang remasan nya semakin kuat pula dorongan yang menekan keluar, rasanya semakin panas dan perih dari jalan lahirnya.

'aaahhhh ooommmm sakitt sssshhhhhhh huhhhh haaah huuhhhh haaahhhh ahhhhh'

Hampir satu jam setengah lamanya wira menilin pucuk merah dan memijat perut Diva membuat diva selalu menjerit kesakitan
'aaaahhhhh' "Ommm aku nggak tahan sakitnya" kontraksi semakin cepat dan teratur.

"Sabar sayang jangan mengejan terlebih dahulu" ujar nya menggenggam tangan ku yaa aku sekarang dengan posisi miring ke kanan dia membuka kakiku melebarkan nya dan memasukan jarinya kedalam nya

"Ommm sakittt ommm"

"Bukaan 9 sayang" dia berkata seperti itu dan meletakkan nya kembali

Wira melanjutkan aksi nya menilih payudara Diva kembali setelah Diva mendapatkan rangsangan, dia semakin liar menatap perut buncit Diva dan menjilati pusarnya membuat rangsangan pada bayinya untuk lebih turin ke area panggulnya

'aaahhhh ssshhhhh om sakit banget' kemudian ada dorongan yang sangat kuat dari dalam seperti akan ada yang keluar dari kemaluan nya "Om kok seperti ada yang keluar"

"Bagus Diva sekarang kalau ada kontraksi dorong yang kuat yaaa"

Eeeeeeeeennnnnnnnnggggggghhhhhh
Eeeeeennnngggghhhhhh
Eeeeeennnnngggghhhhh
"Push Diva"
Eeeeuuuuuuugggghhhhhh huh hah huh hah eeeeeeeeeuuuuuuuuuuggggghhhhhhhh "Sakit sekali Omm aahhhh"
"Terus dorong yang kuat sayang bagus kepalanya sudah mulai terlihat jangan berhenti yahhh" rasa panas dan juga perih saat ada gesekan kepala yang menyembul keluar dan masuk kembali saat Diva berhenti mengejan.
Dua jam lamanya Diva mengejan namun jalan nya yang masih sempit membuat Diva semakin kesakitan.

Akhirnya Wira menghubungi salah seorang kenalan nya untuk membantu persalinan Diva
Eeeeennnnnnnnggggggggghhhhh
"Om sakittt sekali ommm hah hah hah, kepalanya besar om"

Tidak membutuhkan waktu yang lama bidan pun datang,

"Jalan lahirnya terlalu sempit ini Wira kenapa nggak dibawa ke rumah sakit saja sih" gerutu bidan tersebut. Dia mengambil bagian vagina Diva kemudian dia melebarkan kaki diva dan menyuruh Wira untuk membuka dan melebarkan kakinya. "Kalau ada kontraksi dorong yang kuat Diva" bidan tersebut berusaha membuka bibir vagina Diva dengan kedua tangan nya

Eeeeeeeennnnnngggghhhhh huh hah huh hah
Eeeeennnngggghhhhh
"Terus Diva yang kuat"
"Push sayang"
Eeeeeeeuuuuugggghhhhh huuuhhhh
"Omm ini sakit sekali"
eeeeeeeuuuuuuggggghhhhhhgg "Panas Om"
"Push Baby"
"Ommm sakittt"
eeeeeeuuuuuuuuuuggggghhhhhhhhhhhhhh hah hah hah
Eeeeeeeeennnnnnnnnggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhh
Akhirnya kepala sang bayi pun keluar tanpa masuk lagi
'hahhh hahhhh hahhhh' "Sakit om" rasanya panas, perih dan gatal saat kepala sang anak memaksa keluar dari lubang sempitnya. Bidan pun mengecek akankah ada lilitan tali pusat atau tidak dia sedikit menggunting jalan lahir nya

"Kalau belum ada kontraksi lagi istirahat nyonya, jika ada kita mengeluarkan badan nya" lanjut bidan tersebut

Saat kontraksi datang Diva langsung mengejan kembali, sama seperti mengeluarkan kepalanya bahunya juga sangat sakit.
eeeeeeuuuuuuuuuuggggghhhhhhhhhhhhhh huh hah
"Om sakit ooommmm"
eeeeeeuuuuuuuuuuggggghhhhhhhhhhhhhh hah hah hah eeeeeeeeeuuuuuuuuuuggggghhhhhhhhhhhhhhh
erangan panjang berhasil mengeluarkan badan sang bayi.

'Oekkk oekkkk oekkkkk' lengkingan tangisan bayi terdengar diseluruh ruangan membuat ku merasa lega begitu pula wajah tante dan suamiku tersenyum bahagia bahkan Lintang pun tanpa sadar menitihkan air mata nya.

"Terimakasih sayang" ujar wira lalu bertubi-tubi mencium Diva

Pregnant & Birth StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang