Diva - part 2

6.6K 32 0
                                    

Wira menggenjot Diva dengan kecepatan yang kencang,

pluk pluk pluk
kulit mereka bersentuhan,

"aaaaahhhhhh ommmmmm"
Diva pun yang merasakan cairan hangat keluar dari kejantanan Wira, memenuhi perut bagian bawahnya, yaa Wira menyemburkan spermanya kedalam tubuh Diva, membuat rahim nya menghangat.

Diva langsung kelelahan saat Wira mengeluarkan pusakanya. Diva langsung tidur begitu pula dengan Wira, Wira menaikan selimutnya untuk menutupi tubuh polos mereka juga Wira membalikkan tubuh Diva agar menghadap dirinya

"Terimakasih baby"

"Sama-sama om"

Keesokan paginya Wira bangun terlebih dahulu, Ia mematap paras ayu Diva, 'Maafkan aku Bagas (nama ayah Diva) tak seharusnya aku melakukan pada anak mu, harusnya juga semalam aku tak keluar nongkrong dengan teman-teman lucknut itu' ujar wira dalam hatinya walaupun rasa bersalah itu hadir namun perasaan senang melebihi rasa bersalah itu. Tangan wira terulur menyentuh pipi sang gadis yang semalam ia gauli. Diva menggeliat kecil saat tangan Wira menyentuh pipi juga bibir manisnya.

Rasanya wira ingin kembali melumat bibir tipis itu
'Eungh' leguh Diva sambil membuka matanya

"Pagi om" sapa Diva mengecup singkat bibif Wira membuat wira terkejut. Dia hendak bangun namun area selangkangan nya perih 'Awhh' ringisnya pelan namun inti tubuhnya sangat sakit dan perih.

"Masih sakit.?"

"Masih om, hiks hiks sakit om"

"Maafkan om harus nya semalam kamu juga nggak perlu membantu om"

Wira bangkit lalu ia menggendong tubuh polos Diva, memasukan nya kedalam kamar mandi mendudukan nya di closet ia segera mengisi bath ub nya dengan air hangat, dirasa sudah hangat kembali wira menggendong tubuh Diva kedalam air hangat tersebut, Diva tersenyum saat pusaka Wira kembali tegak saat kulit mereka bersentuhan.

Wira hendak keluar namun di cegah Diva "Om nggak mau mandi bareng dengan ku.?"

"Nggak Diva"

"Kenapa om.?"

'Ini anak terlalu polos atau emang pura-pura polos sih' gerutu Wira dalam hati "Yang ada kita nggak mandi Diva"

"Tidak apa-apa om kalau om mau lagi"

"Yakin nih ronde 2.?"
fikiran wira sudah terisi dengan hal tersebut hingga ia tersenyum smirk.

"Iya om ayo masuk"

Wira masuk dan memposisikan diri dibawah Diva, tangan nya meremas payudara diva dan penisnya sudah menggesek-gesek an di area sensitif Diva membuat diva meleguh dan mendesah..

Diva di balikkan menghadap Wira posisi mereka berhadapan, penis nya sudah berdiri dan lubang kewanitaan Diva masih rapet "Buka kakinya baby" diva menurut dan membuka kakinya, Wira dengan pelan mendudukan Diva diatasnya

"Sssshhhhh, Aaaaakkkhhhh" desain Diva saat lubang diva menenggelamkan pusaka milik Wira,

"Mulailah bergerak sayang" Diva dengan nalurinya Diva mulai menggerakkan badan nya, tangan nakal Wira pun tidak tinggal diam dia meremas kedua payudara Diva.

Mulut nya pun tidak tinggal diam mereka kembali saling melumat hingga bertukar saling. Mereka berendam hingga satu jam kemudian. Perut keroncongan Diva lah yang menghentikan aksi panas mereka.

Mereka makan dan Wira pun mengatakan bahwa ia harus keluar kota, membuat nya meninggalkan Diva sendiri dirumah atau ia mau ikut, Diva menggeleng ia akan menunggu Wira dirumah saja.

Dua setengah bulan berlalu. Sudah satu minggu belakangan ini Diva setiap pagi mual dan muntah, pagi ini setelah bangun tidur perutnya bergejolak membuat dirinya langsung berlari kedalam bilik toilet.

Wira yang baru pulang dari luar kota hendak memberikan oleh-oleh mendengar Diva muntah muntah pun langsung berlari menuju kamar mandi di Kamar diva.

Setelah enakan Diva pun mengatakan bahwa ia sudah seminggu ini mual dan muntah di pagi hari. Wira bertanya apakah pagi ini sudah kencing atau belum, dia menggeleng Wira pun menyuruh jika kencing di tampung kedalam wadah membuat Diva bingung. Wira langsung pergi ke apotik membeli beberapa alat tes kehamilan.

Tes tersebut menunjukan dua garis yang menandakan bahwa Diva sedang mengandung anaknya, membuat Wira sangat senang dan berkali-kali mengecup kening juga pipi serta bibir Diva.

Enam bulan berlalu kini kandungan Diva sudah sangat membesar, Diva tidak pernah memeriksakan kehamilan nya. Diva sedang berada di dapur, tiba-tiba saja dari arah belakang Wira memeluknya,

"Ahhh sudah sangat turun sayang perutmu" ujar Wira

"Iya om, tidur ku juga nggak nyenyak" jeda Diva "Om lepasin aku sedang masak buat makan siang kita" Namun bukan wira kalau dia tidak nakal

Tiba-tiba 'Aahhhh' Diva mendesah saat tangan Wira dengan nakal meremas kedua payudaranya

"Semakin besar saja sekarang" ujar wira membuat Diva bersemu merah.

Tangan nya mematikan kompor dan membuat Diva berbalik kearahnya, dengan sigap wira menggendong tubuh nya, tangan nya di kalungkan ke leher Wira. Membawanya ke kamar tamu.

"Baby aku sangat merindukan mu"

"Om kan udah tiap hari"

"Kurang sayang, mana liat kamu memakai pakaian ini" Diva menggunakan dress yang membentuk lekuk tubuhnya, dengan perut buncit dan juga pusar yang menyembul keluar membuat gairah Wira semakin meningkat

Wira melumat bibir itu tangan nakalnya merobek dress itu, memperlihatkan tubuh wanitanya dengan perut nya yang membuncit, pusarnya menyembul keluar juga payudara yang makin berisi.

"Kok kamu nggak pakai pakaian dalam.?" tanya Wira

"Nggak enak om, ah om curang nih" gerutu Diva melihat dirinya sudah tidak memakai sehelai benang pun sedangkan wira masih berpakaian lengkap, "Om Diva boleh yang melepaskan pakaian om.?" Wira mengangguk membuat Diva memekik kegirangan "Yey"

Diva segera melucuti pakaian Wira, "Kamu siap baby"

"Lakukan lah om aku juga menginginkan om" ucap Diva malu-malu.

Wira kembali meremas payudara milik Diva membuat diva mendesah apalagi saat cairan berwarna putih keluar dari payudara nya Wira memekik kesenangan lalu menghisapnya pelan

"Uhhh ommm"

"Enak Diva"

Perut Diva mengeras dan kencang 'Aaahhhh ommm perutku kencang'

Wira segera melepaskan payudara Diva dan meraba perut Diva "Ahhh iya" Wira mengelus perut buncit itu hingga sang bayi menendang nya dengan kuat

'Aah...' pekik Diva saat kaki bayinya menendang dengan kuat membut jejak nya menonjol keluar.

"Sayang jangan bikin mamah mu kesakitan yahh, malam ini mamah mu milik papah dulu, pinjem bentar yaa"

dug 'Aahhh..' cup bibir wira menyentuh perut diva beberapa kali.

Wira kembali tersenyum menyeringai, dan menarik tubuh Diva dengan pelan untuk duduk diatas nya, wira duduk di sisi ranjang Diva juga memposisikan dirinya diatas Wira, kaki diva di tekuk untuk menopang bobot tubuh dan bayinya, Diva juga memposisikan lubang vaginanya tepat diatas penis wira, 'Ahhhhhh' saat dia memasukan penis wira kedalam lubang vaginanya.
Wira tersenyum saat lubang vagina Diva menjepit pusakanya. Diva menggerakkan tubuhnya pelan, membuat birahi wira meningkat, sedangkan diva sudah mencapai klimaks nya, cairan berwarna putih telah membasahi penis Wira. membuat Diva lelah. namun Wira belum.

"Baby aku belum"

Wira telah membalikkan keadaan Diva di dudukan di tepi janjang dan di ganjal oleh beberapa bantal, Dia membuka kaki Diva melihat vagina Diva sudah menonjol keluar.
Memasukan kembali kedalam nya Diva pun memegangi perut bagian bawahnya agar meminimalisir goncangan.


Pregnant & Birth StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang