bagian 46.5

1.3K 78 4
                                    

Pertengkarannya dengan Berlian berakhir membaik kembali. Javier akhirnya menurunkan ego untuk meminta maaf lebih dulu pada gadisnya. Mengingat Berlian sebentar lagi lulus dari smanya.

Lalu hari ini mereka akan bertemu kembali. Tepat di hari kelulusan Berlian .

Sebenarnya Javier dan Berlian memang belum bertemu sejak keduanya berbaikan. Hanya lewat komunikasi saja lewat obrolan dalam sebuah aplikasi pesan.

Javier sudah menyiapkan sebuah hadiah. Berupa gelang berlian. Hasil dari pekerjaan berupa balapan liar dan ya... pekerjaan lain yang memang menyimpang dari norma. Javier mana mungkin bisa membeli sebiji batu berlian jika mengandalkan uang orang tuanya yang bahkan tak seberapa.

Tapi sebelum itu Javier harus pulang dulu ke kediaman kakeknya. Ada barang lain yang harus dirinya ambil.

Dan Javier tak tau bahwa kehancuran untuknya sedang menunggu. Hasil dari perbuatan culasnya yang tak bisa lagi Javier tutupi bangkainya.

***

"Wah! Datang sendiri rupanya bajingan kecil satu ini. Padahal tadi kakek mau menghubungi kamu Javier."

Kedatangan Javier disambut Prayudha dengan tatapan tajamnya. Nafas pria tua itu memburu dengan rahang yang mengetat keras. Seolah sudah terlalu lama menahan emosinya.

Lalu yang paling Javier tak sangka ada seorang gadis yang kini sedang duduk dengan menunduk. Rambut panjangnya menutupi wajahnya. Tapi tak menghalangi Javier untuk tak mengenali gadis itu. Jelas. Siapa lagi kalau bukan selir dalam hidupnya.

Lalu bagaimana bisa gadis itu masuk ke kediaman Prayudha? Ada hal apa sampai gadis itu nekat mengunjungi kakeknya?

Suasana ruang tamu di rumah Prayudha pun jadi panas. Hanya ada tiga manusia tapi dengan emosi yang berbeda. Saling melingkupi dengan aura permusuhan yang makin terlihat.

"Duduk Javier!" Perintah Prayudha. Dan Javier tanpa kata segera menurutinya. Duduk berhadapan dengan gadis itu.

"Kamu kenal gadis ini?" Prayudha memulai sesi untuk mengintrogasi Javier.

Javier ingin sekali berbuat seenaknya seperti biasanya. Menghiraukan semua perkataan ataupun pertanyaan Prayudha. Tapi entahlah. Kali ini Javier malah tunduk pada Prayudha.

"Dia Yasmine."

"Berarti benarlah kamu ayah dari bayi yang sekarang dikandung Yasmine." Tepat setelah mengatakannya gadis yang dipanggil Yasmine pun mulai mengangkat kepala. Balik menatap Javier yang sekarang begitu dingin padanya. Padahal dua minggu yang lalu pria itu bersikap sangat manis padanya sampai Yasmine terlena.

"Kakek bicara apa? Javier? Bakal jadi ayah? Bagaimana bisa? Sedang Javier saja gak pernah bersinggungan dengan gadis ini. Javier hanya tau namanya saja." Javier dengan tenang berkelit. Tak menunjukkan wajah yang meledak-ledak seolah memang benar seperti yang dituduhkan Prayudha. Sebaik mungkin memainkan peran. Tak mau rencananya gagal begitu saja hanya karena Yasmine sialan yang tak mendengar perintahnya.

"Jawab dengan jujur Javier! Yasmine datang tadi dengan wajah ketakutannya. Dan dengan terbatanya mengatakan hal yang kakek sudah sangka bahwa kamu akan mengikuti jejak ayahmu. Bajingan kecil kayak kamu ini ternyata tak bisa belajar dari kesalahan papi dan mamimu. Sudah dari lama kakek ingin merangkul kamu, mengajak kamu untuk lebih dekat dengan keluarga. Tapi, kamu terlalu liar. Seringkali berontak. Anak buah kakek saja yang mengintai kamu selalu hilang entah kemana. Kakek makin susah untuk mengontrol kelakuan kamu. Lalu kakek kecolongan karena akhirnya kamu malah mengikuti jejak Damian. Kakek kecewa Javier. Marah tentu saja. Kalau ingin... kakek bahkan akan menendang wajah songong kamu itu. Tapi, kakek menahannya karena ada Yasmine disini. Dia tadi sampai mohon-mohon untuk tak melukai kamu. Yasmine sudah pasang badan dengan mengatakan bahwa ini kesalahannya yang tak mampu menjaga diri yang akhirnya terbawa sama rayuan kamu."

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang